04 Juli 2024
15:13 WIB
Virus West Nile; Kenali Gejala Dan Bagaimana Penularannya
West Nile merupakan jenis virus yang ditularkan oleh nyamuk, biasanya gejala bersifat ringan seperti flu atau tanpa gejala sekalipun. Jika semakin parah, virus ini bisa menyebabkan peradangan otak.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi virus West Nile .Sumber: Shutterstock/Arif biswas
JAKARTA - Saat ini, Israel, khususnya di Israel Tengah, sedang mengalami wabah virus mematikan yang dikenal sebagai West Nile. Menurut laman Jerusalem Post, delapan orang dirawat di unit perawatan intensif rumah sakit dalam keadaan kritis dan diberikan bius.
Sementara itu, di rumah sakit Sheba Medical Center, enam pasien sedang menjalani perawatan dengan tiga di antaranya dalam kondisi kritis. Lalu, lima pasien dinyatakan meninggal di Rabin Medical Center-Beilinson Campus dan delapan kasus lainnya masih belum teridentifikasi.
Lantas, apa itu virus West Nile dan mengapa begitu mematikan?
Melansir laman John Hopkins Medicine, West Nile adalah jenis virus yang ditularkan oleh nyamuk. Virus ini dapat menginfeksi manusia ketika seseorang digigit oleh nyamuk betina yang telah terinfeksi virus West Nile sebelumnya.
Nyamuk biasanya terinfeksi virus West Nile setelah menggigit burung yang membawa virus tersebut, seperti gagak dan jay pembawa virus ini. Selain itu, setidaknya 110 spesies burung lain juga dapat membawa virus tersebut.
Virus West Nile tidak menular dari manusia ke manusia melalui kontak langsung. Namun, ada beberapa kasus di mana virus ini telah menyebar melalui transplantasi organ.
Infeksi virus West Nile umumnya terjadi pada pertengahan hingga akhir musim panas dan awal musim gugur di daerah beriklim sedang. Namun, di iklim selatan, infeksi ini bisa terjadi sepanjang tahun.
Virus ini biasanya tidak menimbulkan gejala atau hanya menyebabkan penyakit ringan flu seperti demam, sakit kepala, lemas, nyeri sendi dan otot, ruam, mual dan diare. Namun ada juga beberapa kasus yang muncul tanpa gejala apapun.
Orang-orang yang terinfeksi virus West Nile umumnya mengalami penyakit ringan dan pulih sepenuhnya. Namun, penyakit ini bisa menjadi parah terutama pada beberapa kasus karena kemampuannya untuk menyebabkan infeksi serius pada sistem saraf manusia.
Virus West Nile dapat menyebabkan peradangan pada otak (ensefalitis) dan lapisan luar otak serta sumsum tulang belakang (meningitis). Ini dapat mengakibatkan gejala serius seperti sakit kepala hebat, demam tinggi, kejang, kebingungan, bahkan koma dalam kasus yang parah.
Selain itu, orang lebih tua dan memiliki sistem kekebalan tubuh lemah yakni orang-orang yang menjalani kemoterapi atau memiliki penyakit autoimun lebih rentan terhadap komplikasi serius dari infeksi virus West Nile. Mereka mungkin mengalami gejala yang lebih parah dan membutuhkan perawatan medis intensif.
Belum Ada Vaksin
Sayangnya, hingga saat ini belum ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi virus West Nile. Namun, CDC merekomendasikan langkah-langkah untuk mencegah gigitan nyamuk dan penularan virus.
Adapun yang perlu diantisipasi adalah dengan menggunakan penolak serangga yang disetujui EPA seperti DEET, picaridin, IR3535, minyak lemon eucalyptus (OLE), para-menthane-diol (PMD), atau 2-undecanone saat berada di luar ruangan. Jika menyemprotkan pakaian, jangan langsung menyemprotkan penolak ke kulit di bawah pakaian.
Lalu, kenakan pakaian lengan dan celana panjang yang dirawat dengan penolak nyamuk seperti permetrin, DEET, atau produk lain yang disetujui EPA untuk pakaian. Hal ini karena nyamuk bisa menggigit melalui pakaian tipis. Jangan langsung mengoleskan penolak yang mengandung permetrin ke kulit yang terpapar.
Pertimbangkan untuk tinggal di dalam rumah saat fajar, senja, dan sore hari, karena ini adalah waktu yang paling aktif bagi nyamuk, terutama yang membawa virus West Nile. Kemudian, batasi tempat-tempat di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat bertelur bagi nyamuk dengan menghilangkan sumber air yang berdiri, seperti genangan air.
Langkah-langkah ini membantu mengurangi risiko terkena gigitan nyamuk dan penularan virus West Nile. Namun, untuk memeriksa infeksi, penyedia layanan kesehatan dapat memesan tes darah untuk menguji antibodi terhadap virus ini.
Selain itu, mereka juga dapat melakukan tusukan tulang belakang (lumbal) untuk mengambil sampel cairan serebrospinal guna menguji adanya tanda-tanda infeksi yang terkait dengan virus West Nile.