c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

20 Oktober 2025

14:55 WIB

Tantangan Digitalisasi Naskah Kuno

Kaya akan peninggalan sejarah berupa naskah-naskah kuno, ada banyak tantangan dalam upaya melakukan digitalisasi sebagai bagian pelestarian. 

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tantangan Digitalisasi Naskah Kuno</p>
<p>Tantangan Digitalisasi Naskah Kuno</p>

Komunitas Pegon merawat manuskrip naskah kuno di Banyuwangi, Jawa Timur, Kamis (15/4/2021). ANTARA FOTO/Budi Candra Setya. 

JAKARTA - Dengan sejarah peradaban yang panjang, tentu Indonesia memiliki banyak peninggalan dari -zaman lampau, termasuk manuskrip atau naskah-naskah kuno. Sebagai bukti sejarah, tentu warisan ini perlu mendapat perhatian khusus, mengingat usianya yang sudah berabad tahun.

Salah satu pelestariannya bisa dilakukan dengan digitalisasi. Tapi sayangnya, masih banyak tantangan untuk mengelola data digital naskah-naskah kuno. Termasuk isu keberlanjutan, dukungan infrastruktur, ketersediaan SDM, standar data, dan metadata yang beragam.

"Banyak repository digital yang tidak berkelanjutan, tidak terstandar, dan tidak terintegrasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya dukungan infrastruktur, ketersediaan SDM yang terbatas, standar data, dan metadata yang beragam," kata Peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN, Agus Iswanto, dilansir laman brin.go.id

Agus mengatakan, untuk menuju data digital manuskrip Indonesia yang saling terhubung dan mengandung prinsip FAIR (Findable, Accesable, Interoperable, Reuseable), diperlukan tata kelola data digital yang perlu disepakati oleh masing-masing stakeholder manuskrip.

"BRIN sebagai lembaga riset berkepentingan terhadap data digital manuskrip, sekaligus juga dapat memberikan saran tentang pengelolaan data digital manuskrip Indonesia. Sehingga lebih terakses dan berkelanjutan," ujarnya.

Sementara itu Peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN, Sarwo F. Wibowo mengatakan akan pentingnya kajian komprehensif terhadap konteks sosiokultural manuskrip. Terutama berfokus pada studi elemen paratekstual, materialitas, kondisi produksi, sirkulasi, penyimpanan, transmisi, dan penggunaan.

Peneliti Pusat Riset Manuskrip, Literatur, dan Tradisi Lisan BRIN lainnya, Khairul Fuad, mempresentasikan hasil penelitiannya tentang manuskrip lontar di Lombok, sebagai warisan budaya yang mengandung nilai-nilai filosofi dan etika yang mengatur siklus hidup masyarakat sasta di Lombok.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar