06 Mei 2024
17:57 WIB
Wanita Lebih Berisiko Depresi Saat Perimenopause
Saat seorang wanita memasuki tahapan perimenopause lebih berisiko mengalami depresi. Perimenopause sendiri merupakan tahapan sebelum memasuki menopause.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi perimenopause atau menopause. Shutterstock/Fauzi Muda
JAKARTA - Seorang wanita yang memasuki tahap perimenopause berisiko mengalami depresi. Perimenopause adalah periode sebelum seorang wanita mengalami menopause, yang ditandai dengan penurunan fungsi ovarium secara bertahap.
Biasanya, tahap ini terjadi sekitar tiga sampai lima tahun sebelum menopause. Seperti dilansir dari Medical Daily mengutip Antara, pada tahap tersebut kadar estrogen dan progesteron mulai berfluktuasi sehingga menyebabkan gejala menopause, termasuk perubahan suasana hati dan siklus menstruasi yang tidak teratur.
Studi terbaru yang diterbitkan dalam Journal of Affective Disorders menunjukkan, terdapat peningkatan risiko depresi pada wanita yang mengalami tahap perimenopause sebesar 40%, dibandingkan dengan tahap pramenopause (rentang waktu sejak menstruasi pertama hingga tahap perimenopause).
Temuan ini didasarkan pada meta-analisis dari tujuh penelitian yang melibatkan 9.141 wanita dari seluruh dunia yang mengevaluasi bagaimana berbagai tahapan menopause dikaitkan dengan depresi.
Seorang peneliti, Dr. Roopal Desai menjelaskan, studi tersebut menekankan pentingnya mengakui bahwa wanita dalam tahap kehidupan ini lebih rentan mengalami depresi. Penelitian itu juga menggarisbawahi perlunya untuk memberikan dukungan dan pemeriksaan bagi perempuan, guna membantu mengatasi kebutuhan kesehatan mental mereka secara efektif.
"Perempuan menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam hidup mereka untuk menghadapi gejala-gejala menopause yang dapat berdampak besar pada kesejahteraan dan kualitas hidup mereka. Temuan kami menunjukkan betapa signifikannya penderitaan kesehatan mental perempuan perimenopause selama masa ini," kata peneliti lain, Profesor Aimee Spector.
Spector menilai, diperlukan kesadaran dan dukungan yang lebih besar untuk mengatasi gejala-gejala tersebut, memastikan mereka menerima bantuan dan perawatan yang tepat baik secara medis, di tempat kerja dan di rumah.
Walaupun demikian, penelitian tersebut tidak menemukan peningkatan risiko depresi secara signifikan pada tahap pascamenopause dibandingkan wanita pramenopause.
Ada keterbatasan tertentu dalam penelitian itu, yaitu kriteria dan ukuran yang digunakan dalam berbagai penelitian untuk mengevaluasi tahap menopause dan depresi bervariasi sehingga menyebabkan variabilitas pada beberapa hasil. Selain itu, hanya ada penelitian terbatas yang membandingkan tahap perimenopause dan pascamenopause.