21 Januari 2023
09:57 WIB
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Dalam beberapa bulan terakhir sejumlah Universitas di Amerika Serikat (AS) mengeluarkan larangan aplikasi Tiktok untuk digunakan di lingkungan kampus mereka. Terbaru, dua Universitas besar di Negeri Paman Sam, yakni University of Texas (UT) dan Texas A&M University juga mengeluarkan aturan pelarangan yang sama.
Aturan pelarangan tersebut secara langsung akan membuat pembatasan akses ke aplikasi TikTok, memblokirnya dari jaringan wifi kampus dan seluruh perangkat milik universitas.
"Hari ini, universitas memblokir akses TikTok di jaringan kami. Anda tidak lagi dapat mengakses TikTok di perangkat apa pun jika Anda terhubung ke universitas melalui jaringan kabel atau wifi," tulis University of Texas dalam keterangan resmi di website mereka, Selasa (17/1).
Dilarangnya penggunaan media sosial milik perusahaan China ByteDance itu sendiri, tak lepas dari perintah eksekutif yang dikeluarkan oleh sejumlah gubernur negara bagian. Mulai dari di Alabama, Arkansas, Florida, Georgia, Idaho, Iowa, Oklahoma, South Dakota dan sekarang di Texas.
Gubernur Texas Greg Abbott misalnya, memerintahkan lembaga negara bagian Texas untuk melarang aplikasi tersebut dari perangkat pemerintah pada awal Desember. Alasannya berkaitan dengan masalah privasi dan keamanan yang berasal dari kepemilikan TikTok di China. Di mana Abbott menggambarkan kekhawatiran tersebut sebagai "ancaman yang berkembang".
"University of Texas di Austin mengambil langkah-langkah untuk mematuhi arahan Gubernur Greg Abbott pada 7 Desember kepada semua lembaga negara untuk menghilangkan risiko keamanan siber yang ditimbulkan oleh TikTok," terang University of Texas.
Pihak University of Texas juga mengungkapkan bahwa langkah pelarangan ini menjadi penting demi menghilangkan risiko pada informasi dalam jaringan universitas dan infrastruktur penting lainnya.
Sebab sebagaimana diuraikan dalam arahan gubernur, TikTok disinyalir telah mengumpulkan data dalam jumlah besar dari perangkat penggunanya. Termasuk kapan, di mana, dan bagaimana mereka melakukan aktivitas internet. Hingga kemudian menawarkan kumpulan informasi yang berpotensi sensitif ini kepada pemerintah China.
Meski melarang, pihak University of Texas juga membuat pengecualian, jika ada penggunaan TikTok yang sah untuk mendukung fungsi universitas (misalnya penegakan hukum, masalah investigasi, penelitian akademik, dll.) mereka akan dipertimbangkannya. Hanya saja mahasiswa atau orang yang ingin memanfaatkan TikTok tersebut harus lebih dulu meminta izin pengecualian melalui Kantor Keamanan Informasi Universitas.
Seorang juru bicara TikTok di Amerika Serikat sebelumnya juga sempat mengatakan kepada media, bahwa mereka "kecewa karena begitu banyak negara bagian ikut-ikutan politik."
Mereka mengaku sangat menyesal melihat konsekuensi yang tidak diinginkan dari kebijakan terburu-buru ini akhirnya mulai mempengaruhi kemampuan universitas untuk berbagi informasi kampus, merekrut mahasiswa, dan membangun komunitas seputar tim atletik, kelompok mahasiswa, publikasi kampus, dan banyak lagi, memanfaatkan aplikasi TikTok.