22 Februari 2023
19:08 WIB
Penulis: Mahareta Iqbal
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Selain dikenal dengan keindahan pesisirnya, Tanjung Pinang juga menyimpan sejarah panjang, mulai dari pusat kerajaan Riau (Lingga) hingga sekarang berkembang menjadi salah satu daerah dengan ragam pariwisata.
Keberadaan etnis Tionghoa sebagai salah satu etnis terbesar di sana, membuat Tanjung Pinang memiliki beberapa vihara sebagai tempat beribadah umat Buddha.
Nah, salah satu vihara yang sejak tahun 2017 menjadi sorotan banyak wisatawan ialah Vihara Ksitigarbha Bodhisattva.
Vihara Ksitigarbha Bodhisattva merupakan tempat ibadah yang juga diresmikan sebagai kawasan wisata religi. Vihara ini dibangun dalam kurun waktu kurang lebih sekitar 14 tahun dan mulai diresmikan pada tanggal 10 Februari 2017.
Setelah diresmikan, vihara ini tidak pernah sepi dari wisatawan, baik wisatawan lokal atau mancanegara yang ingin berkunjung karena ibadah ataupun sekadar berwisata.
Dilansir dari berbagai sumber, Vihara Ksitigarbha Bodhisattva memang sedikit berbeda dari vihara di Indonesia pada umumnya. Meski dikenal dengan julukan Vihara Seribu Wajah, jumlah patung-patung yang berderet di area vihara ini tidak benar-benar seribu, tetapi jumlahnya lebih dari 500 patung louhan.
Saat memasuki kompleks vihara dan melewati bangunan besar seperti gerbang kota kuno, wisatawan seakan-akan dibawa terhanyut ke sebuah negeri nan jauh.
Batu-batunya tersusun rapi hingga membentuk sebuah bangunan besar. Di atasnya terdapat bangunan dengan atap bertingkat khas Tiongkok dengan hiasan patung naga. Nuansanya sekilas mirip dengan pemandangan di Forbidden City atau Kota Terlarang yang ada di China.
Tampilan vihara ini memang tampak begitu megah dengan gapura besar, patung berukuran raksasa dan tembok-tembok di belakangnya yang menyerupai benteng. Di dalam area Vihara Ksitigarbha Bodhisattva terdapat setidaknya 40 patung dewa-dewa dalam kepercayaan Buddha.
Ada pula patung Ksitigarbha yang begitu megah dan terletak di gerbang raksasa dengan gaya China kuno. Kemudian, terdapat tiga Bodhisattva agung seperti Bodhisattva Wen Shu yang duduk di atas singa, Bodhisattva Puxian yang sedang duduk di atas gajah dan Guan Yin yang memegang pohon willow.

Dalam Buddhisme di Asia Timur, Ksitigarbha dikenal sebagai seorang Bodhisattva Mahasattva, yang biasa dimanifestasikan dalam bentuk rupa seorang Bhikkhu.
Selain karena bangunan vihara yang megah, salah satu daya tarik wisatawan berkunjung ke Vihara Ksitigarbha Bodhisattva adalah karena keberadaan 500 patung-patung louhan.
Ratusan patung yang dibuat dari bahan granit tersebut rata-rata memiliki tinggi sekitar 1,7-2 meter dan diukir langsung oleh seniman China. Patung-patung tersebut didapatkan dari para donatur. Para donatur dapat memilih louhan seperti apa yang mereka inginkan, kemudian dibuatkan patungnya langsung di China.
Nantinya, di bawah patung tersebut akan dituliskan nama donatur atau nama keluarga, bahkan nama perusahaan sebagai bentuk penghargaan. Terlebih lagi, panitia dari Yayasan Ling Shan Ji Yu Si akan mencetak sertifikat pula atas nama donatur tersebut. Untuk diketahui, garansi dari patung tersebut sampai 500 tahun lho.
Bukan sembarang patung, louhan atau arahat adalah sebutan bagi mereka yang telah mencapai tingkat kesucian tertinggi dalam ajaran Buddha dan merupakan murid dari Sang Buddha.
Setiap patung di vihara ini berderet sangat rapi dan memiliki ekspresi berbeda satu sama lain. Bahkan, tidak ada patung yang sama persis di antara ratusan patung yang ada di sana.
Patung louhan dapat diwujudkan dalam berbagai ekspresi yang menggambarkan sifat serta karakter manusia. Ada yang menampilkan ekspresi tersenyum, bahagia, sedih, lucu, konyol, marah dan lain-lain.
Karakter ini dianggap menggambarkan sifat manusia yang berbeda-beda. Selain ekspresi, patung juga dibuat dengan aksesori berbeda, misalnya membawa lonceng, mengenakan topi, memegang tongkat, tasbih, kendi labu dan sebagainya.
Selain itu, pemandangan di kanan-kiri jalan menuju vihara juga cukup indah. Wisatawan bisa menyaksikan berbagai macam tanaman bahkan kebun-kebun milik masyarakat sekitar, sehingga perjalanan tidak akan terasa melelahkan.
Halaman vihara juga terbilang cukup luas, sehingga dapat digunakan untuk bermain bagi anak-anak. Tak hanya itu, di vihara ini juga tersedia banyak tempat yang dapat digunakan untuk duduk-duduk sambil menikmati indahnya pesona vihara.
Jika ingin berkunjung ke tempat ini pada hari-hari biasa, sebaiknya wisatawan berkunjung di pagi hari atau sore hari menjelang matahari tenggelam. Di waktu-waktu tersebut pemandangan di sekitar patung akan lebih menarik karena patung akan terkena paparan sinar matahari sehingga menimbulkan warna kuning keemasan.
Vihara Ksitigarbha Bodhisattva dapat dikunjungi oleh wisatawan mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.