17 Juli 2021
10:19 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Paylater adalah layanan keuangan yang memungkinkan seseorang mendapatkan kebutuhannya tanpa harus membayar di muka. Dengan kata lain, fitur ini menawarkan opsi ‘bayar kemudian’.
Paylater memiliki kemiripan dengan kartu kredit. Dua-duanya menawarkan skema "utang" kepada setiap penggunanya. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan spesifik, yang pada akhirnya menuntut kejelian pengguna dalam memilih antara keduanya.
Menurut perencana keuangan lembaga Mitra Rencana Edukasi, Mike Rini, paylater dan kartu kredit berbeda dalam sejumlah hal, yaitu di segi penerbitnya, bunga, hingga aturan limit pinjamannya atau pemakaiannya.
Paylater diterbitkan oleh perusahaan teknologi keuangan. Sementara kartu kredit diterbitkan oleh bank, yang sifatnya merupakan layanan keuangan konvensional. Perbedaan ini membuat proses penerbitannya pun memiliki persyaratan dan tata cara berbeda.
"Kalau dibandingkan dengan kartu kredit, paylater cara mendapatkannya lebih mudah daripada kartu kredit. Contohnya, kalau kita mau ngajuin kartu kredit, ditanya dulu sudah punya kartu kredit apa belum, kemudian kartu kredit juga terkait dengan scoring BI. Kalau kredit scoring jelek, nggak dikasih," ungkap Mike saat dihubungi Sabtu (17/7).
Namun, kemudahan yang diberikan paylater juga beriringan dengan beban bunga yang tinggi. Seentara kartu kredit memiliki bunga yang lebih rendah. Hal ini membuat kartu kredit lebih unggul dari paylater.
Adapun dari segi limit, kartu kredit memiliki limit lebih besar daripada paylater. Biasanya limit kartu kredit disesuaikan dengan informasi slip gaji yang diberikan saat pembuatannya.
Karena karakter masing-masing layanan yang berbeda itulah, menurut Mike, penggunaan salah satu layanan harus didasarkan pada pertimbangan kebutuhan masing-masing orang.
Penggunaan paylater lebih cocok bagi orang-orang yang memang membutuhkan biaya untuk membeli suatu barang, dan mampu membayarnya secara konsisten dalam jangka waktu yang ditetapkan.
Sementara kartu kredit dinilai lebih cocok bagi pengguna yang membutuhkan bantuan dalam mengelola keuangannya. Kartu kredit menawarkan fleksibilitas pembayaran dan dengan tenor yang bisa lebih panjang, mencapai 2 hingga tiga tahun.
"Kalau untuk membeli barang, di mana barang itu nilainya turun seperti laptop, hp, atau barang elektronik lainnya, biasanya menggunakan paylater supaya pelunasannya lebih terukur," kata Mike.
"Nah, kartu kredit cocoknya dalam keadaan emergency, dalam kita kesulitan mengelola cashflow. Misalnya saat ini kita belum mampu membayar besar, jadi kita bayar dalam jumlah kecil dulu. Nanti kalau keuangan membaik, kita bisa juga langsung lunasi. Nah, paylater nggak bisa begitu," imbuhnya.
Apapun pilihannya, kata Mike, seseorang harus tahu kebutuhan pinjamannya untuk apa, dan mampu membayar berapa lama sebelum menentukan menggunakan paylater atau kartu kredit. Kebutuhan itulah yang kemudian disesuaikan dengan karakter masing-masing layanan tersebut.