16 Oktober 2025
13:54 WIB
Temuan Baru Ungkap Potensi Ragi Jadi Basis Pangan Di Mars
Temuan terbaru memberi petunjuk bahwa ragi bisa bertahan di tengah lingkungan ekstrem Mars. Temuan ini memperbesar peluang manusia membangun kehidupan baru di Planet Merah dalam waktu dekat.
Editor: Andesta Herli Wijaya
Planet ketiga dalam tata surya, Planet Mars dengan background bintang luar angkasa. Shutterstock/Fra me Stock Footage.
JAKARTA - Sebuah studi terbaru mengungkap kemampuan ragi, zat pemicu fermentasi, untuk hidup di planet Mars. Para peneliti membuktikan ragi mampu hidup dalam kondisi ekstrem lewat serangkaian simulasi yang meniru lingkungan Mars.
Penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah PNAS Nexus baru-baru ini mengurai hasil penelitian terhadap Saccharomyces cerevisiae atau yang dikenal sebagai ragi roti yang diuji dalam lingkungan mirip Mars. Para peneliti menemukan bahwa ragi mampu bertahan dari gelombang kejut berintensitas 5,6 Mach dan 100 mM garam natrium perklorat, serta gabungan tekanan keduanya.
Ketika tertekan, ragi, manusia, dan organisme, sering membentuk sesuatu yang disebut kondensat ribonukleoprotein (RNP), suatu struktur yang terbuat dari RNA dan protein. Penelitian menemukan bahwa di bawah pengaruh gelombang kejut dan perklorat, ragi tetap mampu membentuk kondensat RNP.
"Studi ini, yang pertama dari jenisnya, menyoroti pentingnya kondensat RNP dalam memahami dampak kondisi Mars terhadap kehidupan secara umum," tulis ahli dalam penelitian tersebut, dilansir dari Ladbible, Kamis (16/10).
Dari situ peneliti melihat kemungkinan kehidupan mikroorganisme pada atmosfer di luar Bumi. Ragi yang tahan terhadap kondisi Mars diyakini dapat dimanfaatkan untuk produksi makanan berkelanjutan bagi para astronaut yang akan tinggal di sana dalam jangka panjang.
Baca juga: Para Peneliti China Temukan Air Di Mars
Dengan adanya mikroorganisme seperti ragi roti yang dapat beradaptasi dan bertahan, tantangan utama dalam penyediaan sumber makanan di Mars diperkirakan dapat diatasi. Para peneliti berharap studi lanjutan dapat mengembangkan teknologi bioproduksi makanan menggunakan ragi dan mikroorganisme lain yang tahan terhadap kondisi luar angkasa.
Penelitian terbaru ini terbilang signifikan untuk mendukung misi penjelajahan Mars oleh manusia, karena membuktikan kemungkinan bahwa kehidupan dapat bertahan dalam kondisi luar angkasa.
Meskipun rencana SpaceX dan NASA untuk menempatkan manusia di Mars pada tahun 2040 mungkin tampak berani, penelitian ini menunjukkan bahwa umat manusia mungkin jauh lebih dekat daripada yang banyak orang kira.
Sebagaimana diketahui, SpaceX dan NASA telah menyatakan rencana untuk mengirim manusia ke Mars untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun mendatang, termasuk rencana SpaceX untuk menjajah planet merah dan mendirikan kota-kota yang layak huni.
SpaceX telah bekerja sama dengan NASA selama bertahun-tahun dalam rencana untuk membuat Mars dapat dihuni manusia. Mereka membangun alat yang memungkinkan manusia untuk sampai ke Mars, yaitu dengan roket Starship besar yang terakhir kali dikabarkan telah menyelesaikan peluncuran uji coba ke-11.