c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

16 Oktober 2025

18:36 WIB

Thunderclap Headache, Sakit Kepala Yang Perlu Diwaspadai

Thunderclap Headache merupakan kondisi sakit kepala hebat yang terjadi secara tiba-tiba tanpa adanya gejala sebelumnya. 

Editor: Putri Endang

<p><em id="isPasted">Thunderclap Headache, </em>Sakit Kepala Yang Perlu Diwaspadai</p>
<p><em id="isPasted">Thunderclap Headache, </em>Sakit Kepala Yang Perlu Diwaspadai</p>

Ilustrasi seorang wanita merasakan sakit kepala hebat. Foto: Freepik.

JAKARTA - Pernahkah Anda merasakan sakit kepala hebat yang terjadi secara tiba-tiba? Jika iya, itu menjadi kondisi yanng patutu diwaspadai. 

“Migrain atau sakit kepala seperti apa yang harus diwaspadai sebagai pertanda penyakit serius? Jadi sakit kepalanya muncul tiba-tiba terus hebat banget, bisa dibilang namanya thunderclap headache atau sakit kepala seperti tersambar gledek itu harus diwaspadai,” kata Zicky, Kamis (16/10).

Dirinya menyampaikan, thunderclap headache merupakan salah satu jenis dari sakit kepala sekunder yang dapat diakibatkan oleh pendarahan di otak. Kondisi ini bisa disebabkan karena adanya infeksi di organ tersebut maupun selaput otak. Pendarahan juga dapat disebabkan oleh adanya meningitis atau tumor.

"Intinya mudah, kalau sakit kepalanya satu dua kali hilang itu masih oke, tapi kalau lebih dari dua kali terus hilang-hilang dan cenderung (sakitnya) bertambah, itu jangan-jangan (kondisi serius) dan patut diwaspadai," ujarnya seperti dikutip dari Antara

Selain itu, ia juga mengimbau pada masyarakat untuk berhati-hati pada sakit kepala yang sering menyebabkan terbangun ketika tidur, disertai dengan kejang, pandangan kabur, demam tinggi sampai dengan terjadi pelemahan di salah satu sisi bagian tubuh.

Obat sakit kepala yang digunakan sebagai anti nyeri (pain killer), kata dr. Zicky, sebetulnya cukup efektif untuk meredakan serangan sakit kepala atau migrain sebagai terapi abortif. Cara lain yang dapat dilakukan yakni menggunakan kompres dingin di daerah sekitar area yang menyebabkan sakit kepala misalnya dahi atau leher.

Pengompresan akan lebih baik jika dilakukan di ruangan yang tenang dan sedikit terkena cahaya. Namun jika kejadiannya terlalu sering, dokter yang melangsungkan praktik di Rumah Sakit Brawijaya itu menyarankan penderita untuk segera menemui dokter di rumah sakit untuk mencegah perburukan.

"Kita mungkin bukan hanya perlu obat terapi abortif atau menghilangkan nyeri tapi juga lebih memerlukan obat untuk preventif atau pencegahan Itu nanti bisa dilihat dari pola migrain tersebut," katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar