30 Agustus 2024
13:14 WIB
Tren Keberlanjutan Dalam Kerajinan Dan Wastra Nusantara
Tren kerajinan dan wastra memiliki kecenderungan terus mengadopsi konsep keberlanjutan atau sustainability. Secara tidak langsung konsep itu memengaruhi desain, produk dan mindset konsumen.
Perajin menyelesaikan pembuatan tenun songket asal Palembang saat pembukaan Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022 di Jakarta. ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
JAKARTA - Isu keberlanjutan atau sustainability belakangan menjadi sebuah tren global, termasuk juga di Indonesia. Konsep ini diadopsi tidak hanya sebagai gaya hidup perseorangan namun juga di sektor industri, salah satunya fesyen dan kerajinan.
Desainer Mel Ahyar mengatakan, gelombang tren ini telah memengaruhi cara kerja para perajin dalam industri kerajinan. Di mana, mereka semakin menyadari pentingnya mengurangi penggunaan bahan kimia berlebihan serta menerapkan metode pengolahan limbah yang lebih ramah lingkungan.
“Kalau untuk tren kerajinan dan wastra itu aku melihat kecenderungannya dan masih terus berlangsung adalah sustainability. Jadi tren sustainability ini semakin kuat gelombangnya, yang saya rasakan juga langsung terasa juga di perajin-perajin. Banyak juga perajin yang sudah mulai aware dengan penggunaan chemical yang berlebihan dan pengolahan limbah dalam industrinya itu juga efek positif dari tren ini,” kata Mel Ahyar beberapa waktu lalu, dikutip dari Antara.
Langkah-langkah tersebut merupakan bagian dari respons positif terhadap dorongan global untuk keberlanjutan. Selain itu, pergeseran ini juga mencerminkan perubahan dalam cara pandang terhadap bahan dan proses produksi.
Dengan semakin meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, banyak perajin yang mengadopsi praktik yang lebih berkelanjutan. Termasuk penggunaan bahan yang dapat didaur ulang, pengurangan limbah, dan pemilihan bahan baku yang ramah lingkungan.
Tren keberlanjutan ini tidak hanya memengaruhi desain dan produksi, tetapi juga menginspirasi perubahan dalam cara konsumen memandang produk kerajinan. Konsumen kini semakin menghargai produk yang tidak hanya estetik dan fungsional tetapi juga ramah lingkungan.
“Jadi lebih menghargai hasil-hasil alamnya yang bisa digunakan sebagai pewarna alam untuk si perajin-perajin ini. Jadi, tren tahun ini lebih cenderung eco-friendly dan penggunaan dari semua aspek kerajinan juga wastra,” ujarnya.
Dengan semakin kuatnya tren keberlanjutan ini, diharapkan industri kerajinan dan wastra dapat terus beradaptasi dan berinovasi dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan sambil tetap menawarkan produk yang berkualitas tinggi dan kreatif.