c

Selamat

Rabu, 19 November 2025

KULTURA

23 Juli 2024

00:57 WIB

Telusur Jejak Mataram Kuno Di Candi Gedong Songo

Berdasarkan penelitian, candi peninggalan kepercayaan Hindu ini dibangun pada kisaran abad ke 7-9 masehi.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Telusur Jejak Mataram Kuno Di Candi Gedong Songo </p>
<p>Telusur Jejak Mataram Kuno Di Candi Gedong Songo </p>

Pemandangan candi Gedong Songo. Shutterstock/Pungkas Permadi

JAKARTA - Tak hanya diliputi oleh banyak destinasi wisata religi berupa klenteng, Semarang nyatanya juga memiliki objek wisata peninggalan sejarah era kerajaan terdahulu berupa candi, yakni Candi Gedong Songo.

Berada di kawasan perbukitan lebih tepatnya di area kaki Gunung Ungaran, Candi Gedong Songo mampu memberikan suasana yang berbanding terbalik dengan pusat Kota Semarang yang dikenal memiliki suhu udara terik dan cukup panas.

Masuk dalam kawasan Desa Candi, Kecamatan Bandungan, Candi Gedong Songo menempati area seluas 230 ribu meter persegi. Mengulik namanya, dalam bahasa Jawa Gedong memiliki makna bangunan atau rumah, sedangkan Songo berarti sembilan, sehingga candi ini memiliki makna sembilan bangunan.

Penemuannya sendiri baru terungkap pada tahun 1804 oleh Sir Thomas Stamford Raffles, di mana saat awal ditemukan terdapat sebanyak tujuh buah bangunan candi yang kemudian dinamakan Candi Gedong Pitu.

Lalu pada tahun 1908 hingga 1911 seorang, arkeolog bernama V. Stein Callenfels melakukan penelitian lebih lanjut hingga akhirnya menemukan dua bangunan candi lagi sehingga dinamakan Candi Gedong Songo.

Tersebar dari satu titik ke titik lain dengan jarak yang cukup berjauhan, nyatanya saat ini hanya ada sisa lima bangunan candi utuh yang tersisa dari rangkaian candi ini. 

Jejak Peninggalan Kerajaan Mataram Kuno

Dikutip dari laman Pemprov Jawa Tengah, jika dilihat dari arsitekturnya Candi Gedong Songo diperkirakan dibangun pada kisaran abad ke 7 sampai 9 Masehi.

Masing-masing dari bangunan candi yang diketahui merupakan peninggalan Kerajaan Mataram Kuno ini memiliki ciri arsitektur seperti candi Hindu pada umumnya yang terdiri dari tiga bagian, yaitu alas candi yang dimaknai sebagai gambaran alam manusia, bagian tengah candi dimaknai sebagai gambaran alam yang menghubungkan antara manusia dan dewa, serta puncak candi sebagai gambaran alam para dewa.

Selain itu, lokasi candi yang bertempat di daerah perbukitan juga diyakini sebagai perwujudan dari kahyangan atau tempat para dewa bersemayam.

Candi Gedong Songo untuk pertama kalinya mengakami pemugaran pada tahun 1928-1929 oleh pemerintahan Belanda terhadap dua bangunan candi. Pemugaran baru kembali dilakukan oleh Pemerintahan Indonesia pasca merdeka yang dilakukan selama hampir sepuluh tahun, yaitu tahun 1972-1982.

Di masa kini, Candi Gedong Songo menjadi destinasi wisata sejarah yang menaqarkan daya tarik suasana sejuk karena berada di kawasan pegunungan dan memiliki fasilitas yang mendukung untuk bersantai sembari mengamati keindahan bangunan candinya sendiri.

Di sekitar candi, terdapat banyak gazebo yang dapat diduduki. Selain itu tak jauh dari bangunan candi utama, terdapat outbond area dengan camping ground dan area berkuda.

Perlu diketahui, lantaran jarak dari satu candi ke candi lain cukup jauh, banyak juga wisatawan yang memilih untuk menjelajah keseluruhan bangunan candi dengan berkuda.

Cukup terjangkau, untuk bisa memasuki area Candi Gedong Songo wisatawan akan dikenakan tarif tiket masuk sebesar Rp10.000 per orang untuk hari biasa, dan Rp 15.000 per orang pada akhir pekan. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar