08 Juli 2024
20:53 WIB
Terapi Penyembuhan Lewat Aktivitas Musik
Tak hanya sebagai hiburan semata, musik dapat memberikan efek relaksasi. Bahkan bisa menjadi metode terapi untuk meningkatkan kondisi kesehatan, seperti stroke, alzheimer hingga parkinson.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi perempuan muda sedang bermain gitar. Freepik
JAKARTA – Musik umumnya dianggap bisa memberi efek relaksasi di samping sebagai suatu hiburan. Namun sejatinya ada manfaat lebih jauh yang bisa dicapai dengan musik, yaitu sebagai media terapi bahkan penyembuhan, baik untuk masalah mental maupun fisik.
Terapi musik barangkali belum umum dikenal sebagai salah satu metode penyembuhan di Indonesia. Namun begitu, praktik ini terus berkembang. Meski belum populer, terapi jenis ini mulai menjadi pilihan bagi kalangan masyarakat tertentu untuk meningkatkan kondisi kesehatan, bahkan sebagai penyembuhan masalah kesehatan seperti stroke, alzheimer hingga parkinson.
Pernahkah anda berpikir stroke mungkin bisa disembuhkan lewat aktivitas musik? Itulah yang diupayakan Kezia Karnila Putri, seorang terapis musik dan juga pengajar di Fakultas Musik Universitas Pelita Harapan. Dia telah lama menekuni bidang terapi musik, mendampingi klien dalam banyak sesi terapi musik.
Kezia mengatakan, musik bisa merangsang bagian otak manusia, karena itulah bisa bermanfaat untuk penyembuhan. Penyakit-penyakit yang berhubungan masalah pada otak, atau yang berhubungan dengan kesehatan mental, potensial untuk diatasi dengan metode musik.
“Kegiatan musik, apapun bentuknya itu mengaktivasi banyak sekali bagian otak, karena aktivitas musik itu adalah aktivitas multisensori. Misalnya pasien dengan stroke, karena strokenya dia susah bagian bicaranya. Nah, bagian otak yang bermasalah itu bisa di-bypass dengan bernyanyi misalnya,” ungkap Kezia saat ditemui di Jakarta beberapa waktu lalu.
Kezia menjelaskan, musik, apapun genrenya, adalah sesuatu yang terstruktur, sehingga bisa memberikan stabilitas pada ritme tubuh manusia. Potensi itulah yang dieksplorasi sebagai metode penyembuhan yang dipadukan dengan analisa situasi mental maupun persoalan pada pasien.
Setiap pasien dalam terapi musik akan mendapatkan sesi terapi yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan tujuannya. Seseorang dengan masalah komunikasi verbal, misalnya gagap, bisa jadi menjalani terapi bernyanyi dengan musik rap yang menonjolkan stabilitas beat atau tempo.
Lainnya, mereka dengan masalah alzheimer misalnya bisa diterapi dengan aktivitas musik yang merangsang kerja otak dalam merekam dan mengingat, misalnya latihan menghafal dan memainkan musik gamelan.
“Misalnya lagi klien ini latihan berjalan, tentunya kita musik yang digunakan beat-nya juga stabil, ritmenya tidak banyak pergeseran” kata Kezia.
Kezia menyebutkan semua jenis musik bisa digunakan sebagai medium terapi, baik musik modern maupun tradisional. Kezia sendiri meyakini, musik tradisional Indonesia menyimpan potensi untuk dimanfaatkan sebagai medium terapi karena karakteristik bunyi dan juga aktivitas permainan musiknya yang dianggap banyak merangsang kemampuan kognitif.
Tradisi Musik sebagai Medium Spiritual
Kezia mengatakan bahwa praktik terapi musik saat ini masih perlu diperkenalkan lebih luas di Indonesia agar masyarakat semakin mengenalnya sebagai bagian dari praktik kesehatan. Menurut Dia, kebudayaan Indonesia sejak dulu telah akrab dengan konsep musik sebagai media aktivasi dan penyembuhan dalam tataran spiritual.
Musik, sebelum diposisikan sebagai produk hiburan, adalah medium komunikasi manusia dengan Tuhan. Itu terbaca dalam berbagai kebudayaan di seluruh dunia. Selain itu musik juga sejak masa dahulu telah menjadi medium penyembuhan oleh manusia, terutama untuk yang berkaitan dengan masalah pikiran dan spiritual.
“Semua kebudayaan di dunia ini punya aspek musik, sebenarnya awalnya bukan untuk aspek entertainment tapi sebenarnya komunikasi ke atas dan pengobatan. Cuma dulu zaman tradisional itu agak mistis atau spiritual, jadi tidak terkesan saintifik. Nah, profesi terapi musik, atau bidang ilmu psikologi musik itu hadir untuk memberikan dasar sains-nya,” pungkas Kezia.
Praktik terapi musik saat ini sudah berkembang di berbagai kota di Indonesia, meski menurut Kezia penyebaran layanannya masih sangat terbatas karena tak banyak tenaga profesional yang tersedia. Terapi musik secara layanan sama seperti layanan pada konseling psikolog atau atau pada kursus-kursus musik di mana klien membayar berdasarkan sesi yang dijalani. Sebagai gambaran saja, satu kali sesi terapi musik akan ditawarkan dengan biaya Rp250 hingga Rp500 ribu.