23 September 2025
11:07 WIB
Tips Memilih Kasur Dan Posisi Tidur Antisipasi Nyeri Pinggang
Selain kesalahan gerak saat melakukan aktivitas, posisi tidur dan jenis kasur bisa menyebabkan nyeri pinggang. Maka, pilihlah kasur yang tepat sesuai dengan kebiasaan posisi tidur.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
| Ilustrasi orang menguap usai terbangun dari tidur. Shutterstock/Supavadee butradee |
JAKARTA - Nyeri pinggang sering dialami banyak orang. Kondisi nyeri di antara iga paling bawah sampai gelang panggul ini bisa disebabkan karena posisi tidur dan jenis kasur atay alas tidur yang digunakan.
"Jadi tidak semua kasur ortopedi sama dan tidak semua orang memerlukan kasur atau tempat tidur yang sama, ini dipengaruhi oleh posisi tidur masing-masing orang. Kalau sering tidur miring, maka pilih kasur yang lebih empuk," kata spesialis ortopedi RS Pondok Indah, dr. Andra Hendriarto
Menurutnya, saat tidur miring dengan kasur yang lebih empuk membuat posisi kepala, leher, bahu, dan tubuh sejajar. Sebaliknya jika posisi tidur terlentang, pilih kasur yang lebih keras agar salah satu bagian tubuh tidak 'turun' yang dapat menyebabkan rasa pegal saat bangun tidur.
"Lalu pastikan juga posisi bantal terkena pundak saat tidur. Biasanya orang hanya kepalanya saja, padahal kalau begitu malah membuat pegal karena posisi kepala menjadi menunduk. Ini bisa menyebabkan pegal dan nyeri pinggang," lanjut dr. Andra.
Begitupun dengan penggunaan guling saat tidur dalam posisi miring. Hindari memeluk guling sambil meringkuk. Posisi itu membuat tubuh menunduk dan tidak baik untuk posisi tulang belakang. Malah, posisi itu bisa menyebabkan nyeri pinggang sehingga tidur dan kualitas hidup menjadi tidak berkualitas.
Nyeri pinggang sendiri merupakan kondisi yang bisa diatasi jika telah diketahui penyebabnya. Sekitar 80 sampai 90% pasien nyeri pinggang bisa sembuh dengan terapi dasar atau konvensional, seperi konsumsi obat nyeri, anti peradangan, dan peningkatan kepadatan tulang, fisioterapi untuk penguatan otot pinggang, dan penggunaan korset dalam periode singkat.
Pada kasus nyeri pinggang berat seperti penyakit bantalan sendi (Hernia Nukleus Pulposus atau HNP) yang tak kunjung membaik lebih dari enam minggu meski telah dilakukan pengobatan dasar, operasi baru menjadi opsi. Operasi untuk mengatasi nyeri pinggang saat ini pun sudah minimal invasif, yang artinya tidak memerlukan sayatan yang besar sehingga kualitas hidup pasien tidak mengalami penurunan.