24 November 2023
21:00 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Pasangan yang berkomitmen menuju pernikahan tak jarang menginginkan konsep pesta yang mewah dan tak terlupakan untuk mengabadikan momen istimewa mereka. Menyadari bahwa pernikahan adalah momen sekali seumur hidup yang layak untuk diabadikan, banyak pasangan rela merogoh kocek lebih dalam untuk mencapai impian itu.
Meskipun konsep pernikahan mewah dianggap sebagai momen berharga seumur hidup, ternyata hasil riset menunjukkan sebaliknya. Di mana sebuah penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang mengeluarkan terlalu banyak uang untuk pernikahan cenderung lebih rentan terhadap risiko perceraian.
Dilansir dari laman The Independent, penelitian berjudul 'A Diamond is Forever' dan Dongeng Lainnya yang diteliti oleh dua profesor ekonomi Andrew Francis-Tan dan Hugo M. Mialon dari Emory University, Amerika Serikat, menjelaskan hubungan antara biaya dan durasi pernikahan.
Demi mendapatkan hasil yang akurat, keduanya melakukan survei terhadap 3.000 orang yang sudah menikah. Hasilnya mengungkap karakteristik tertentu yang meningkatkan kemungkinan perceraian.
Menurut penelitian tersebut, jumlah yang dihabiskan oleh pasangan untuk cincin pertunangan dan pesta pernikahan cenderung berbanding terbalik dengan durasi pernikahan.
Peneliti menemukan bahwa semakin besar jumlah uang yang dihabiskan, semakin tinggi kemungkinan perceraian, terutama setelah biaya cincin mencapai lebih dari US$2.000 atau setara dengan Rp28,7 juta.
Pada sampel pria, periset menemukan risiko perceraian 1,3 kali lebih tinggi dengan pengeluaran antara US$2.000-4.000 atau Rp28,7 juta hingga Rp57,4 juta. Namun, pernikahan yang hanya menghabiskan biaya sekitar US$500 atau Rp7 juta justru memiliki kemungkinan lebih kecil untuk bercerai.
Sementara itu, pada sampel perempuan peneliti menemukan penurunan risiko perceraian secara signifikan pada biaya pernikahan yang hanya menghabiskan US$1.000 atau Rp14,3 juta. Namun, biaya pernikahan lebih dari US$20.000 atau kira-kira Rp287 juta justru meningkatkan kemungkinan perceraian sebesar 1,6 kali.
Para peneliti juga menemukan bahwa satu karakteristik lain yang memengaruhi risiko perceraian yakni seberapa penting penampilan satu sama lain dalam keputusan untuk menikah.
"Keputusan untuk menikah berdasarkan penampilan pasangan secara signifikan berkaitan dengan durasi pernikahan yang lebih singkat," ujar Profesor Mialon kepada The Independent.
Untungnya, tidak semua pengeluaran terkait pernikahan memiliki dampak negatif. Meskipun cincin dan upacara dapat memengaruhi durasi pernikahan secara negatif, penelitian menunjukkan bahwa pergi berbulan madu secara signifikan terkait dengan risiko perceraian yang lebih rendah.
"Jadi, daripada mengalokasikan uang untuk pernikahan, nampaknya lebih bermanfaat untuk menabung untuk liburan pasca-pernikahan yang santai," jelas Mialon.