c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

14 Februari 2025

13:48 WIB

UGM Kembangkan Biji Nyamplang Jadi Pakan Ternak Ramah Lingkungan

Biji nyamplang terbukti mampu menghasilkan atau menurunkan konsentrasi produksi (gas) metan pada ternak ruminansia atau hewan memamah biak. 

Editor: Rikando Somba

<p>UGM Kembangkan Biji Nyamplang Jadi Pakan Ternak Ramah Lingkungan</p>
<p>UGM Kembangkan Biji Nyamplang Jadi Pakan Ternak Ramah Lingkungan</p>

Tanaman buah nyamplung. Shutterstock/Mang Kelin

YOGYAKARTA- Biji nyamplung (Calophyllum inophyllum) yang dihasilkan pohon nyamplung bukan merupakan tanaman pangan. Namun, buah nyamplung yang bijinya dapat dimanfaatkan sebagai sumber minyak nabati sangat baik. Dan, Tim Dosen Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada (Fapet UGM) kini mengembangkan inovasi pemanfaatan biji nyamplung  sebagai pakan alternatif ramah lingkungan untuk ternak ruminansia atau ternak yang memamah biak.

Riset tersebut merupakan bagian dari Program Riset dan Inovasi untuk Indonesia Maju (RIIM) 2023-2025, hasil kerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Penggunaan bungkil biji nyamplung sebagai pakan tunggal, terbukti mampu menghasilkan atau menurunkan konsentrasi produksi (gas) metan pada ternak ruminansia secara in vitro," kata Ketua Tim Riset Fapet UGM Dimas Hand Vidya Paradhipta dalam keterangannya di Yogyakarta, Jumat (14/2).

Dijabarkan, dengan mereduksi produksi gas metan pada ternak hewan memamah biak atau ruminansia, pakan alternatif itu dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca dari sektor peternakan. jenis tanaman hutan asli Indonesia yang dapat hidup dan berkembang pada kondisi lingkungan ekstrem. Nyamplung tersebar di banyak kepulauan di Indonesia mulai dari Sumatra hingga Papua.

Nyamplung sendiri adalah salah satu jenis tanaman hutan asli Indonesia yang dapat hidup dan berkembang pada kondisi lingkungan ekstrem. Tanaman ini tersebar di banyak kepulauan di Indonesia mulai dari Sumatera hingga Papua.

Selama ini, kata dia, biji nyamplung telah dimanfaatkan sebagai minyak nabati atau biasa disebut sebagai Tamanu Crude Oil (TCO) yang juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar nabati/biofuel, produk kesehatan, dan kosmetik. Dan, ternyata limbah dari industri minyak nyamplung, berupa bungkilnya, ternyata masih mengandung nutrisi yang cukup tinggi. Limbah ini berpotensi menjadi bahan pakan ternak yang ekonomis serta ramah lingkungan.

Hasil laboratorium menunjukkan. bungkil biji nyamplung memiliki kandungan protein kasar sekitar 20%, lemak kasar sebesar 15,3%, total phenol sebesar 6,47%, dan total flavonoid sebesar 1,70%.. Namun saat ini bungkil biji nyamplung belum direkomendasikan sebagai pakan unggas, karena kandungan serat kasarnya yang tinggi, hampir 18%

Dimas mengatakan, ke depan apabila sudah menggunakan sistem pengepresan screw press expeller, kata dia, diharapkan bungkil biji nyamplung memiliki kandungan serat kasar yang lebih rendah.

"Riset tahun kedua kita berfokus pada penggunaannya dalam pakan campuran, sementara riset tahun ketiga aplikasinya pada domba," ujarnya. 

Minyak nyamplung di sisi lain, selain digunakan sebagai sumber minyak nabati, juga bisa dipakai untuk bahan baku sampo, kondisioner, lotion cream, salep dan produk kosmetik baik dalam bentuk cair, pasta maupun bubuk. Bahkan, secara tradisional masyarakat sering menggunakan minyak nyamplung sebagai obat penyakit kulit dan rematik.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar