c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

29 April 2025

13:57 WIB

20 Tahun Kiprah Reza Rahadian: Perjalanan Memaknai Peran

Di momen ini, dia mencoba menengok kembali perjalanannya sembari berusaha terus mawas diri dengan segala pencapaian dan pujian.  

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Rendi Widodo

<p>20 Tahun Kiprah Reza Rahadian: Perjalanan Memaknai Peran</p>
<p>20 Tahun Kiprah Reza Rahadian: Perjalanan Memaknai Peran</p>

Reza Rahadian bersama para kolaborator untuk program "Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian", di Bentara Budaya, Jakarta, Senin (26/4). Validnews/Andesta

JAKARTA - Reza Rahadian dikenal sebagai salah satu aktor paling produktif di Indonesia. Sejak terjun pertama kali ke industri film dan televisi dua dekade silam, dia telah membintangi lebih dari 100 judul yang terdiri dari film, serial televisi hingga web series. Peran-peran ikoniknya lahir dari layar lebar, dari sekitar 70-an film yang telah dibintangi selama ini.

Setelah dua dekade perjalanan keaktoran, Reza memasuki fase baru dalam kiprahnya. Dia kemudian mantap menjajal kursi sutradara, menyutradarai film panjang pertamanya, Pangku. Sebuah film dengan muatan isu sosial yang tajam, mengangkat kisah kehidupan para wanita ‘penghibur’ di kedai-kedai kopi di sepanjang jalur lintas Pantura. Film ini kini tengah berpartisipasi di Udine Far East Film Festival di Italia, dan juga akan bertolak ke Cannes Film Festival 2025 setelahnya.

Peran-peran ikonik yang menuai pujian, lalu kini debut penyutradaraan yang beroleh apresiasi internasional, sudah cukup untuk membuat orang-orang kebanyakan berbangga hati dan puas. Namun lain Reza Rahadian, yang melihat itu semua sebagai pencapaian yang juga mempertegas peran hidupnya sebagai insan film.

Karena itu, momen 20 tahun menjadi momen reflektif bagi Reza Rahadian. Di momen ini, dia mencoba menengok kembali perjalanannya sembari berusaha terus mawas diri dengan segala pencapaian dan pujian. Di momen 20 tahun, Reza makin yakin bahwa segala hal yang diterimanya selama ini adalah pemberian.

“Saya merasa bahwa keaktoran saya, nama yang dimiliki, kayaknya saya kalau enggak mawas diri bisa kepeleset kayak take it or granted it gitu. Saya tarik diri dan berpikir bahwa ada hal yang sangat kontemplatif, salah satunya makna keaktoran Reza Rahadian itu apa,” ungkap Reza saat ditemui di Jakarta, Senin (28/4).

Salah satu manifestasi dari kesadarannya itu yaitu pilihan pada jalan hidup minimalis. Reza yang selama ini mendapat banyak perhatian dan sorotan, kini ingin mencapai kualitas hidup yang lebih dalam dan bermakna. Dia ingin mencari nilai pada gagasan dan sikap manusia, bukannya pada benda-benda yang disadarinya hanyalah alat yang tak akan bisa merepresentasikan kualitas pada seseorang.

“Jadi unsur kesederhanaan yang mungkin sekarang saya ingin memaknai itu lebih dalam. Tentu saya enggak bilang saya tidak mensyukuŕi semua hiruk pikuk, lampu, cahaya, segala macam,” tutur Reza.

“Tapi Itu terbukti dari kehidupan saya. Saya lebih simplified.  Saya ikut dalam prinsip minimalism, kayak ‘oh iya, ada hal yang saya kurasi ulang di rumah. Kayaknya ini saya nggak perlu ini, itu’,” imbuh aktor berusia 38 tahun tersebut.

Mengamalkan jalan hidup sederhana di satu sisi adalah untuk mencapai kebijaksanaan hidup. Output-nya, Reza ingin mencurahkan perhatian lebih banyak pada karya, baik sebagai aktor maupun sutradara. Karya, bagi Reza, adalah medium peran. Lewat itu dia bisa berperan untuk menyampaikan cerita, menyuarakan sesuatu yang menurutnya bernilai dan bisa bermanfaat bagi banyak orang.

Turunannya, dalam perspektif industri, Reza ingin lebih fokus pada film dengan cerita-cerita yang baginya berarti, tanpa harus terpaku pada selera pasar.

“Yang sekarang ya, buat saya apa sih asupan batin yang paling membahagiakan adalah ketika saya bisa berkarya dalam ruang-ruang yang menurut saya memang saya sangat suka dan ingin menyuarakan tentang itu. Mungkin itu akan jadi prioritas,” ujar dia.

“Bukan berarti saya menampik sisi cerita atau film yang komersial git,itu tepa ada dalam agenda, tapi ada beberapa ruang-ruang sinema, khususnya karakter yang menurut saya penting sekali disuarakan, dan saya mungkin mau support dan agak mendorong untuk itu juga bisa terus lahir dan bertumbuh,” imbuhnya.

Refleksi 20 Tahun dalam Buku
Reza Rahadian meluncurkan buku pertamanya, bekerjasama dengan Gramedia Pustaka Utama, sebagai ‘kenang-kenangan’ dari perayaan 20 tahun kiprahnya di industri film. Selaras dengan pemikirannya di atas, buku berjudul Mereka Yang Pertama yang ditulis Reza, membicarakan peran orang-orang dalam mendukung kariernya selama ini di industri film.

Berbeda dengan buku-buku kebanyakan tentang perjalanan hidup seseorang, Mereka Yang Pertama justru didedikasikan oleh Reza untuk sosok-sosok berarti dalam kehidupan dan kariernya. Termasuk keluarga, teman dan orang-orang lainnya yang diakui Reza telah memberi bantuan berharga bagi dirinya selama ini.

Buku Mereka Yang Pertama berfokus membicarakan peran orang-orang yang memberikan ‘momen pertama’ bagi Reza. Menurut Reza, buku ini adalah sebentuk akuan penting baginya, bahwa pencapaian seorang Reza Rahadian tidak terjadi karena dirinya sendiri, tapi ada peran banyak orang di dalamnya.

“Secara spesifik, buku ini menceritakan tentang mereka yang pertama bagi saya, seperti orang-orang yang membukakan jalan. Seperti casting director pertama saat saya masuk ke sinetron, orang yang menawarkan film genre pertama saya bisa terlibat, dan lain-lain. Isinya itu,” jelas Reza.

“Yang menarik, ini adalah hal-hal yang nggak pernah saya ungkap di interview- interview. Ada cerita di balik layar yang saya ceritakan jarang. Ada hal-hal personal misalnya gimana saya melihat figur-figur dalam hidup, seperti bagaimana saya melihat ibu saya,” tambahnya lagi.

Selain buku, Reza Rahadian juga merayakan 20 tahun kiprahnya dengan serangkaian agenda lain. Memboyong banyak kolaborator dari industri film, seni pertunjukan hingga seni rupa, Reza menggelar program bertajuk “Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian” yang akan berlangsung hingga akhir tahun nanti.

Rangkaian program “Refleksi Dua Dasarasa Reza Rahadian” terdiri dari program peluncuran buku, kemudian dilanjutkan dengan selebrasi karya berupa penampilan di Artjog bersama para seniman. Program ini juga berkolaborasi dengan Jakarta Film Week dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival yang akan menyajikan program khusus terkait Reza Rahadian.

Terakhir, Reza akan tampil dalam monolog yang ditulis oleh Agus Noor, yang menghidupkan peran-peran ikonik Reza Rahadian di atas panggung teater.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar