02 Oktober 2021
15:44 WIB
Penulis: Kevin Sihotang
Editor: Rikando Somba
JAKARTA –Taylor Swift, penyanyi cantik bersuara khas, asal Amerika Serikat, segera merilis ulang album keempatnya, Red, yang dirilis pada 2012 silam. Dilansir MN UK, Taylor akan merilis album tersebut seminggu lebih cepat dari jadwal, yakni pada 12 November mendatang. Album versi baru dari Red ini akan diberi judul Red (Taylor’s Version).
“Aku punya beberapa kabar yang kalian akan suka, versiku untuk Red akan dirilis seminggu lebih awal dari yang dijadwalkan (termasuk 4 disk vinyl) pada 12 November! Aku tidak bisa menunggu untuk merayakan tanggal 13 dengan kalian, dan album patah hari kita pada musim gugur dulu,” tulis penyanyi berusia 31 tahun tersebut.
Sebelumnya pada Agustus lalu, sang penyanyi sempat memberikan informasi bahwa album versi baru itu akan berisi 30 lagu, termasuk beberapa lagu yang belum pernah dirilis sebelumnya. Seperti lagu “All Too Well” yang berdurasi 10 menit.
Taylor juga akan membuat beberapa kolaborasi dengan penyanyi lain. Seperti Phoebe Bridgers yang akan bergabung bersamanya dalam lagu “Nothing New”. Kemudian Ed Sheeran, yang pernah berduet untuk lagu “Everything Has Changed”, kini berkolaborasi untuk lagu baru berjudul “Run”. Kemudian Taylor juga akan berkolaborasi dengan Chris Stapleton untuk lagu “I Bet You Think About Me”.
Album ini sejatinya merupakan album Taylor Swift yang laris manis di pasaran. Seminggu setelah perilisannya pada 22 Oktober 2012 lalu, album tersebut langsung laku sebanyak 1,208 juta kopi di Amerika.
Angka itu nyaris melewati rekor album legendaris rapper Eminem tahun 2002, The Eminem Show yang laku sebanyak 1,322 juta di minggu pertama perilisannya, sebagaimana dilaporkan The Hollywood Reporter.
Red lantas memuncaki tangga-tangga album global, termasuk di tangga lagu Billboard .
Ada pun Taylor Swift memang bermaksud untuk merilis ulang semua albumnya. Sebelumnya, ia sudah merilis versi baru dari album Fearless, album keduanya yang dirilis tahun 2008 lalu.
Perilisan ulang album-album itu terkait dengan kekecewaan Taylor terhadap mantan label rekamannya, Big Machine yang belakangan dibeli oleh bos manajemen yang menaungi Justin Bieber, yakni Scooter Braun.
Braun lantas memegang hak kepemilikan atas file master atau file asli dari semua rekaman Taylor, total ada 6 album. Braun kemudian menjual file asli (master) dari keenam album Taylor Swift sebesar US$ 300 juta kepada label Shamrock Holdings pada November tahun lalu tanpa persetujuan dari Taylor sendiri.

Meski demikian, Taylor Swift masih memegang hak penuh atas lagu-lagu ciptaannya. Oleh karena itu, ia memilih untuk memproduksi sendiri album-albumnya lagi di bawah nama Taylor’s Version.
Dikutip dari Mix Down Mag, Sabtu (2/10), Taylor Swift tidak melakukannya demi uang. Ia hanya berupaya untuk memberikan pesan kepada para seniman atau musisi lain untuk lebih waspada dalam menandatangani kontrak kerja sama dengan sebuah label rekaman.
Taylor ingin semua musisi memiliki kekuatan dan hak atas penghasilan dari semua lagu-lagu karya mereka.
Merekam ulang semua album yang pernah dirilis sebelumnya, tentu bukan pekerjaan mudah. Musisi harus benar-benar meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka untuk memastikan bahwa lagu versi barunya nanti tidak terdengar lebih buruk dari lagu versi lama. Hal itu, karena beberapa lagu lama tentu memiliki cerita dan penilaian tersendiri di telinga dan hati para penggemar.