c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

06 Agustus 2025

19:31 WIB

Telusuri Jejak Tsunami Purba Selatan Jawa Lewat Pendekatan Budaya

BRIN memanfaatkan budaya dalam menelusuri jejak tsunami purba yang terjadi di selatan Pulau Jawa, dengan mengkaji situs-situs bersejarah. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Telusuri Jejak Tsunami Purba Selatan Jawa Lewat Pendekatan Budaya</p>
<p>Telusuri Jejak Tsunami Purba Selatan Jawa Lewat Pendekatan Budaya</p>

Tim riset dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan kembali survei paleotsunami. Foto: laman BRIN. 

JAKARTA - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melanjutkan penelitian paleotsunami untuk menelusuri jejak tsunami purba di selatan Pulau Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pendekatan budaya, dengan mengkaji keterkaitan antara situs-situs sejarah dan kemungkinan peristiwa bencana masa lampau. 

 Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Purna Sulastya Putra mengatakan, salah satu lokasi yang diteliti adalah Situs Batu Kandiri di Pangandaran, Jawa Barat. Kawasan ini tercatat dalam kisah perjalanan Dujang Ramanik pada abad ke-15 dan ditinggalkan masyarakat setelah masa tersebut.

"Situs itu sempat ditinggalkan masyarakat. Ada dugaan, selain faktor konflik, juga karena peristiwa alam seperti tsunami yang terjadi sekitar 500 tahun lalu," kata Purna.

Dalam prosesnya, tim BRIN menggunakan metode stratigrafi, analisis sedimen, serta pemetaan geospasial untuk menelusuri endapan pasir yang menjadi penanda tsunami purba dan juga melibatkan pemeriksaan cerita rakyat - catatan lisan yang diturunkan antargenerasi.

Menurut Purna, pendekatan multidisiplin yang menggabungkan ilmu geologi, arkeologi, sejarah, dan antropologi yang mereka terapkan membuka perspektif baru dalam membaca ulang peristiwa bencana yang tidak tercatat secara tertulis namun membekas dalam budaya masyarakat.

"Cerita tentang gelombang besar, kisah Ratu Kidul, atau situs-situs yang ditinggalkan, mungkin mencerminkan memori kolektif masyarakat terhadap bencana alam. Balik lagi tujuan kami bukan membantah mitos, tetapi memperkaya pemahaman lewat bukti ilmiah agar bisa digunakan sebagai bahan mitigasi," katanya.

Ke depan, menurut dia, BRIN memperluas riset ke wilayah lain seperti Cilacap, Kebumen, dan Yogyakarta, serta selatan Bali, dan menjalin kolaborasi lebih luas dengan akademisi, komunitas lokal, dan pemerintah daerah, guna mendorong pelestarian situs budaya sekaligus membangun kesadaran akan potensi bencana di kawasan rawan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar