11 Mei 2023
16:27 WIB
Penulis: Mahareta Iqbal
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Usai ditunda setelah tim Valorant Singapura diduga memanfaatkan bug abuse dan tim Indonesia memutuskan untuk technical pause dalam babak Grand Final Valorant SEA Games 2023, akhirnya diputuskan kedua tim sama-sama meraih medali emas.
Permainan yang ditunda pada Rabu (10/5) malam, dilanjutkan kembali keesokan harinya (11/5). Namun, tim Valorant Indonesia memutuskan untuk tidak melanjutkan pertandingan alias walkout.
Melihat pernyataan sikap Indonesia, pihak penyelenggara SEA Games 2023 akhirnya memutuskan untuk memberikan medali emas kepada kedua tim.
Tjahjono Prasetyanto selaku Ketua Badan Timnas Esports Indonesia untuk SEA Games 2023 di dalam keteranganya mengatakan, keputusan ini dibuat sebagai upaya menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
"Setelah rapat panjang, Dewan SEA Games 2023 memutuskan untuk memberikan dua medali emas untuk Indonesia dan Singapura," ujar Tjahjono (11/5).
Menurutnya, hal ini diputuskan demi menjaga hubungan antara kedua negara. Maka, Indonesia pun menerima medali emas sesuai dengan alasan yang diberikan.
Mengacu pada tayangan live Instagram perayaan penyerahan medali yang ditayangkan di akun resmi @pbesi_official, medali perak kemudian diberikan kepada dua negara yang berada di posisi tiga dan empat, yaitu Filipina dan Vietnam.
Dicurangi
Indonesia melaju ke Grand Final usai mengalahkan Filipina dengan skor akhir 2-0. Kemudian, berhadapan dengan Singapura yang juga mengalahkan Vietnam di Semi Final dengan skor yang sama.
Di Grand Final, Indonesia sempat tertinggal di babak pertama dengan skor 13-8 dan akhirnya kalah 1-0. Tim Valorant Indonesia terus mencoba memberikan perlawanan. Babak kedua menjadi pertarungan hidup-mati tim Valorant Indonesia.
Namun, usut punya usut, diketahui sebelum pertandingan dimulai, Eeyore, salah satu pemain tim Valorant Indonesia sesungguhnya sudah mengatakan kepada pihak panitia penyelenggara bahwa sebelum pertandingan ada bug abuse dan perlu dibenahi terlebih dahulu.
"Kita sudah bilang juga ke panitia ada bug, panitia pun membenarkan hal demikian dan bug tersebut tidak boleh digunakan sesuai peraturan. Namun, pihak tim Singapura memanfaatkan bug tersebut," ucap Eeyore dalam sesi live Instagram lewat akun Brand Ambassador SEA Games 2023, Juanita Zelia Valezka @btr_valeska (11/5).
Di dalam keterangannya, Eeyore menambahkan, mereka bisa saja juga menggunakan bug tersebut.
Namun, demi menjaga martabat negara dan tetap bermain fairplay, serta tetap mematuhi peraturan yang sudah tertera di buku peraturan, tim Indonesia tidak memanfaatkan hal tersebut demi meraih kemenangan.
"Saya sudah bilang dari awal, namun tidak diindahkan. Akhirnya, saya putuskan untuk technical pause dan pertandingan dihentikan," ucap Eeyore.
Pernyataan Eeyore tersebut juga didukung oleh Valezka yang berada di lokasi pertandingan. Di dalam unggahan Insta Story nya, Valezka menuliskan bahwa tim Indonesia memutuskan untuk tidak melanjutkan permainan karena panitia SEA Games menganggap bug abuse ini adalah pelanggaran ringan dan tidak perlu ada punishment untuk tim Singapura. Padahal, hal demikian sudah ada di peraturan.
"Jadi, tim (Valorant Indonesia) memilih untuk tidak bermain karena untuk menjaga martabat bangsa dan situasinya sudah tidak kondusif," tulis Valezka.
Kabar yang diterima, tim Singapura menggunakan suatu bug yang berasal dari kemampuan (skill) yang dimiliki karakter Valorant bernama Cypher.
Bug ini memungkinkan seorang pemain Valorant yang menggunakan Cypher menempatkan "kamera" pemantau pemain lain di tempat yang tidak seharusnya. Dengan begitu, pemain bisa melihat gerak-gerik pemain lain hingga musuh, serta mengantisipasi gerakan-gerakan tersebut secara leluasa.
Pemanfaatan bug karakter ini pun juga diunggah oleh Wakil Head Coach Esports Tim Indonesia SEA Games 2023, Richard Permana di Insta Story-nya lewat akun @nxlfrgdibtj.
Menurutnya, tim Singapura memanfaatkan bug Cypher ini sebanyak tiga kali di ronde yang berbeda.
Meski permasalahan ini sudah mereda dan kedua tim sudah sama-sama memperoleh emas, kelalaian dari tim penyelenggara serupa ini diharapkan agar tidak terjadi lagi di kemudian hari, apalagi sekelas SEA Games. Agar nantinya tidak mencederai sportivitas dan fairplay yang dijunjung tinggi oleh para atlet di dalam pertandingan.