c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

16 November 2024

11:53 WIB

UMN Dan GMLS Berkongsi Genjot Kesiapsiagaan Bencana Dengan ‘Sirene Mandiri Desa’

Sirine Mandiri Desa yang berbunyi, merupakan pertanda telah terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami dan berdampak ke desa. Masyarakat dihimbau untuk melakukan evakuasi mandiri

<p>UMN Dan GMLS Berkongsi Genjot Kesiapsiagaan Bencana Dengan &lsquo;Sirene Mandiri Desa&rsquo;</p>
<p>UMN Dan GMLS Berkongsi Genjot Kesiapsiagaan Bencana Dengan &lsquo;Sirene Mandiri Desa&rsquo;</p>

Berkolaborasi dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), UMN coba memperkuat upaya mitigasi di wilayah Lebak Selatan, Banten. dok. UMN

JAKARTA – Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesiapsiagaan menghadapi bencana, menjadi kunci dalan memitigasi risiko, hidup di wilayah rawan bencana. Memahami sistem peringatan dini pun bisa menjadi salah satu yang penting dipahami seluruh masyarajat.

Hal inilah yang berusaha dijalankan Universitas Multimedia Nusantara (UMN). Berkolaborasi dengan Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS), UMN coba memperkuat upaya mitigasi di wilayah Lebak Selatan, Banten. Benediktus Kuncoro Pamungkas, mahasiswa UMN dan perwakilan dari Tim Sirene Mandiri Desa menyatakan, pihaknya mengadakan acara sosialisasi Sirene Mandiri Desa, Kamis (14/11) di Kampung Cisiih, Desa Situregen, Panggarangan, Lebak Selatan, Banten.

Dalam acara tersebut, Tim Teknis Gugus Mitigasi Lebak Selatan Tb Wildan Hidayatullah memberikan materi soal “Pengenalan Sirene Mandiri dan Pentingnya Peringatan Dini”, dengan subtema ”Sirene Ngajak Sadar, Nyiapkeun Diri.” Sesi ini diikuti dengan diskusi interaktif yang melibatkan masyarakat Kampung Cisiih.

Acara ini juga dihadiri oleh Asep Mulya Hidayat, perwakilan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten. ,Kemudian Abdul Muhyi, Kepala Desa Situregen; M. Sultan Faraj, Ketua Pelaksana Kegiatan Sirene Mandiri Desa; Anis Faisal Reza, Ketua Gugus Mitigasi Lebak Selatan dan Agus Kustiwa, perwakilan Universitas Multimedia Nusantara (UMN).

"Semoga upaya kolaborasi ini dapat bermanfaat sebagai salah satu ikhtiar bersama dalam memenuhi kesiapan Tsunami Ready masyarakat di Lebak Selatan,” kata Anis Faisal Reza.

Program diawali dengan pemasangan sirene dan papan informasi interaktif di Masjid Al Ihtiad, lokasi strategis untuk memberikan peringatan bagi seluruh warga. “Papan informasi tersebut dilengkapi dengan tombol audio untuk memberikan pengetahuan praktis terkait jenis suara sirene dan langkah yang harus diambil saat peringatan berbunyi,” ucap Sultan Faraj.

Lalu, dilanjutkan dengan pengenalan tentang tujuan dan fungsi sirene, dipimpin dua perwakilan masyarakat Kampung Cisiih, Ketua RT setempat Kurnia dan Ketua Destana Situregen Deni Apriatna yang juga bertanggung jawab dalam penggunaan dan pemeliharaan Sirene Mandiri Desa. Tak lupa juga dilakukan simulasi penggunaan sirene dan penyerahan HT (Handy Talky) secara simbolis dari Tim Sirene Mandiri Desa kepada penanggung jawab Sirene Mandiri Desa.

Menurut Sultan, hal seperti ini penting dilakukan, untuk meningkatkan kesiapan warga dalam merespons potensi gempa dan tsunami. Kegiatan ini mendapat respons positif dan antusiasme yang tinggi dari masyarakat Cisiih, yang berharap agar acara serupa dapat kembali dilaksanakan di masa mendatang.

“Kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, organisasi lokal, dan pihak swasta menjadi kunci kesiapsiagaan masyarakat yang tangguh,” ucapnya.

Asep Mulya Hidayat pun mengapresiasi inisiatif ini sebagai contoh kepedulian generasi muda, khususnya generasi Z, terhadap mitigasi bencana.“Saya sangat senang bisa hadir dalam kegiatan sosialisasi mandiri desa ini. Saya tidak menyangka masih ada anak muda gen Z yang peduli terhadap lingkungan, terutama mengenai mitigasi bencana. Hal ini mengubah persepsi saya mengenai gen Z,” tuturnya.

Program seperti ini, lanjutnya, diharapkan ke depanya menjadi model bagi kesiapan komunitas lainnya dalam menghadapi potensi ancaman megathrust di Indonesia.



Zona Rawan
Untuk diketahui, Desa Panggarangan di Kabupaten Lebak Selatan menjadi salah satu desa yang berada di zona rawan bencana. Pasalnya daerah pesisir selatan Kabupaten Lebak yang berhadapan dengan perairan Samudera Hindia berpotensi mengalami gempa megathrust.

Di perairan itu ada patahan atau sesar di perairan Samudera Hindia dengan lempeng Indo-Australia dan di bagian selatan juga terdapat lempeng Eurasia di bagian utara dan lempeng Pasifik di bagian timur.

BPBD Lebak sendiri menyebut, masyarakat pesisir selatan Kabupaten Lebak yang masuk daerah rawan gempa Megathrust itu antara lain Kecamatan Wanasalam, Malingping, Cihara, Panggarangan, Bayah, dan Cilograng. Sebab, di daerah itu terdapat pertemuan (tumbukan) lempeng di Samudera Hindia, Australia-Benua Asia.

Karena itu, BPBD Lebak telah membentuk sebanyak delapan desa tangguh bencana (destana) agar masyarakat pesisir dapat menyelamatkan diri mitigasi gempa Megathrust tersebut. Pembentukan destana terus dilakukan dengan memberikan pelatihan kepada masyarakat agar mampu mengurangi risiko kebencanaan.

Dengan pelatihan tersebutm, masyarakat diharap mampu menyelamatkan secara mandiri agar meminimalisasi korban jiwa maupun kerusakan material lebih besar. Dengan edukasi yang tepat, masyarakat diharap tidak begitu panik jika terjadi gempa megathrust yang memicu gelombang tsunami.

Masyarakat bisa menyelamatkan diri di jalur evakuasi dan arah petunjuk ke dataran tinggi maupun perbukitan sebagai titik kumpul. Desa Panggarangan seniri adalah desa pertama di Provinsi Banten yang berhasil mendapat pengakuan IOC-UNESCO sebagai masyarakat siaga tsunami. Pengakuan ini diperoleh setelah dipenuhinya 12 indikator tsunami ready.

Salah satu indikator tsunami ready adalah tersedianya sarana atau peralatan info gempa bumi dan peringatan dini tsunami. Nah, Sirine Mandiri Desa menjadi sarana atau peralatan info terjadinya gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Sirine ini didesain untuk meneruskan peringatan dini bencana ataupun pengumuman atau himbauan dari pemerintah desa berupa suara sirine dan himbauan berbentuk suara. Fasilitas ini memiliki keandalan daya listrik mandiri dan terhubung melalui koneksi frekuensi radio. Juga memiliki keamanan dari penggunaan yang tidak sah, dan pemeliharaan yang mudah serta murah.

Jika Sirine Mandiri Desa ini berbunyi, perupakan pertanda telah terjadi gempa bumi yang berpotensi tsunami dan berdampak ke desa. Masyarakat kemudian dihimbau untuk segera melakukan evakuasi mandiri ke tempat evakuasi yang terdekat.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar