c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

12 April 2022

17:50 WIB

Tiga Jenis Food Preference Sebabkan Anak Susah Makan

Pentingnya asupan gizi bagi batita harus berhadapan dengan food preference yang membuat anak susah makan. Kenali cara menghadapinya.

Penulis: Tristania Dyah Astuti

Editor: Rendi Widodo

Tiga Jenis <i>Food Preference</i> Sebabkan Anak Susah Makan
Tiga Jenis <i>Food Preference</i> Sebabkan Anak Susah Makan
Ilustrasi anak makan buah. Pixabay

JAKARTA - Anak di bawah tiga tahun (batita) membutuhkan asupan makanan dengan nutrisi dan gizi seimbang untuk kebutuhan tumbuh kembangnya yang pesat. Sayangnya anak kerap ogah makan atau sangat pilih-pilih, sehingga asupan yang masuk ke tubuhnya sangat terbatas. 

Dokter Spesialis Anak, dr. Nunki Andria, Sp.A menjelaskan memilih-milih makanan juva terbagi menjadi 3 kelompok. Orang tua perlu memahami anak berada pada kelompok berapa agar bisa memberikan treatment yang tepat.

Memilih-milih makanan atau food preference pada anak terbagi menjadi tiga kelompok, yakni neofobia, picky eater, dan selective eater.

Neofobia terjadi mulai usia 1-3 tahun, puncaknya bisa pada usia2-6 tahun. Dalam kategori ini anak menolak semua jenis makanan yang baru dikenalnya. “Hal ini normal terjadi pasa fase perkembangan anak. Tapi hati-hati, neofobia bisa berlanjut terus menerus,” kata Nunki.

Baca juga: Kesalahan Awal MPASI Sebabkan Anak Picky Eater

Beberapa penelitian menyebutkan neofobia bisa disebabkan karena pengenalan makan yang terlambat, termasuk terbatasnya mengenalkan ragam variasi makanan seperti rasa dan tekstur saat anak mulai MPASI.

Selain food neofobia, ada pula picky eater yang umumnya sudah banyak diketahui. Picky eater adalah kondisi anak hanya ingin mengonsumsi makanan yang sama pada tiap kelompok karbohidrat, protein, serat, dan buah. Minimal setiap kelompok anak memiliki satu jenis makanan favoritenya.

Misal pada karbohidrat hanya ingin kentang dan mie, namun menolak nasi, atau dari protein hanya ingin makan ayam goreng dan telur namun menolak ikan. Pada buah hanya menyukai pisang tidak dengan buah lainnya.

Ada pula selective eater, di mana anak menolak segaja jenis makanan dari kelompok tertentu, seperti enggan mengkonsumsi protein lauk pauk dan serta seperti sayur dan buah. Anak hanya ingin makan kentang goreng.

Baca juga: Asupan Gizi Baik Penting Untuk Cegah Stunting Dan Obesitas

Baik neofobia, picky eater, maupun sepective eater orang tua diminta untuk tetap memperkenalkan ragam makanan baru kepada anak. Variasi pilihan makanan yang terbatas dapat mempengaruhi status gizi dan kesejahteraan anak, serta meningkatkan risiko terjadinya masalah gizi pada anak.

Nunki pun memberikan tips untuk menghilangkan kebiasaan anak dalam memilih-milih makanan, yakni dengan menerapkan prinsip food chaining.

Food chaining adalah trik menggunakan bahan dari makanan yang anak suka sebagai awal dari pengenalan makanan baru dengan mengubah tahapan prosesnya.

Misalkan, anak yang menyukai kentang goreng, kentang diolah menjadi potato wedges, kemudian dijadikan perkedel ayam, hingga menjadi makananan yang mengandung gizi seimbang.

Contoh lain seperti nugget, jika anak menyukai nugget kemasan yang dominan tepung, orang tua bisa mengubahnya perlahan, seperti membuat nugget namun lebih dominan daging ayam, jika sudah terbiasa buatkan kitchen katsu dengan luaran tepung roti seperti nugget. Lalu perlahan buatkan ayam panggang.

Baca juga: Alih Asuh Si Kecil di Ruang Daycare

Anak mungkin akan menolaknya pada kali pertama mencobanya, namun hal ini wajar, orang tua harus konsisten untuk mengenalkan makanan baru. “Kenalkan jenis makanan baru, jangan langsung berhenti mencoba. Jika anak menolak kenalkan 10-15 kali,” ujar Nunki.

Selain itu, orang tua juga perlu mencontohkan untuk makan makanan yang anak kurang tertarik. Seperti mencontohkan makan sayur, ikan, atau jenis makanan lainnya.

Sajikan makanan cemilan dengan tambahan protein atau serat dari sayur, tawarkan pada anak dan letakan di atas meja kecil agar anak bisa mengambilnya sendiri. 

“Tidak perlu dipaksa mencoba, anak yang memegang kendali untuk mencicipi. Biasanya (tidak dipaksa) akan lebih tertarik mencoba,” tutup Nunki.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar