c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

30 September 2025

18:29 WIB

Terapi GLP-1 Turunkan Berat Badan Dan Risiko Kardiovaskular

Menjalankan terapi GLP-1 dibaregi dengan perubahan gaya hidup memungkinkan penurunan berat badan dan risiko kardiovaskular sekitar 20%. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Terapi GLP-1 Turunkan Berat Badan Dan Risiko Kardiovaskular</p>
<p>Terapi GLP-1 Turunkan Berat Badan Dan Risiko Kardiovaskular</p>

Wanita bersedih mengukur lingkar perutnya. Shutterstock/Avirut S

JAKARTA – Obesitas merupakan penyakit kronis multifaktorial, dipengaruhi oleh faktor genetik, biologis, lingkungan, dan sosial. Karena itu, penanganannya tidak bisa hanya dengan pola makan sehat atau olahraga saja, tetapi membutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan banyak aspek. 

Obesitas sendiri diketahui dapat memicu berbagai penyakit serius, mulai dari hipertensi, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kanker. 

Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 mencatat, angka obesitas orang dewasa di Indonesia sudah mencapai 23,4%. Artinya, ada 1 dari 4 orang Indonesia yang hidup dengan obesitas. Kondisi ini bukan hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga menimbulkan beban ekonomi yang signifikan. 

Studi memperlihatkan, obesitas membebani Indonesia hampir Rp78 triliun per tahun, angka yang sangat besar untuk ditanggung sistem kesehatan.

Mendukung upaya penanganan, terapi berbasis GLP-1 hadir sebagai salah satu terobosan medis. Terapi ini bekerja bersamaan dengan perubahan gaya hidup, memungkinkan 1 dari 3 pasien menurunkan lebih dari 20% berat badannya, berdasarkan hasil studi global. 

Tidak hanya membantu mengontrol berat badan, bagi pasien obesitas dengan riwayat penyakit kardiovaskular, terapi GLP-1 juga terbukti menurunkan risiko kardiovaskular hingga 20%. Dengan demikian, terapi ini tidak hanya menambah usia harapan hidup, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup pasien, khususnya mereka yang memiliki riwayat gagal jantung dan osteoartritis lutut.

Terapi GLP-1 merupakan pengobatan menggunakan agonis reseptor GLP-1 (Glucagon-Like Peptide-1 Receptor Agonist) yang bertugas untuk memperlambat pengosongan lambung sehingga merasa kenyang lebih lama dan mengurangi napsu makan. Dengan begitu, seseorang bisa mengalami penurunan berat badan.

"Obesitas adalah penyakit, bukan kegagalan. Kami mematahkan stigma, meningkatkan kesadaran, dan memberikan dukungan. Namun terapi GLP-1 untuk pengelolaan obesitas adalah obat yang harus diresepkan dokter sehingga ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter demi hidup yang lebih sehat," kata Genaral Manager Novo Nordisk Indonesia, Sreerekha Sreenivasan.

Momentum perubahan semakin kuat dengan diperkenalkannya Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran (PNPK) Obesitas, sebuah pedoman yang dirancang untuk menstandarkan pelayanan kesehatan obesitas di seluruh Indonesia. 

PNPK menjelaskan lima pilar utama pengelolaan obesitas, yakni diet, aktivitas fisik, modifikasi gaya hidup, terapi farmakologis, dan bedah bariatrik. Dengan adanya pedoman ini, diharapkan penanganan obesitas menjadi lebih komprehensif, konsisten, dan sesuai kebutuhan pasien di berbagai daerah.

Obesitas bukan lagi persoalan individu, tetapi masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditangani bersama. Dukungan medis, kebijakan pemerintah, hingga kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi angka obesitas. Dengan kombinasi terapi modern dan pedoman nasional, harapannya Indonesia bisa bergerak menuju masa depan yang lebih sehat dan produktif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar