c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

01 April 2024

18:25 WIB

Tari Aceh Masa Ke Masa Dalam Kreasi Maestro Marzuki Hasan

Maestro tari Aceh, Marzuki Hasan bersama puluhan seniman muda menyuguhkan budaya Kota Serambi Mekkah dalam "Tari Aceh dari Masa".

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

Tari Aceh Masa Ke Masa Dalam Kreasi Maestro Marzuki Hasan
Tari Aceh Masa Ke Masa Dalam Kreasi Maestro Marzuki Hasan
Pertunjukan Tari Aceh dari Masa ke Masa di Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Sabtu (30/3). Dok: Valindews/ Andesta.

JAKARTA - Galeri Indonesia Kaya menghadirkan pertunjukan “Tari Aceh dari Masa”. Pertunjukan ini dipersembahkan bersama maestro tari Aceh Marzuki Hasan, serta berkolaborasi dengan kelompok Gema Citra Nusantara dan Canang7.

Pertunjukan berdurasi sekitar 60 menit digelar di Auditorium Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta pusat, Sabtu (30/3). Bersama puluhan seniman muda, Marzuki Hasan menyuguhkan kekayaan khazanah gerak dan nyanyian Aceh kepada penikmat seni di Jakarta.

Tari Aceh dari masa ke masa dipresentasikan lewat pertunjukan bertajuk “Likok Meualoen”. Sebuah pertunjukan tari dan musik yang memadukan sejumlah karya lagu dan dan kreasi tarian tradisional Aceh.

Penikmat seni mula-mula diajak berkenalan dengan tari Ranup Lampuan, tari persembahan yang lazim ditampilkan dalam berbagai momentum adat di Aceh. Para penari wanita bergerak gemulai dengan wajah merona, penuh keceriaan, seolah hendak meyakinkan pengunjung bahwa hari-hari akan berjalan baik-baik saja.

Pertunjukan kemudian dilanjutkan lewat penampilan Karissa A. Soerjanatamihardja bersama kelompok musik Canang7 mempersembahkan lagu “Bungong" sebelum kemudian ditingkahi Tari Seudati Inong oleh kelompok Gema Citra Nusantara.

Pertunjukan mencapai puncaknya dengan suguhan musik garapan Marzuki Hasan yang memperdengarkan keluwesan syair dalam pertunjukan seni tradisional Aceh. Kemudian Tari Rapai Kipah yang ditampilkan dengan energik oleh Gema Citra Nusantara, mengundang penonton untuk ikut mempraktikkan gerakan tarian cepat mirip Ratoh Jaroe tersebut.

“Rapai kipah yang diperlihatkan ini, sudah dikombinasi, gerakannya sudah berkembang. Aslinya sebenarnya Rapa’i, ya menggunakan rapa’i  (rebana) saja, ini ditambahkan dengan kipah (kipas),” ungkap Marzuki Hasan saat berbicara usai pertunjukan tentang Rapai Kipah yang merupakan pengembangan dari Rapai Geleng.

Pertunjukan Tari Aceh dari Masa ke Masa merupakan bentuk apresiasi terhadap kiprah Marzuki Hasan sebagai maestro tari Aceh. Seniman yang sepanjang hidupnya menghidupkan tari tradisional Aceh dan memperkenalkannya kepada khalayak luas di Indonesia bahkan mancanegara.

Tari-tarian yang terhimpun dalam pertunjukan "Likok Meualoen" menggambarkan khazanah gerak yang ditekuni dan dikembangkan oleh sang maestro selama puluhan tahun mulai sebagai seniman pertunjukan, pengajar seni di Institut Kesenian Jakarta hingga kini pensiun di usia tuanya.

“Marzuki Hasan atau yang sering disapa Pak Uki, telah berdedikasi selama puluhan tahun dalam mengajar, menyutradarai, dan mempersembahkan karya-karya tari yang memukau. Beliau kerap mengekspresikan keindahan dan kekayaan budaya Aceh melalui gerakan-gerakan tari yang indah dan penuh makna,” ungkap Program Director Galeri Indonesia Kaya, Renitasari Adrian.

Dari sisi lain, Marzuki Hasan turut menyampaikan harapannya. Ia mengatakan, pertunjukan kali ini merupakan upaya untuk terus menggaungkan tari Aceh kepada generasi baru. Ia berharap, semakin banyak penikmat seni yang tumbuh ketertarikannya untuk mengenal dan mempelajari tari Aceh.

Powered by Froala Editor


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar