c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

17 Desember 2024

17:32 WIB

Tingkatkan Pemahaman Anak Perempuan Soal Pentingnya Imunisasi HPV

Pemahaman yang baik mengenai pentingnya imunisasi HPV mendorong peningkatan partisipasi dan cakupan, dengan begitu generasi muda perempuan di Indonesia terbebas dari ancaman kanker serviks. 

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tingkatkan Pemahaman Anak Perempuan Soal Pentingnya Imunisasi HPV </p>
<p>Tingkatkan Pemahaman Anak Perempuan Soal Pentingnya Imunisasi HPV </p>

Ilustrasi human papillomavirus pada yang terletak pada permukaan kulit atau selaput lendir dan dapat menyebabkan kanker serviks. Shutterstock/Kateryna Kon

JAKARTA - Kanker leher rahim atau kanker serviks masih menjadi salah satu penyakit paling berbahaya yang mengancam perempuan di Indonesia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kanker ini menduduki peringkat kedua sebagai kanker paling berisiko dengan 36.964 kasus baru pada tahun 2022.  

Yang lebih mengkhawatirkan lagi, angka kematian akibat kanker serviks pun cukup tinggi. Sekitar 50% perempuan yang didiagnosis menderita kanker leher rahim, meninggal dunia karena penyakit ini, umumnya terdeteksi pada stadium lanjut. 

Jika tidak ada intervensi yang dilakukan, diperkirakan lebih dari 1,7 juta perempuan di Indonesia akan meninggal akibat kanker serviks pada tahun 2070. Angka tersebut bisa mencapai hampir 4 juta perempuan pada tahun 2120. Sebagai langkah nyata untuk mengatasi penyebaran kanker leher rahim, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan mencanangkan Rencana Aksi Nasional (RAN) Eliminasi Kanker Leher Rahim 2023–2030. 

Salah satu program unggulannya adalah pemberian imunisasi HPV gratis yang terintegrasi dengan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Program ini menyasar anak perempuan usia 11–12 tahun, khususnya siswa kelas 5 dan 6 atau setara.  

"Pemberian vaksinasi HPV pada anak perempuan sangat penting untuk memutus rantai penyebaran virus. Program ini merupakan upaya percepatan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi anak perempuan dari risiko kanker serviks di masa depan," ujar Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine.

Tak hanya itu, untuk meningkatkan dampak program ini, pemerintah juga memperluas cakupan imunisasi melalui program imunisasi kejar. Program ini ditujukan untuk anak perempuan usia 15 tahun yang belum sempat mendapatkan imunisasi HPV, baik masih bersekolah maupun sudah tidak.  

Dokter spesialis anak, dr. Ketut Dewi Kumara menambahkan, vaksinasi HPV memiliki peran krusial dalam menekan risiko kanker leher rahim secara signifikan. Selain itu, pemberian imunisasi sejak dini juga lebih efektif karena kekebalan tubuh akan terbentuk sebelum anak perempuan berisiko terpapar Human Papillomavirus (HPV).

Menurut rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), imunisasi HPV paling efektif diberikan pada perempuan usia remaja atau pada usia sebelum mereka aktif secara seksual. 

"Pemberian imunisasi HPV pada anak perempuan bukan hanya tentang kewajiban, tetapi hak setiap individu untuk mendapatkan perlindungan kesehatan jangka panjang. Ini adalah langkah preventif untuk menjaga kualitas hidup generasi muda di masa depan," jelas dr. Ketut Dewi.  

Ia menambahkan, pemahaman yang baik mengenai pentingnya imunisasi HPV akan mendorong peningkatan partisipasi dan cakupan imunisasi. Dengan begitu generasi muda perempuan di Indonesia dapat tumbuh dengan sehat dan terlindungi dari ancaman kanker serviks di masa depan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar