c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

22 Desember 2023

16:43 WIB

Usul Jalur Rempah Sebagai Warisan Budaya Dunia Butuh Kajian Akademis

Pengusulan ini masih terkendala pembangunan narasi, penyebaran pengetahuan hingga sokongan kajian-kajian akademis untuk merekonstruksi Jalur Rempah di masa kini.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

Usul Jalur Rempah Sebagai Warisan Budaya Dunia Butuh Kajian Akademis
Usul Jalur Rempah Sebagai Warisan Budaya Dunia Butuh Kajian Akademis
Kemendikbudristek menggelar "Susur Kultur", publikasi hasil kegiatan residensi Jalur Rempah di Universitas Indonesia, Kamis (21/12). Dok. Kemendikbudristek

JAKARTA - Pemerintah Indonesia tengah gencar mempromosikan Jalur Rempah di tingkat dunia. Jalur Rempah yang dianggap jalur budaya yang mencakup sejarah nusantara hingga dunia, dicanangkan untuk menjadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
 
Namun, hingga saat ini pengusulan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO masih belum mencapai titik terang. Ada banyak pekerjaan rumah bagi Indonesia selaku pengusul, di antaranya pembangunan narasi, penyebaran pengetahuan hingga sokongan kajian-kajian akademis untuk merekonstruksi Jalur Rempah di masa kini.
 
Direktur Jenderal Kebudayaan, Kemendikbudristek, Hilmar Farid mengatakan, masih ada beberapa tantangan pemerintah untuk menjadikan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 2024, salah satunya minimnya kajian akademis.
 
“Tantangan terbesar dalam kesiapan Indonesia untuk menominasikan Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia adalah perlunya kajian akademis mulai dari penguatan narasi hingga penyusunan rencana pengelolaan Jalur Rempah yang logis dan konkret,” ungkap Hilmar dalam keterangan pers, dikutip Jumat (22/12).
 
Jalur rempah adalah jalur interaksi budaya antar bangsa yang tercipta lewat aktivitas perniagaan di masa lalu. Kepulauan Nusantara merupakan episentrumnya, di mana rempah-rempah membuat para pedagang Arab, China hingga Eropa datang mengarungi samudra untuk mendapatkannya.
 
Seperti halnya Jalur Sutra, aktivitas perniagaan berabad-abad telah menciptakan jalur pelayaran dunia. Aktivitas itu sekaligus menciptakan pertukaran budaya di sepanjang jalur perniagaan rempah. Jalur budaya itulah yang dipandang sebagai warisan besar,  yang mewujud baik dalam bentuk nilai, seni, maupun cagar budaya.
 
Hilmar berharap setelah nanti Jalur Rempah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO, masyarakat semakin terdorong menjadikan kebudayaan sebagai fondasi utama pembangunan.
 
Pemerintah sendiri memiliki sejumlah program dalam misi promosi Jalur Rempah ini. Salah satunya yaitu Susur Kultur, program publikasi hasil penelusuran jalur rempah.
 
Program ini dihelat di Universitas Indonesia, Kamis (21/12) kemarin, berupa publikasi hasil kegiatan residensi Apresiasi Pelaku Budaya di Jalur Rempah yang telah dilaksanakan sebelumnya di Qatar dan India, di mana para peserta residensi menggali khazanah pengetahuan yang tersebar di masing-masing tempat, terkait Jalur Rempah.
 
Publikasi di ruang akademis itu diharapkan dapat menjadi pemicu minat para peneliti lainnya untuk menggali Jalur Rempah. Secara lebih luas, publikasi itu diharapkan juga bisa membuat publik lebih sadar terhadap potensi Jalur Rempah sebagai Warisan Budaya Dunia.
 
Penelusuran jejak Jalur Rempah, khususnya berupa Cagar Budaya, sudah dilakukan sejak tahun 2020 hingga 2023 di 67 kabupaten/kota pada 32 provinsi di Indonesia. Hasilnya, sebanyak 150 Cagar Budaya yang diduga berkaitan dengan Jalur Rempah berhasil diidentifikasi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar