c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

16 Oktober 2025

13:13 WIB

Upaya Memecah Paradoks Inovasi Riset Dalam Negeri Lewat Bestari Saintek 

Produktivitas riset dalam negeri cukup tinggi, tapi banyak yang terhenti di tahapan jurnal, belum memberikan dampak signifikan ekosisitem inovasi kebermanfaatan bagi masyarakat. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Upaya Memecah Paradoks Inovasi Riset Dalam Negeri Lewat Bestari Saintek&nbsp;</p>
<p>Upaya Memecah Paradoks Inovasi Riset Dalam Negeri Lewat Bestari Saintek&nbsp;</p>

Peluncuran Program Ekosistem Hidup Berbasis Sains dan Teknologi (Bestari Saintek). Sumber Foto: Kemdiktisaintek.

JAKARTA - Dalam upaya membangun ekosistem inovasi nasional yang partisipatif dan berdampak langsung, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) bersama Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) meluncurkan Program Ekosistem Hidup Berbasis Sains dan Teknologi (Bestari Saintek).  

Inisiatif yang digagas Direktorat  Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Direktorat Jenderal Sains dan Teknologi (Ditjen Saintek) ini menjadi bagian dari payung besar Sinergi Kreasi Masyarakat dan Akademisi untuk Sains Teknologi Nusantara (Semesta) yang dibangun di atas lima pilar utama: kolaborasi multipihak, berbasis masalah nyata, cocreation, iterasi berkelanjutan, dan dampak ekonomi yang terukur.

"Kami ingin memastikan bahwa setiap hasil riset tidak berhenti di jurnal, tetapi hadir dalam bentuk inovasi yang bisa dipegang, digunakan, dan memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat. Dengan kesabaran dan ketekunan, kekuatan akademik akan melahirkan champion masa depan," ujar Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Brian Yuliarto.

Saat ini, Indonesia menghadapi paradoks inovasi. Produktivitas riset nasional dan posisi Indonesia dalam Global Innovation Index terus meningkat, namun dampak nyata hasil riset di tingkat masyarakat masih terbatas. Di sisi lain, tingkat kepercayaan publik terhadap ilmuwan Indonesia justru sangat tinggi. Skor 3,84 dari lima menurut Nature Human Behaviour (2025), melampaui rata-rata global. 

Tingginya kepercayaan ini menjadi modal sosial besar untuk memperkuat hubungan antara sains dan masyarakat. Bestari Saintek hadir untuk menjembatani kepercayaan itu menjadi kolaborasi nyata.

Kehadiran pimpinan perguruan tinggi, pelaku industri, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), serta kelompok masyarakat dalam kegiatan peluncuran dan sosialisasi yang menjadi tonggak penting bagi transformasi paradigma riset di Indonesia. Melalui konsep living lab atau laboratorium hidup, setiap pihak memiliki peran sejajar dalam mengembangkan solusi inovatif yang relevan secara akademik, layak secara bisnis, dan tentu saja diterima oleh masyarakat. 

Pendekatan ini menempatkan masyarakat bukan sekadar penerima manfaat, tetapi sebagai mitra aktif dalam setiap tahapan penciptaan dan penerapan teknologi.

Sementara itu, Dirjen Saintek, Ahmad Najib Burhani menjelaskan, kunci keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi semua pihak. Perguruan tinggi diharapkan menjadi motor penggerak pengetahuan, industri berperan sebagai penguat rantai pasok dan pasar, pemerintah daerah sebagai pendukung kebijakan lokal, serta masyarakat sebagai sumber inspirasi dan pengguna manfaat.

"Inovasi yang dihasilkan diharapkan benar-benar tepat guna dan berdampak ekonomi langsung mulai dari peningkatan mutu produk lokal hingga efisiensi rantai pasok dan perluasan akses pasar," kata Najib.

Sejalan dengan itu, Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Ayom Widipaminto mengatakan, LPDP telah mengalokasikan Rp57,5 miliar untuk pendanaan Bestari Saintek, dalam upaya peningkatan ekosistem riset dan sains dan teknologi dan inovasi di Indonesia.

"Kami memberikan dukungan nyata terhadap penguatan ekosistem riset nasional. Melalui pendanaan Bestari Saintek ini diharapkan bisa menjadi penggerak kolaborasi dan inovasi di berbagai bidang sains dan teknologi," ujarnya.

Direktur Diseminasi dan Pemanfaatan Sains dan Teknologi, Yudi Darma menambahkan, program ini menjadi langkah konkret dalam menjalankan mandat untuk membawa hasil riset keluar dari laboratorium dan menghadirkannya sebagai solusi nyata di tengah masyarakat.

"Kami mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bergandeng tangan menjadikan Bestari Saintek sebagai ruang kolaborasi Bersama yang diharapkan dapat menjadi wadah bagi ide-ide cemerlang lintas disiplin yang bermuara pada satu tujuan besar mewujudkan ekosistem sains dan teknologi yang hidup, inklusif, dan mensejahterakan bangsa," sebut Yudi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar