c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

07 Agustus 2025

12:40 WIB

Tsunami Besar Selatan Jawa Bisa Terulang 200 Tahun Lagi

200 tahun ke depan diperkirakan tsunami besar yang menyebabkan gempa megathrust bisa terjadi. Hal ini berdasarkan pola perulangan bencana yang tercatat dari riset geologi dengan interval 800 tahun. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tsunami Besar Selatan Jawa Bisa Terulang 200 Tahun Lagi</p>
<p>Tsunami Besar Selatan Jawa Bisa Terulang 200 Tahun Lagi</p>

Foto udara pengendara melintas di atas garis biru penanda batas aman tsunami di Jalan Raya Ampang, Padang, Sumatera Barat, Senin (22/7/2024). Antara Foto/Iggoy el Fitra

JAKARTA - Tsunami besar di selatan Pulau Jawa pernah terjadi sekitar 1.800 tahun lalu, yang kemungkinan mengakibatkan gempa megathrust bermagnitudo 9. Saat ini, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan riset paleotsunami untuk mendeteksi jejak tsunami purba tersebut.

BRIN pun memperkirakan tsunami besar di wilayah selatan Pulau Jawa bisa terulang kembali dalam kurun waktu sekitar 200 tahun ke depan, berdasarkan pola perulangan bencana yang tercatat dari hasil riset geologi.

Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Purna Sulastya Putra menjelaskan, dari temuan di lapangan dan perhitungan ilmiah, perulangan tsunami bermagnitudo 9 atau lebih di kawasan tersebut memiliki interval sekitar 600 hingga 800 tahun.

“'Kejadian terakhir tsunami besar di selatan Jawa terjadi sekitar tahun 1500-an, dan kami ambil rata-rata interval 600 tahun, maka secara matematis berikutnya bisa terjadi sekitar 200 tahun lagi," katanya.

Meskipun tidak bisa memprediksi waktu kejadian secara pasti, tetapi menurut dia, pola interval perulangan tetap dapat menjadi dasar ilmiah untuk membangun sistem mitigasi yang lebih antisipatif.

Purna menjelaskan, tsunami besar di selatan Jawa tercatat sekitar 400, 1.000, dan 1.800 tahun yang lalu. Temuan tersebut didapatkannya berdasarkan jejak endapan tsunami purba yang ditemukan dari hasil penelitian beberapa tahun terakhir di berbagai lokasi, seperti sepanjang pesisir Lebak, Pangandaran, Kebumen, Gunung Kidul, dan Lumajang.

"Kami masih terus melacak bukti kejadian sekitar 1.000 tahun lalu di lebih banyak titik agar bisa memastikan pola perulangannya. Tapi, indikasi sementara menunjukkan siklus berulang yang cukup konsisten,” ujarnya.

Atas penelitian tersebut, Purna berharap pemerintah dan masyarakat mulai memperhitungkan risiko tersebut dalam kebijakan pembangunan dan penataan wilayah, khususnya di kawasan pesisir selatan yang kini terus berkembang secara ekonomi dan infrastruktur.

Ia menyebutkan, dengan jumlah penduduk yang diperkirakan lebih dari 30 juta orang akan terekspos di wilayah pesisir selatan Jawa pada 2030, maka ancaman ini perlu menjadi perhatian serius.



KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar