02 Oktober 2025
12:27 WIB
Waktu Tepat Terapi Psikilogi Remaja Kecanduan Gadget
Ciri-ciri umum remaja yang mengalami kecanduan gadget dan membutuhkan pertolongan profesional.
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi cahaya biru pada layar gadget ponsel. Shutterstock/OHishiapply
JAKARTA - Kecanduan gadget kini menjadi salah satu masalah yang cukup banyak ditemui oleh remaja di Indonesia. Data menyebutkan sebanyak 34% dari 68 juta remaja usia 10-24 tahun mengalami kecanduan gadget dan menyebabkan rasa kesepian.
Kondisi kecanduan ini bisa berujung pada stres hingga mengganggu kesehatan mental, karena penggunaan gawai yang mendominasi dalam kegiatan sehari-hari. Karenanya, dibutuhkan intervensi tenaga ahli ataupun profesional yang mengalami kecanduan gadget ketika sudah mengganggu keseharian.
Psikolog klinis forensik lulusan Universitas Indonesia (UI) Kasandra Putranto, menjelaskan beberapa ciri umum dari remaja yang mengalami kecanduan gadget dan membutuhkan pertolongan profesional, salah satunya saat fungsi akademik dan nilai sekolah menurun drastis akibat remaja terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gadget.
Lalu, saat remaja mengalami gangguan emosi dan perilaku, misalnya menjadi lebih mudah marah, cemas berlebihan, bahkan panik jika tidak memegang gadget.
Anak remaja yang kecanduan gadget biasanya juga kehilangan minat pada aktivitas lain dan tidak menyukai interaksi langsung dengan keluarga ataupun teman di ruang nyata.
Ciri lainnya yang perlu diwaspadai adalah saat anak mengalami gangguan tidur dan masalah fisik seperti sakit kepala dan nyeri mata akibat terlalu sering terpapar gadget.
"Pada titik ini, psikolog dapat membantu dengan terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy /CBT) untuk melatih kontrol diri dan mengganti kebiasaan," kata Kasandra, seperti dikutip dari Antara.
Apabila ternyata gejala kecanduan gadget sudah terlalu berat dan melibatkan gangguan emosi yang serius seperti depresi atau kecemasan klinis, maka intervensi psikater dibutuhkan untuk penanganan lebih lanjut termasuk kemungkinan terapi medis bila diperlukan.
Bagi remaja yang ingin melepaskan diri dari kecanduan gadget, Kasandra membagikan beberapa kiat singkat mulai dari pemantauan mandiri hingga detoks digital.
Lewat pemantauan mandiri artinya secara sadar remaja mencatat waktu penggunaan gadget setiap harinya, dengan demikian ia bisa memiliki kesadaran terhadap pola dan kebiasaan terpapar gawai.
Ketika sudah mengetahui pola dan kebiasaan digitalnya, remaja bisa membatasi durasi penggunaan gadget misalnya menjadi 1-2 jam untuk melakukan kegiatan produktif di gadgetnya.
Apabila merasa masih belum cukup, remaja juga bisa mencari kebiasaan baru saat dorongan membuka gadget begitu kuat. Misalnya dengan membaca buku, menulis jurnal, atau berolahraga.
Terakhir, detoks digital juga dapat dilakukan utamanya ketika melakukan kegiatan harian dasar seperti saat akan tidur ataupun saat akan makan bersama keluarga.
"Yang paling penting adalah kesadaran diri bahwa penggunaan gadget sudah berlebihan, kemudian secara bertahap menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih sehat," demikian dipaparkan Kasandra Putranto.