25 Agustus 2022
17:31 WIB
Penulis: Tristania Dyah Astuti
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Tantrum merupakan kondisi yang wajar dialami anak ketika menginjak usia dua tahun atau memasuki fase toddler, akan tetapi banyak dari orang tua yang kewalahan karena sulit menenangkan anak dengan emosi yang meluap-luap.
Dalam situasi ini tidak jarang orang tua ikut tersulut dan justru memberikan respons negatif seperti membentak, mengancam, dan tindakan paksaan agar anak menyudahi tangisannya.
Namun, respons negatif dari orang tua justru dapat membuat anak semakin tertekan, akibatnya anak akan merasa semakin tidak nyaman dan terus menangis.
Psikolog Anak sekaligus Principal Child Psychologist Tentang Anak, Grace E. Sameve mengatakan orang tua harus dalam kondisi yang tenang agar dapat meredakan amarah anak tanpa ikut merasa marah. Meski sulit, namun hal ini menjadi langkah paling tepat untuk menenangkan anak.
Grace pun memberikan tips agar orang tua bisa cepat meregulasi emosi ketika tersulut amarah, yakni melakukan teknik Breathing 456.
“Teknik Breathing 456 bertujuan untuk meregulasi ulang pernafasan kita agar lebih teratur. ini bisa menjadi pertolongan pertama saat kita merasakan emosi intens,” kata Grace dalam webinar yang diselenggarakan Tentang Anak, Rabu (24/8).
Ketika merasakan emosi negatif, tubuh memberikan respons fisiologis yang alami seperti detak jantung yang cepat atau nafas menjadi tidak beraturan. Mengatur kembali ritme pernafasan diyakini dapat meredakan emosi-emosi tersebut.
Langkah pertama melakukan teknik Breathing 456 yakni pastikan dulu anak pada posisi atau situasi yang aman, kemudian ibu atau ayah bisa mengambil jeda beberapa saat untuk menenangkan diri.
“Bisa dilakukan di kamar, kamar mandi atau di mana saja yang bisa membuat ibu berjarak dulu dengan anak,” kata Grace.
Kemudian duduk atau berada pada posisi yang nyaman. Tarik nafas dengan 4 hitungan, lalu menahan nafas selama 5 detik, dan membuang nafas perlahan lewat mulut selama 6 detik.
“Ini umumnya dilakukan beberapa kali. Bisanya percobaan pertama hitungnya masih kecepetan jadi emosinya masih tinggi, coba lagi nanti akan berbeda pada percobaan ke lima,” terang Grace.
Ia menambahkan, teknik ini memang tidak menyelesaikan masalah akan tetapi bisa menjadi langkah awal atau pertolongan pertama untuk menenangkan diri dalam menghadapi emosi yang intens dalam menghadapi masalah apapun.
Sebab, ketika emosi mereda dan menjadi lebih tenang maka pengambilan keputusan dan respons yang dikeluarkan akan lebih baik tidak dipengaruhi oleh ledakan emosi.
Ketika sudah merasa tenang dan siap menghadapi si kecil yang tantrum, berikan respons seolah ibu memahami emosinya dengan memvalidasi perasaan anak. Misalkan dengan kalimat “sedih sekali ya?, marah ya?” kalimat ini akan membuat anak merasa orang tua memahami dan berada dipihaknya.
Kemudian berikan sentuhan seperti memegang tangan, memeluk, atau menggendong. Sentuhan dapat memengaruhi sistem saraf dan memberikan sinyal ke otak untuk meredakan stres, mengurangi tekanan darah yang meningkat, sehingga dapat membuat anak lebih tenang.