c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

08 Mei 2024

20:34 WIB

Tay Kak Sie, Kelenteng Dengan Arsitektur Terbaik Di Semarang

Jadi salah satu destinasi wisata religi paling populer di Semarang, Klenteng Tay Kak Sie menawarkan arsitektur khas Tiongkok yang menawan.

Penulis: Siti Nur Arifa

Editor: Rendi Widodo

<p>Tay Kak Sie, Kelenteng Dengan Arsitektur Terbaik Di Semarang</p>
<p>Tay Kak Sie, Kelenteng Dengan Arsitektur Terbaik Di Semarang</p>

Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang. Shutterstock/Enung Sri Oktaviani

JAKARTA - Menjadi salah satu kawasan tempat berkembangnya akulturasi budaya lokal dengan Tiongkok di tanah air, tak heran jika Semarang punya berapa bangunan bersejarah berupa kelenteng yang saat ini masih berfungsi sebagai tempat ibadah umat Tionghoa, salah satunya Kelenteng Tay Kak Sie.

Dibanding Sam Poo Kong yang dibangun sejak tahun 1724, Kelenteng Tay Kak Sie memang berusia jauh lebih muda karena baru dibangun 22 tahun setelahnya, yakni di tahun 1746. Meski begitu, Kelenteng Tay Kak Sie memiliki ukuran lebih luas hingga tercatat sebagai kelenteng terbesar dan terluas di Semarang hingga saat ini.

Berlokasi di Jalan Gang Lombok yang juga dikenal sebagai kawasan pecinan terbesar di Semarang, begitu memasuki gang ini landmark yang pertama kali akan Anda lihat adalah replika perahu Laksamana Zheng He (Cheng Ho), yang merupakan seorang pelaut sekaligus penjelajah muslim terkenal asal Tiongkok.

Tepat berhadapan dengan replika kapal tersebut, baru terdapat bangunan Kelenteng Tay Kak Sie yang memiliki daya tarik utama sebagai tempat ziarah bagi umat Buddha yang ingin menghormati dewa-dewi Buddha. Tempat ini juga tercatat sebagai kelenteng dengan dewa-dewi terbanyak lantaran memiliki sekitar 29 altar pemujaan dewa-dewi.

Saat berkunjung, wisatawan akan disuguhkan dengan arsitektur bangunan yang indah khas Tiongkok, dan ornamen-ornamen dan simbol yang berhubungan dengan aliran Buddha, Tao, dan Konfusianisme.

Dikutip dari laman IndonesiaKaya, disebutkan bahwa Kelenteng Tay Kak Sie merupakan kelenteng yang paling bagus dari segi arsitektur, baik dalam hal ornamen maupun hiasan-hiasannya.

Apabila dibandingkan dengan kelenteng lain yang berada di Semarang, konstruksi gaya Tiongkok terlihat jelas pada bagian tiang penahan bangunan yang terbuat dari kayu berbentuk segitiga yang dalam bahasa Mandarin disebut dengan istilah dou-gong, hal ini difungsikan untuk menahan kasa-kasa bagian atap depan, mirip bangunan kelenteng di abad 19.

Selain masih berfungsi sebagai tempat beribadah, Kelenteng Tay Kak Sie juga biasa dikunjungi untuk kegiatan wisata oleh siapa saja. Wisatawan diperbolehkan berjalan-jalan di area kelenteng, dengan catatan menjaga sikap dan tidak mengganggu kegiatan keagamaan yang sedang berlangsung.

Mengenai daya tarik wisata, Kelenteng Tay Kak Sie sering menggelar pementasan Wayang Potehi, yakni kesenian yang sudah ada sejak masa Dinasti Jin tahun 265-240 Masehi, sebagai persembahan untuk para Dewa. Wayang Potehi. biasanya menampilkan cerita berseri, seperti kisah sejarah klasik Kerajaan China.

Peringatan Imlek jelas jadi momen teramai di mana berbagai macam upacara atau ritual dilakukan di Kelenteng Tay Kak Sie. Mulai dari upacara Siang Sin Giu Hok yang bertujuan untuk mengantar para Dewa-Dewi ke kayangan, upacara Seng Sang Thian yang merupakan ritual para Dewa-Dewi ke kayangan menghadap Tuhan, hingga upacara memperingati kedatangan Dewa Sam Po Tay Dien di Semarang.

Pada kesempatan-kesempatan di atas, biasanya pengunjung yang datang tidak selalu beretnis Tionghoa, masyarakat sekitar juga kerap ikut serta meramaikan dan menyaksikan berbagai pementasan kesenian yang diadakan.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar