c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

16 Oktober 2025

10:23 WIB

Tanda Obesitas Perlu Penanganan Medis

Selain melakukan manajemen berat badan, penanganan medis di kondisi tertentu juga membutuhkan penanganan medis. Kapan hal itu perlu dilakukan?

Editor: Satrio Wicaksono

<p>Tanda Obesitas Perlu Penanganan Medis</p>
<p>Tanda Obesitas Perlu Penanganan Medis</p>

Seorang pria mengukur lingkar perutnya sebagai tanda obesitas. Shutterstock/Fuss Sergey

JAKARTA - Obesitas merupakan salah satu kondisi yang memungkinkan munculnya berbagai penyakit kronis. Sayangnya kondisi ini kerap diabaikan. Padahal, menunda manajemen berat badan atau penanganan obesitas dapat memicu risiko masalah kesehatan. 

Sebagai contoh, gangguan pada bagian lutut. Pada penderita obesitas lutut biasanya menjadi organ yang paling terbebani, bahkan untuk aktivitas ringan seperti menaiki tangga. Selain itu, obesitas juga dapat memicu gangguan hormon dan gangguan tidur seperti sleep apnea, yakni kondisi napas berhenti sesaat ketika seseorang sedang tertidur dan tubuh refleks terbangun.

"Risiko yang lainnya dengan obesitas, tentu kerja jantungnya lebih berat memicu untuk hipertensi, nanti lanjut menjadi gagal jantung," tutur Dokter Penyakit Dalam Konsultan Endokrinologi Metabolik dan Diabetes dr. Waluyo Dwi Cahyono. 

Karena itu, selain manajemen berat badan, perlu dipahami juga bahwa kondisi obesitas perlu mendapatkan bantuan medis, di kondisi tertentu. Kapan hal itu perlu dilakukan? Salah satu indikasinya adalah ketika indeks massa tubuh (BMI) melebihi 25.

"Jadi kalau kita sudah bisa menegaskan dia obesitas terutama jika BMI lebih dari 25," kata dr. Waluyo.

Selain itu, individu terindikasi obesitas yang diikuti dengan penyerta, seperti ada kelainan pembuluh darah, jantung, diabetes juga menjadi tanda perlu penanganan medis. "Tujuannya penanganan medis itu supaya jangan timbul komplikasi kronik," imbuh dia.

Cara Cegah

Dokter yang berpraktik di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi itu menyampaikan, dalam mencegah obesitas yang bisa dilakukan untuk membantu dalam mempertahankan berat badan ideal salah satunya komitmen dan disiplin.

"Setelah berkomitmen, disiplin, kita mulainya dengan perubahan gaya hidup mengatur asupan makan, aktivitas fisiknya. Pada mereka yang BMI-nya masih di bawah 23 tanpa komplikasi tentu gaya hidup itu harus jalankan," jelas dia.

Lebih lanjut dr. Waluyo mengingatkan, penurunan berat badan tidak akan bertahan lama tanpa komitmen dan disiplin. Menurutnya, ada banyak pasien yang telah berhasil menurunkan berat badan dengan bantuan pengobatan, namun kembali mengalami kenaikan karena tidak melanjutkan gaya hidup sehat.

“Begitu berat badannya turun ideal, kembali lagi, komitmennya itu tidak dijalanin, dietnya mulai ngaco, aktivitasnya berkurang, balik lagi dia. Jadi ini sebetulnya tergantung disiplin kita,” katanya.

Bagi yang mengalami obesitas, mungkin tidak cukup dengan didorong gaya hidup, namun harus melakukan tindakan bariatrik atau operasi.

Dalam menjaga berat badan juga disarankan untuk mengurangi mengonsumsi yang manis dan berminyak, serta komposisi yang ideal. Semnatara untuk olahraga, disarankan dilakukan secara ritmik, terukur, dan konsisten.

"Tidak perlu lama, tapi efektif, 15 menit itu sih cukup, olahraganya bisa lari kecil, jalan boleh. Durasinya kalau bisa lakukan tiap hari lebih bagus, tapi minimal seminggu tiga kali," jelas dia.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar