08 September 2025
16:36 WIB
Tanaman Apa-apa, Tumbuhan Liar Endemik Indonesia Untuk Obat Kanker
Tanaman apa-apa tergolong tumbuhan liar dan kerap diidentikkan dengan tanaman mistik, namun punya kandungan untuk mengobati kanker.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Satrio Wicaksono
Tanaman apa-apa. Sumber foto: unair.ac.id/Yayasan Masjid Quwwatul Islam.
JAKARTA - Sebagai negara tropis dengan kekayaan flora endemik berlimpah, Indonesia memiliki pengetahuan medis tradisional yang diwariskan turun temurun. Salah satunya adalah tanaman apa-apa (Flemingia macrophyll).
Mungkin banyak orang yang belum pernah mendengar atau mengetahui tanaman yang satu ini. Pasalnya tanaman ini tergolong sebagai tumbuhan liar yang hidup di hutan atau pekarangan rumah, dan kerap diidentikkan dengan tanaman mistik yang banyak ditemukan di desa Japanan, Jawa Timur
Tapi di balik itu, berdasarkan hasil laboratorium kimia organik bahan alam, tanaman apa-apa memiliki kandungan yang mampu menyembuhkan kanker serviks dan payudara. Diketahui juga tanaman ini digunakan sebagai satu bahan ramuan obat Cina untuk memgobati kanker.
Penelitian terbaru yang diketuai Prof. Mulyadi Tanjung bersama Tim Riset Kimia Bahan Alam Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Unair, menemukan senyawa aktif pada daun Flemingia macrophylla, yakni deoksihomoflemingin dan 3-hidroksiflemingin A.
Senyawa baru tersebut berhasil diuji pada sel kanker serviks dan payudara (sel HeLa dan T47D), dengan hasil menunjukkan kekuatan yang sangat aktif.
"Sebelum dilakukan uji terhadap sel kanker, senyawa aktif yang terdapat pada daun F. macrophylla telah diujikan antioksidan di laboratorium dan hasil penelitian menunjukkan senyawa turunan flavonoid yaitu calkon tergeranilasi memiliki aktivitas antioksidan yang sangat tinggi. Sehingga tidak heran jika kedua senyawa yang telah ditemukan pada daun F. macrophylla mampu menghambat pertumbuhan sel kanker serviks dan payudara khususnya dalam menghambat fase awal metastasis hingga apoptosis sel kanker," tulis Mulyadi Tanjung dalam laporannya yang dilansir laman unair.ac.id.
Penelitian ini difokuskan pada bagian daun tanaman apa-apa, memiliki peranan utama menghasilkan senyawa aktif yang sesuai dengan konsumtif masyarakat sebagai ramuan obat tradisional.
Selain itu, bagian daun banyak mengandung senyawa metabolit sekunder daripada bagian lain yang tentunya berkaitan dengan adanya proses fotosintesis tumbuhan.
Hasil penelitian ini memberi kontribusi sangat besar dalam upaya penemuan obat anti kanker yang berbasis pada bahan alami. Sebab, senyawa baru yang merupakan golongan flavonoid jenis calkon tergeranilasi ini belum pernah ditemukan sebelumnya.
Penemuan senyawa deoksihomoflemingin dan 3-hidroksiflemingin A akan dipublikasikan pada jurnal Advanced Journal of Chemistry Section A dalam waktu dekat ini. Ke depan Mulyadi bersama para peneliti lain akan fokus pada penelitian lanjutan, terkait eksplorasi Flemingia lainnya dari berbagai wilayah Indonesia.
Dengan demikian dapat dipetakan jenis-jenis Flemingia Indonesia yang dapat dijadikan sebagai sumber obat kanker dan dapat dikonsumsi dalam skala besar.