28 Mei 2025
16:16 WIB
Unpad Buat Plastik Ramah Lingkungan Dari Singkong Hingga Kulit Udang
Diberi nama Finder Biodegradable Plastic, tim peneliti Finder U-CoE Unpad mengembangkan plastik ramah lingkungan yang terbuat dari singkong hingga limbah kulit udang.
Penulis: Arief Tirtana
Tim peneliti Functional Nano Powder University Center of Excellence (Finder U-CoE) Universitas Padjadjaran (Unpad) kembangkan plastik ramah lingkungan yang dapat terurai secara alami. dinamakan Finder Biodegradable Plastic. Foto: Unpad.
JAKARTA - Tim peneliti Functional Nano Powder University Center of Excellence (Finder U-CoE) Universitas Padjadjaran (Unpad) sukses mengembangkan plastik ramah lingkungan yang dapat terurai secara alami, dinamakan Finder Biodegradable Plastic.
Plastik biodegradable dibuat dari bahan alami (bio-material), sehingga limbahnya dapat menjadi makanan alami bagi mikroorganisme di alam. Saat berada di tanah, plastik tersebut bisa cepat hancur terurai, terdegradasi oleh bakteri.
Berbeda dengan plastik konvensional yang berasal dari minyak bumi, sehingga membutuhkan waktu hingga ribuan tahun untuk terurai secara alami.
Inovasi plastik biodegradable ini memang bukan yang pertama kali dikembangakan, melainkan sudah ada sejak sekitar tahun 1920-an. Pertama kali dikembangkan oleh seorang peneliti Prancis, Maurice Lemoigne.
Namun seperti banyak peneliti lainnya, tim Finder mengembangkan lebih lanjut dengan bahan-bahan yang ada di sekitar. Dalam hal ini, mereka menggunakan bahan dasar seperti singkong, karagenan, hingga limbah kulit udang.
Peneliti Finder Unpad, Prof. Camellia Panatarani mengatakan, bahan berbasis singkong dinilai lebih efisien sebagai bahan baku biodegradable plastic, karena harganya yang relatif lebih murah dan lebih mudah untuk ditemukan.
Bahan plastik yang mereka kembangkan bukan hanya ramah lingkungan, karena mudah terurai, namun juga relatif lebih kuat. Sebab penggunaan nano dalam inovasi plastik ini membuatnya memiliki kekuatan mekanik yang lebih baik. Memiliki ketahanan terhadap suhu panas juga ketahanan terhadap cuaca.
Tim Finder Unpad sendiri telah membuktikannya kemampuan tersebut dengan melakukan pengujian dalam skala laboratorium, untuk penyimpanan berbagai jenis bahan.
"Kami sudah mencoba berbagai pengujian, mulai dari penyimpanan daging ayam hingga buah-buahan yang hasilnya adalah daya tahan produk menjadi meningkat," kata Prof. Camellia.
Dalam pengembangannya, memang produk tersebut belum diproduksi dalam skala besar. Karena itu pihaknya berharap ke depan bisa bekerja sama dengan mitra industri guna memproduksi plastik biodegradable dalam skala yang lebih besar atau skala industri.
"Untuk produksi besar, kami masih mencari mitra yang siap berkontribusi dan kami akan menyelaraskan kebutuhan industri. Jadi saat research and development bersama mitra, kami sesuaikan dulu kebutuhannya baru dikembangkan formulasi plastiknya," terangnya.
Melalui inovasi ini, tim peneliti Unpad berharap dapat memberikan manfaat bagi Unpad dan masyarakat, khususnya dalam mengatasi permasalahan sampah yang ada di dunia.