03 Oktober 2025
19:20 WIB
Terapi Uap Air Bersuhu Tinggi Atasi Masalah Pembesaran Prostat Jinak
Rezum water vapor therapy merupakan metode mengatasi pembesaran prostat jinak dengan teknologi uap air bersuhu tinggi yang dapat mengecilkan kelenjar prostat.
Penulis: Gemma Fitri Purbaya
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi prostat. Shutterstock/Peakstock |
JAKARTA - Pembesaran prostat jinak terjadi ketika jumlah sel prostat bertambah. Kasus terkait saluran kemih ini ini terbilang cukup tinggi, setelah batu saluran kemih.
Biasanya, pengobatannya melalui terapi konservatif, farmakologis, dan pembedahan, jika ukuran prostat terlalu besar dan masuk kategori sedang dan berat. Meski terapi-terapi tersebut efektif, tetapi ada keterbatasan dan risiko efek samping yang bisa muncul pascaoperasi, seperti gangguan fungsi seksual dan masa pemulihan yang lama.
Dari sana, hadirlah inovasi terbaru untuk mengatasi pembesaran prostat jinak, yakni rezum water vapor therapy. Dijelaskan oleh spesialis urologi Prof. Agus Rizal A.H. Hamid, inovasi ini merupakan terapi dengan teknologi uap air bersuhu tinggi yang dapat mengecilkan kelenjar prostat.
"Metode ini juga telah disetujui oleh FDA (Food and Drugs Administration) Amerika Serikat hingga volume prostat 150ml. Prosedur dilakukan secara minimal invasif melalui sistoskopi tanpa insisi dan gejala akan mulai membaik dalam tiga minggu dan hasil optimal pada tiga bulan," jelas Prof. Rizal.
Keunggulan terapi rezum lainnya, dapat mempertahankan fungsi seksual pria, seperti ereksi dan ejakulasi, yang banyak dikhawatirkan pasien karena beberapa tindakan operasi besar mempengaruhi hal tersebut. Dengan demikian, kualitas hidup pasien pun bisa tetap terjaga.
Tindakannya hanya berlangsung selama 15 sampai 30 menit, sehingga cocok untuk pasien dengan komorbid, atau penyakit penyerta seperti jantung, hipertensi, dan lainnya, dan pasien usia lanjut. Masa pemulihan pun cenderung singkat, pasien bisa langsung beraktivitas seperti biasa pasca operasi.
"Pemulihan cukup cepat karena tindakannya kan hanya maksimal 30 menit, tetapi pasca tindakan pasien masih menggunakan kateter untuk berkemih. Namun hal itu tidak akan terlihat dan pasien masih bisa beraktivitas seperti biasa. Pelepasan kateter umumnya 2 sampai 3 hari pasca tindakan," ucap Prof. Rizal.
Pembesaran prostat jinak sendiri rata-rata terjadi pada pria usia 70 tahun ke atas. Data BPJS Kesehatan di Jawa Barat pada 2016 sampai 2020 memperlihatkan terdapat 97 ribu kasus pembesaran prostat jinak dengan prevalensi tertinggi pada pria usia 60 sampai 69 tahun.
Apabila dibiarkan, pria tidak bisa buang air kecil karena ukuran prostat terlalu besar dan mengganggu saluran kemih. Maka itu, jika mengalami gejala seperti sering buang air kecil, tidak bisa menahan buang air kecil, tidak tampias setelah buang air kecil, urine menetes setelah selesai buang air kecil, sampai sering terbangun di malam hari untuk buang air kecil, segera periksakan diri ke dokter urologi.
Semakin dini mendapatkan dinosa dan perawatan, maka kualitas hidup pasien pun semakin baik.