c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

18 Juli 2025

17:33 WIB

Tanpa Jazz Atas Awan, Dieng Culture Festival XV Digelar 23-24 Agustus

Tahun ini, Dieng Culture Festival (DCF) yang digelar 23-24 Agustus mendatang digelar tanpa Jazz Atas Awan. Agenda utamanya kembali kirab budaya dan cukur rambut anak gimbal. 

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

<p>Tanpa Jazz Atas Awan, Dieng Culture Festival XV Digelar 23-24 Agustus<br id="isPasted"><br></p>
<p>Tanpa Jazz Atas Awan, Dieng Culture Festival XV Digelar 23-24 Agustus<br id="isPasted"><br></p>

Pengunjung memadati Dieng Culture Festival. Shutterstock/BanGhoL

JAKARTA - Pegelaran wisata budaya tahunan berupa Dieng Culture Festival (DCF) XV digelar di Kompleks Candi Arjuna, tanggal 23-24 Agustus 2025. Dengan mengusung tema "Back to The Culture", gelaran budaya ini menampilkan agenda utama kirab budaya dan ritual cukur rambut anak gimbal (ruwatan anak berambut gimbal).

Tapi ada yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, tahun ini Dieng Culture Festival tanpa kehadiran program Jazz Atas Awan.

"Jazz Atas Awan kami tiadakan dan digantikan dengan Orchestra Symphony Dieng. Kami ingin memberi nuansa baru yang tetap bernapas budaya lokal,” kata Ketua Pokdarwis Dieng Pandawa, Alif Faozi di Banjarnegara, Jumat.

Ia mengatakan, DCF XV akan diluncurkan pada 26-27 Juli 2025 dalam satu rangkaian kegiatan bersama Geothermal Festival dan Dieng Fun Walk. Agenda tersebut merupakan hasil kerja sama Pokdarwis Dieng Pandawa dengan Tim Kuliah Kerja Nyata Universitas Gadjah Mada (UGM) serta Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.

"DCF XV pada prinsipnya terbuka untuk umum, dengan pembatasan hanya pada dua titik kegiatan inti, yakni saat ritual cukur rambut gimbal di kompleks Candi Arjuna dan pertunjukan Orchestra Symphony Dieng di Panggung Pandawa. Selain itu, masyarakat dapat mengakses dua panggung lainnya, yaitu Panggung Sembadra dan Panggung Gatotkaca,” katanya, dikutip dari Antara

Sementara itu, Bupati Banjarnegara, Amalia Desiana, menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung penuh penyelenggaraan DCF sebagai upaya promosi budaya dan pariwisata.

Menurut dia, DCF XV menjadi momentum untuk mengangkat nilai-nilai kebudayaan lokal dan mendorong dampak ekonomi positif bagi masyarakat Dieng, dan Banjarnegara secara umum.

Dia juga mengapresiasi kreativitas panitia dalam menyiapkan konsep baru festival tahun ini. "Saya sangat mendukung dan mengajak masyarakat untuk hadir. Kalau tidak datang, saya jamin menyesal," katanya.

Sebelumnya, Alif Faozi mengatakan, pemisahan Jazz Atas Awan dari Dieng Culture Festival, salah satunya didasari kritikan sejumlah pihak. Banyak yang menyoroti pergelaran DCF dalam beberapa tahun terakhir lebih banyak dihiasi pertunjukan modern.

"Bahkan, calon wisatawan sering kali menanyakan 'DCF tahun ini artisnya siapa' (artis yang tampil dalam pergelaran Jazz Atas Awan), bukan menanyakan berapa anak berambut gimbal yang akan mengikuti ruwatan atau pencukuran rambut gimbal," katanya di Banjarnegara, Jumat (31/5).

Oleh karena itu, DCF XV mengusung tema “Back to The Culture” atau Kembali ke Budaya. DCF merupakan agenda pariwisata tahunan unggulan Kabupaten Banjarnegara yang menggabungkan kekayaan budaya lokal dengan atraksi wisata alam Dataran Tinggi Dieng.

Selain itu, Pokdarwis Dieng Pandawa juga tidak mengikutsertakan DCF XV sebagai bagian dari Karisma Event Nusantara (KEN) 2025 meskipun pergelaran DCF sebelumnya masuk dalam 10 Top KEN 2024.

"Kami ingin santai, tidak terbebani banyak, karena kami awalnya tahu diri bahwa event ini mungkin akan ada penilaian plus-minusnya, karena salah satunya kami harus berani memisahkan Jazz Atas Awan dan Dieng Culture Festival," kata Alif.

Dalam hal ini, pihaknya akan menilai seberapa besar minat wisatawan terhadap DCF XV yang diselenggarakan tanpa adanya pergelaran Jazz Atas Awan.

Ia mengatakan, jika ternyata minat wisatawan tetap besar, tidak menutup kemungkinan DCF akan kembali diikutsertakan dalam KEN pada tahun 2026.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar