c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

13 September 2021

08:07 WIB

Turnamen E-sports Pelajar Terbesar Di Indonesia Digelar

BNI King of School 2021 wadah kompetitif e-sports para pelajar Indonesia di tengah pandemi

Penulis: Agung Muhammad Fatwa

Editor: Satrio Wicaksono

Turnamen E-sports Pelajar Terbesar Di Indonesia Digelar
Turnamen E-sports Pelajar Terbesar Di Indonesia Digelar
BNI King of School 2021. Ist/dok

JAKARTA – Banyak yang beranggapan sinis soal menjadi atlet e-sport. Mulai dari yang tak punya masa depan. Lalu tak punya pendapatan yang jelas. Dan masih banyak stigma negatif yang beredar di masyarakat. 

Namun pada faktanya, atlet-atlet e-sports Indonesia mempunyai pendapatan yang besar. Pemasukan mereka biasanya dari gaji bulanan, streaming game, bonus menang kejuaraan. Jika ditotal pemasukan mereka bisa mencapai miliaran. Salah satu yang tersukses adalah N0tail (Johan Sundstein), pemain DotA 2 yang mendapat total uang Rp97,8 miliar dari seluruh kompetisi yang diikuti hingga tahun 2020 yang dilansir dari Statista. 

Maka tak heran banyak anak muda yang ingin terjun ke dunia e-sports dengan melihat uang yang dihasilkan dari bermain gim.

Melihat geliat anak muda yang muda yang ingin terjun di dunia e-sports, Team RRQ memberikan wadah untuk para pelajar mengasah kemampuan dalam kompetisi BNI King of School 2021. Sebuah turnamen e-sports terbesar untuk pelajar SMA/SMK sederajat se-Indonesia yang dikemas secara profesional untuk memberikan pengalaman berkompetisi layaknya di skena profesional.

“Kebanyakan yang saya lihat saat ini di turnamen-turnamen amatir, turnamen profesional, jarang sekali ada turnamen untuk pelajar, padahal permintaannya tinggi sekali. Jadi, setelah berbicara kepada pelajar, dengan guru-guru, ternyata mereka merasa kegiatan seperti ini harus diwadahi, jangan sampai liar. Jadi, RRQ datang dengan BNI King of School, semoga bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan tersebut (turnamen e-sports untuk pelajar),” ujar CEO Team RRQ, Andrian Pauline dalam Konferensi Pers Virtual BNI King of School, Minggu (12/9)

BNI King of School 2021 akan dibagi dalam 4 tahap kompetisi, yaitu Regional Qualifier pada 13 September-17 Oktober 2021, Open Qualifier pada 4-31 Oktober 2021, Wild Card pada 4-7 November 2021, serta National pada 15-28 November 2021.

Dengan total hadiah lebih dari Rp70 juta, turnamen BNI King of School 2021 akan mengusung sistem pertandingan BO1 di babak Qualifier, BO3 di babak Playoff dan Grand Final, hingga BO5 di babak National Grandfinal. Seluruh pertandingan akan digelar secara online dengan babak Grand Final di setiap fase kompetisi akan ditayangkan secara langsung di kanal Nimo TV dan YouTube Team RRQ.

Selain itu, BNI King of School 2021 juga mengadakan seminar e-sports bagi para peserta dan guru yang akan membahas bagaimana hobi bermain gim dan pendidikan dapat berjalan beriringan.

Pendidikan Versus Hobi
Tak bisa dimungkiri, banyak masyarakat menilai bermain gim hanya menghabiskan waktu saja. Ditambah penilaian negatif masyarakat kepada para pelajar yang hobi bermain gim sehingga pendidikan terlupakan. Andrian Pauline pun mematahkan penilaian masyarakat tersebut dengan prestasi atlet-atlet pelajar yang ada di RRQ.

“Beberapa pemain RRQ itu masih SMA. Mereka bisa menjalankan tugas mereka sebagai pelajar dan juga kewajiban mereka sebagai (pemain e-sports) profesional. Sudah cukuplah pemberitaan negatif tentang bermain gim, e-sports, dan lain-lain, Tapi, berita-berita tentang hal yang bagus itu perlu di-highlight dan disosialisasikan karena menurut saya pendidikan dan e-sports enggak perlu dibentrokkan,” ucap Andrian Pauline atau akrab dipanggil Pak AP.

Pak AP menambahkan sebagai pelajar itu nomor 1 harus tetap belajar. Sekolah itu penting, tetapi bukan berarti kita enggak bisa menyalurkan hobi dan bakat kita.

“Kita mau kasih lihat, ada, loh, tim profesional yang dikelola sama manajemen profesional, anak-anaknya dikasih rumah yang proper, digaji sangat layak, bisa membawa nama negara juga dalam acara-acara olahraga internasional official, pemerintah juga dukung. Itu yang orang tua enggak tahu dan saya merasa punya kewajiban untuk menyosialisasikan bahwa e-sports itu juga enggak usah dibentrokin sama belajar, sama pendidikan. Bisa belajar beriringan, ada manfaatnya, biar (pemberitaannya) berimbang,” tambahnya.

RRQ Aether, salah satu pelajar yang memperkuat Team RRQ divisi Mobile Legends menambahkan tekadnya menjadi atlet e-sports harus tetap diikuti dengan sekolah.

“Motivasi saya karena orang tua saya selalu ngajarin kayak banyak orang mau belajar, tapi mereka enggak ada biaya untuk belajar. Sedangkan saya itu kan bisa disekolahin orang tua saya, jadi saya tetap harus sekolah karena banyak orang yang mau sekolah tetapi mereka enggak bisa. Sebelum saya terjun ke dunia e-sports ini, saya izin ke orang tua saya kalau mau terjun itu, saya janji tetap harus sekolah,” ujar RRQ Aether.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar