c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

03 Agustus 2021

18:17 WIB

Wajah Ekstrakurikuler Sekolah Di Tengah Pandemi

Ada nilai-nilai penting yang bisa didapat oleh anak-anak lewat kegiatan ekskul

Penulis: Chatelia Noer Cholby

Editor: Satrio Wicaksono

Wajah Ekstrakurikuler Sekolah Di Tengah Pandemi
Wajah Ekstrakurikuler Sekolah Di Tengah Pandemi
Anggota Gerakan Pramuka mengikuti apel kesiapsiagaan di Wiladatika, Jakarta Timur. Antara foto/dok

JAKARTA – Bicara soal pendidikan anak di sekolah, bukan hanya sebatas aktivitas akademik. Namun, kegiatan ekstrakurikuler juga mempunyai peran penting. Pasalnya, kegiatan yang identik di luar kelas ini mampu membantu anak dalam mengembangkan potensi dirinya.

Tidak hanya itu, anak juga dapat belajar beberapa hal yang tak didapatkan dari kegiatan akademik. Misalnya, jiwa kepemimpinan, kerja sama antar tim, belajar sportif, serta menyalurkan energi dan kreativitas.

Sayangnya, kegiatan yang paling disukai anak-anak itu harus mengalami perubahan karena kondisi pandemi covid-19. Yunita Kwartarani, M.Pd, guru SD Islam Al-Ikhlas mengatakan, beberapa aktivitas ekstrakurikuler tetap dijalankan secara daring melalui aplikasi Zoom.

"Beberapa ekskul yang tidak bisa dilakukan via online, terpaksa kami tiadakan terlebih dahulu. Namun, kami tidak mengurangi minat dan bakat anak-anak," ujarnya saat dihubungi oleh Validnews, Selasa (3/8).

Bila ekskul Pramuka biasa dilakukan di luar kelas, maka kini kegiatannya dilakukan secara online. Mungkin pelaksanaannya berbeda, namun tetap menanamkan jiwa kepemimpinan dan kerja sama setiap anggota.

Dengan membagi para siswa ke dalam beberapa kelompok, setiap ketua akan diberikan permasalahan oleh pembina pramuka. Lalu, ketua kelompok akan meramu permasalahan bersama kelompoknya dengan batasan waktu tertentu.

“Jadi, kepemimpinan ini juga bisa diajarkan lewat breakout room Zoom dalam ekstrakurikuler pramuka secara online,” tuturnya.

Menurut Yunita, antusiasme anak-anak itu cukup tinggi saat kegiatan pramuka tersebut. Hal ini karena setiap kelompok berlomba untuk bisa menyelesaikan masalah. Euforia yang dirasakan pun hampir mirip saat melaksanakan ekskul di outdoor.

Tentunya, perubahan tersebut sempat tidak diterima oleh para siswa. Kegiatan online dirasa sangat membosankan, sehingga banyak anak-anak yang kurang tertarik mengikutinya. Hingga akhirnya para guru tersebut mencoba menyusun strategi pembelajaran pramuka yang menarik.

"Perubahan aktivitas tersebut, tentu tidak mudah diterima oleh para siswa. Sebab, siswa SD itu adalah anak-anak yang suka bergerak. Alhasil, kami pun mencoba membuat game yang dapat menghibur. Namun, tetap sesuai dengan materi ekskul tersebut,” jelasnya.

Psikolog Alva Paramitha mengatakan, usia anak-anak SD itu masih dalam masa berkembang. Selain belajar, mereka membutuhkan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Hal ini akan mempengaruhi perkembangan emosional si anak.

“Anak-anak punya kebutuhan yang tidak bisa dikekang, seperti bermain. Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi, maka anak akan mengalami stress hingga gangguan mental,” terangnya saat dihubungi Validnews, Senin (2/8).

Oleh sebab itu, para orang tua perlu kreatif untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya tersebut. Misalnya, orang tua mengajarkan olahraga di halaman rumah setiap pagi kepada buah hatinya. Kemudian, menyediakan waktu bermain bersama anak-anak selama masa pandemi.

"Kegiatan-kegiatan pengganti tersebut penting untuk perkembangan motorik anak-anak agar tidak terhambat," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar