28 Juli 2021
17:33 WIB
JAKARTA – Mengelola keuangan selalu menjadi topik yang tak pernah habis untuk diperbincangkan. Pengetahuan ini bahkan menjadi semakin penting di masa pandemi virus corona ini, agar kebutuhan hidup selalu bisa terpenuhi di tengah kondisi yang tidak menentu.
"Prioritaskan kebutuhan utama kita dulu," kata CEO Finansialku, Melvin Mumpuni, saat webinar FinanSiap bersama GoPay, Rabu (28/7) seperti dilansir Antara.
Pada masa pandemi ini, Melvin yang juga perencana keuangan menuturkan, seseorang perlu memiliki dana darurat yang besarannya bergantung pada pengeluaran dan jumlah tanggungan.
Secara umum, lanjutnya, dana darurat bisa berjumlah enam hingga 12 kali dari jumlah pengeluaran setiap bulan. Misalnya, seorang lajang dengan pengeluaran bulanan Rp5.000.000 maka dana darurat yang dibutuhkan adalah Rp5.000.000 x 6.
Sementara bagi yang sudah menikah dan belum memiliki anak, dana darurat yang dibutuhkan mulai dari sembilan kali pengeluaran setiap bulan.
Dana darurat bisa disimpan di rekening tabungan atau instrumen lainnya yang sekiranya tidak mengurangi nilai pokok. Dana darurat, lanjutnya, juga sebaiknya ditempatkan di instrumen keuangan yang likuid atau mudah dicairkan sewaktu-waktu.
Berbicara mengenai waktu yang tepat untuk mengumpulkan dana darurat, kata Melvin, hal itu sebaiknya sudah dilakukan sejak awal seseorang masuk dunia kerja.
"Kejar dana darurat dulu karena kita tidak tahu kapan kondisi darurat datang," kata Melvin.
Setelah dana darurat terpenuhi, pendapatan bisa mulai digunakan untuk berinvestasi. Melvin menyarankan untuk memiliki dana darurat sebelum investasi agar bisa merasakan manfaat yang maksimal.
Pasalnya, jikapun memaksa berinvestasi tanpa memiliki dana darurat, ketika musibah datang, investasi terpaksa dicairkan walaupun belum maksimal.
Selain itu, imbuhnya, memiliki asuransi tidak kalah penting di tengah kondisi pandemi ini untuk mengurangi risiko keuangan. Hal lain yang tak kalah penting, selain dana darurat dan investasi, kita disarankan juga melunasi hutang dan kewajiban agar kondisi keuangan tetap terjaga.
Metode Kakeibo
Sebelumnya, Regional Head of Agency Development Sequis Fourrita Indah menuturkan, salah satu cara mengelola keuangan yang Anda bisa coba adalah metode Kakeibo. Metode ini sudah banyak diterapkan oleh para ibu rumah tangga di Jepang.
Kakeibo bisa diartikan sebagai buku rekening untuk ekonomi rumah tangga. Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1904 oleh seorang jurnalis Makoto Hani. Kemudian dipopulerkan kembali pada tahun 2017 oleh Fumiko Chiba dalam buku Kakeibo: The Japanese Art of Saving Money.
Menurutnya, metode ini dapat juga diadopsi khususnya para wanita Indonesia dalam mengatur anggaran rumah tangga mereka.
"Sangat penting bagi perempuan untuk mampu menata keuangan. Apalagi, saat pandemi covid-19 banyak ketidakpastian yang dapat terjadi sehingga kita harus pintar mengelola keuangan,” tuturnya.
Bagi yang sudah berkeluarga, lanjutnya, pendapatan yang kita miliki tentunya akan digunakan untuk memenuhi semua kebutuhan satu keluarga. “Sehingga kita perlu memiliki keahlian mengatur keuangan," ucapnya.

Dalam Kakeibo, ada sejumlah hal yang perlu Anda catat secara rutin atau tidak bisa ditunda. Selain itu, perlu berkomitmen dan telaten yakni mencatat penerimaan, perkiraan kebutuhan, pengeluaran dan jumlahnya dalam catatan harian, mingguan, bulanan, hingga tahunan.
Catatlah hal-hal tersebut secara rapi, sehingga bisa Anda baca kembali. Nanti, apabila tiba saat akhir bulan, lakukan evaluasi keuangan.
Untuk penghasilan, yang harus dicatat secara rutin adalah kapan dan dari mana sumbernya. Misalnya gaji bulanan, uang bulanan dari suami, termasuk jika ada usaha sampingan.
Bila ada piutang yang diterima, catatlah. Pun apabila Anda berasuransi dan mendapatkan nilai tunai atau manfaat atau tahapan, juga dicatat sebagai penerimaan
Selanjutnya, catat perkiraan jumlah kebutuhan. Agar mudah mengingat pengeluaran, bagilah ke dalam beberapa pos. Misalnya, pengeluaran primer yang sudah pasti (mencakup belanja bulanan, transportasi, cicilan rumah, cicilan kendaraan bermotor, biaya sekolah anak, tagihan listrik atau air).
Lalu, pengeluaran sekunder (belanja perlengkapan rumah, membeli pakaian, jalan-jalan), dan pengeluaran darurat (biaya ke bengkel saat kendaraan rusak, biaya ke dokter saat sakit). Anda disarankan memiliki dana darurat yang besarnya sekitar 6-12x gaji/pendapatan. Misalnya, gaji Rp5 juta maka dana darurat setidaknya Rp30-60 juta.
Kemudian, pengeluaran rutin setiap hari perlu juga dibuat pos. Untuk memudahkan, dapat memanfaatkan amplop sebagai tempat dana atau uang bagi masing-masing pos pengeluaran.
Harus Disiplin
Contohnya, amplop belanja bulanan dan amplop jalan-Jalan. Apabila isi amplop tersebut sudah dihabiskan atau kosong, jangan pernah mengambil uang dari amplop lainnya. Di sinilah para ibu dituntut untuk disiplin.
Setelah merencanakan pengeluaran, catat juga pengeluaran yang terjadi. Bisa juga Anda tambahkan informasi kapan dan di mana melakukan suatu transaksi, sehingga bisa membandingkan harganya dengan pembelian barang yang sama sebelumnya.
Dia menyarankan, saat membuat perencanaan keuangan sebaiknya alokasikan 10-20% pendapatan untuk berasuransi pada dana darurat. Pasalnya, kebutuhan proteksi sangat penting bagi keluarga.
Kemudian lakukan evaluasi, yaitu dari amplop yang dimiliki, perhatikan apakah ada yang tersisa. Teliti pos mana saja yang berhasil dihemat, pos mana yang banyak menghabiskan anggaran.
Fourrita mengatakan, mencatat punya berbagai manfaat salah satunya, Anda akan mengetahui apakah yang dibelanjakan sudah sama dengan perkiraan atau malah berlebihan.
Apakah kebutuhan saat ini sama besarnya atau lebih banyak dari sebelumnya, dan apakah pengeluaran tidak melebihi pendapatan atau sebaliknya.
Dengan mengetahui hal tersebut, Anda bisa menyesuaikan budgeting lebih baik di bulan berikutnya. Melakukan pencatatan, juga akan membantu Anda mengetahui kondisi finansial kita secara detail.
Jadi, saat dihadapkan kembali pada keputusan untuk mengeluarkan uang untuk hal yang di luar dari prioritas kebutuhan, Anda lebih mudah memutuskan untuk menunda keinginan tersebut.
Bila seiring berjalannya waktu, Anda berhasil menekan pengeluaran dan menghemat lebih banyak uang, berarti telah berhasil mengimplementasikan Kakeibo.
.