c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

18 Agustus 2025

20:02 WIB

Studi Terbaru: Pasangan Bertemu Secara Online Disebut Kurang Bahagia

Studi menemukan, pasangan yang bertemu secara online kurang bahagia dan mempunyai kepuasan pernikahan yang lebih rendah dibandingkan yang bertemu di dunia nyata. 

Penulis: Gemma Fitri Purbaya

<p id="isPasted">Studi Terbaru: Pasangan Bertemu Secara Online Disebut Kurang Bahagia</p>
<p id="isPasted">Studi Terbaru: Pasangan Bertemu Secara Online Disebut Kurang Bahagia</p>

Ilustrasi pasangan. Shutterstock/BongkarnGraphic

JAKARTA - Pasangan yang bertemu secara online dilaporkan kurang bahagia dan memiliki kepuasan pernikahan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bertemu secara langsung. Hal ini ditunjukkan melalui penelitian terbaru yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Wroclaw Polandia, Australian National University, dan University of Stirling Inggris.

Menggunakan data yang dikumpulkan dari 50 negara, para peneliti mempelajari lebih dari 6ribu individu yang tengah menjalin hubungan, bagaimana mereka menemukan pasangan, dan dampaknya pada kepuasan hubungan mereka. Dari sana, ditemukan 16% partisipan bertemu pasangan mereka secara online dan 21% di antara mereka memulai hubungan yang romantis.

"Penelitian kami menunjukkan bagaimana internet mengubah cara kita menemukan dan bertemu pasangan, dan bagaimana dampaknya pada dinamika hubungan," kata salah satu peneliti Prof. Craig Roberts dilansir dari laman University of Stirling.

Hasilnya, mereka menemukan bahwa pasangan yang bertemu secara online kurang bahagia dan mempunyai kepuasan pernikahan yang lebih rendah dibandingkan yang bertemu di dunia nyata. Mereka menduga, pasangan yang bertemu langsung cenderung memiliki karakteristik yang sama, dibandingkan mereka yang bertemu secara online.

Belum lagi, latar belakang pendidikan dan lingkungan sosial umumnya mempengaruhi kualitas hubungan seseorang. Hal seperti itulah yang kemudian membuat pasangan yang bertemu daring memiliki kepuasan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang bertemu secara langsung.

"Internet memang memberikan akses kolam tidak terbatas untuk pasangan yang potensial, yang membantu seseorang menemukan pasangan yang ideal, tetapi dalam praktiknya, hal ini sering membuat seseorang menjadi kebanyakan pilihan," imbuh Prof. Roberts.

Selain itu, para peneliti juga menduga munculnya budaya 'swipe' dalam kencan online mendorong seseorang untuk lebih memprioritaskan penampilan fisik pasangan dibandingkan benar-benar menyeleksinya sehingga berpotensi menyebabkan ketidakpuasan di kemudian hari. Begitupun dengan kebanyakan pengguna aplikasi kencan yang mencari hubungan kasual, ketimbang pasangan serius.

"Komplikasi lainnya yang muncul dari online adalah risiko mengabaikan potensi-potensi red flag yang mungkin lebih terlihat dari interaksi di dunia nyata. Dengan maraknya kencan online, penemuan kami menggarisbawahi perlunya meningkatkan dukungan untuk memperbaiki kualitas hubungan di semua pasangan, terutama mereka yang bertemu pasangannya secara daring," tutup para peneliti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar