c

Selamat

Senin, 17 November 2025

KULTURA

11 Oktober 2024

09:01 WIB

Tantangan Teman Disabilitas Atas Hak Atas Kerja

Meski undang-undang mengatur kesempatan kerja dari teman-teman disabilitas, namun faktanya masih jauh dari yang diharapkan. Sembari perlu juga perubahan pola pikir soal etos kerja. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tantangan Teman Disabilitas Atas Hak Atas Kerja</p>
<p>Tantangan Teman Disabilitas Atas Hak Atas Kerja</p>

Konferensi pers NutriLead 2024 di Jakarta (10/10). Foto: Validnews/ Gemma F Purbaya

JAKARTA - Berbeda dengan orang pada umumnya, teman-teman disabilitas kerap menghadapi berbagai tantangan dalam dunia kerja. Mereka kerap terhambat untuk bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

Padahal, pemerintah telah mengatur secara rinci untuk terpenuhi hak-hak pekerjaan bagi teman disabilitas dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Sayangnya, hal ini tidak diiringi dengan kesiapan perusahaan dalam menerima teman disabilitas di dunia kerja.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh founder Konekin, Marthella Rivera. Salah satunya kasus nyata dan banyak terjadi, belum meratanya kantor yang memiliki akses untuk teman disabilitas dan masih banyak perusahaan yang tebang pilih pada disabilitas.

"Padahal kan di UU disabilitas memiliki kuota 1% di perusahaan swasta dan 2% di pemerintah, jadi sudah ada hukumnya. Namun masih banyak perusahaan yang tebang pilih, seperti maunya disabilitas fisik yang pakai tongkat aja bukan kursi karena kantornya belum bisa memberikan akses disabilitasnya gitu," cerita Marthella saat ditemui di acara NutriLead 2024 di Jakarta, Kamis (10/10).

Namun bukan itu saja yang menjadi tantangan teman disabilitas dalam mendapatkan pekerjaan yang layak. Minimnya etos kerja yang dimiliki oleh teman disabilitas juga menjadi tantangan.

Pasalnya, masih banyak teman disabilitas yang merasa mereka 'perlu direkrut' karena mereka disabilitas, bukan karena memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh perusahaan.

"Etos kerja dibutuhkan oleh teman disabilitas karena ada perspektif untuk 'terima mereka apa adanya', padahal seharusnya tidak begitu. Mereka seharusnya direkrut karena mereka kompeten, bukan karena mereka disabilitas. Disabilitas itu bukan alasan," timpal Marthella.

Mendukung agar teman disabilitas berkarya, Marthella pun mendirikan Konekin di 2018. Tujuannya agar teman disabilitas bisa masuk dunia kerja formal. Mereka melatih teman disabilitas agar kemampuan akademis mereka meningkat dan memiliki etos kerja yang dibutuhkan, di samping melatih hard skills dan soft skills mereka selama tiga bulan lamanya.

Dari sana, teman-teman disabilitas bisa mulai berdaya, berkompetensi, dan bersaing dengan sumber daya manusia lainnya. Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan pada perusahaan agar dapat menerima teman disabilitas. Dengan demikian, teman disabilitas bisa memperoleh pekerjaan yang layak dan membangun ekonomi yang inklusif.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar