15 Juni 2024
16:08 WIB
Wanita Dengan Kondisi PCOS Tak Selalu Harus Jalani Program Bayi Tabung
Program bayi tabung menjadi pilihan terakhir, di mana wanita dengan kondisi PCOS masih mungkin hamil secara alami atau dengan metode inseminasi.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi kehamilan. Unsplash
JAKARTA - Memiliki keturunan merupakan impian hampir semua orang. Sayangnya, tidak semua pasangan mudah bisa mendapatkan keturunan. Terdapat berbagai permasalahan kesehatan pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan pasangan sulit memiliki keturunan. Salah satu yang paling banyak terjadi adalah PCOS atau Sindrom Polikistik Ovarium.
PCOS merupakan jenis gangguan hormonal di mana sel telur tidak bisa matang. Akibatnya, siklus menstruasi menjadi jarang dan sel sperma akan sulit untuk membuahi karena sel telur tidak matang atau belum siap dibuahi. Dari sana, memiliki keturunan pun akan menjadi tantangan bagi pasangan dengan kondisi ini.
Biasanya saat diketahui mengalami PCOS, pasien akan langsung tergesa-gesa untuk menjalankan program bayi tabung supaya bisa segera mengandung. Namun, kepala TRB Smart Fertility Clinic Evasari, dr. Cepi Teguh Pramayadi mengatakan kalau wanita dengan PCOS tidak harus langsung melakukan program bayi tabung. Pasalnya, bayi tabung merupakan pilihan terakhir untuk mendapatkan keturunan.
"Sebetulnya tidak langsung bayi tabung. Bayi tabung itu pilihan terakhir pada saat program alami dan inseminasi tidak berhasil, barulah kemudian dilakukan bayi tabung," kata dr. Cepi dalam konferensi pers Smart Fertility Clinic di Jakarta, Jumat (14/6).
Pada pasangan dengan PCOS, mereka akan diminta untuk mencoba untuk melakukan program kehamilan secara alami terlebih dahulu. Apabila tidak kunjung hamil, maka kemudian dilakukan inseminasi. Inseminasi merupakan metode yang dilakukan dengan cara memasukkan sperma berkualitas yang telah diseleksi dan dipilih ke dalam rongga rahim.
Cara tersebut dapat meningkatkan kehamilan dengan menghilangkan faktor serviks dan antibodi sperma. Jika pasangan masih belum berhasil mendapatkan keturunan juga, maka barulah dilakukan program bayi tabung. Bayi tabung sendiri adalah prosedur reproduksi di mana sel telur dan sel sperma dipertemukan dan dilakukan pembuahan di luar tubuh wanita.
Embrio yang terbentuk dari pembuahan tersebut lalu ditempatkan kembali ke dalam rahim wanita agar dapat berkembang menjadi janin dan bayi. Dibandingkan dengan inseminasi, program bayi tabung memang mempunyai tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Bahkan tingkat keberhasilan di Smart Fertility Clinic mencapai 70% untuk program ini.
Namun di samping itu, dr. Cepi juga menyarankan agar pasangan melakukan perubahan gaya hidup yang lebih sehat agar bisa meningkatkan keberhasilan kehamilan. Mulai dari mengonsumsi makanan bergizi seimbang, melakukan aktivitas fisik secara teratur, kelola stres dengan baik, istirahat yang cukup, menjaga berat badan ideal, hingga menghindari rokok dan alkohol.