02 Juli 2021
18:55 WIB
AMSTERDAM – Jika anda merasa telah terpapar covid-19, selain melakukan isolasi diri, sebaiknya anda lebih baik menjauh dari hewan peliharaan.
Menurut sebuah studi di Belanda seperti dikutip Reuters, Jumat (2/7), menemukan bahwa sejumlah anjing dan kucing mungkin tertular.
"Sekitar satu dari lima hewan peliharaan berpotensi tertular penyakit dari majikan mereka," kata Dr Els Broens dari Universitas Utrecht di Belanda.
Kendati begitu, tidak ada kasus penyakit yang diketahui menyebar dari hewan peliharaan ke manusia. "Untungnya, hewan-hewan itu tidak sakit parah,” lanjutnya.
Dalam studi Broen, yang dipaparkan pekan ini di Kongres Mikrobiologi dan Penyakit Menular Eropa, sebanyak 156 anjing dan 154 kucing dari 196 rumah dilakukan tes di rumah, di mana tuan rumahnya mengidap covid-19.
Hasilnya, sekitar 17% hewan, 31 kucing dan 23 anjing, memiliki antibodi covid-19 yang membuktikan bahwa mereka tertular.
Selain itu, enam kucing dan tujuh anjing, atau 42% lainnya, memilki infeksi aktif seperti yang terbaca oleh tes PCR.
Pengujian berikutnya menunjukkan hewan-hewan yang terpapar, tak butuh waktu lama untuk sembuh. “Mereka juga tidak menulari hewan peliharaan lainnya di rumah yang sama,” kata Broens.
Untuk diketahui, covid-19 diperkirakan berasal dari kelelawar. Diketahui pula sejak beberapa bulan pertama pandemi bahwa mamalia bukan manusia dapat terinfeksi. Namun sedikit saja yang mengalami sakit parah.
Hanya cerpelai yang diketahui terinfeksi dari manusia dan kemudian menulari penyakit tersebut ke manusia yang lain.
Broens mengatakan, kasih sayang dari para pemilik anjing dan kucing sangat berperan dalam tingginya infeksi hewan peliharaan.
"Banyak pemilik hewan peliharaan melakukan kontak erat, seperti tidur bersama dalam satu tempat tidur, jadi anda dapat bayangkan bahwa terjadi kontak erat sehingga penularan tak terhindarkan," katanya.
Ilustrasi. Seorang wanita bermain dengan anjing peliharaannya. dok.ist
Manusia ke Kucing
Akhir April lalu, sebanyak dua kasus penularan virus Sars-Cov-2 dari manusia ke kucing ditemukan oleh penelitian yang dilakukan di Inggris.
Para peneliti yang berasal dari Universitas Glasgow menemukan kasus penularan itu sebagai bagian dari program pengulasan populasi kucing di Inggris.
Dua kucing yang disinyalir terinfeksi covid-19 itu berasal dari pemilik yang berbeda, tempat tinggal yang berbeda, hingga ras yang berbeda. Hal yang dialami keduanya adalah kesulitan bernafas dari tingkat menegah hingga berat.
Melansir The Guardian, para peneliti dari Universitas Glasgow mempercayai bahwa kedua kucing itu terinfeksi oleh pemiliknya yang memiliki gejala covid-19, sebelum kucing-kucing itu mengalami masalah pada kesehatannya.
Sebaliknya, penelitian yang dipublikasikan di jurnal Veterinary Record itu menunjukan, tidak ada bukti penularan covid-19 dari hewan peliharaan ke manusia.
Akan tetapi, hasil penelitian itu menunjukkan bahwa hewan peliharaan dapat menjadi reservoir virus yang memungkinkan terjadinya penyebaran covid-19.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk meningkatkan pemahaman terkait hewan peliharaan memiliki peran dalam menginfeksi manusia terkait penyakit asal Wuhan itu.
“Saat ini transmisi dari hewan ke manusia memiliki peluang yang relatif kecil dibanding peluang penularan manusia ke manusia di area publik yang masih tinggi,” kata peneliti dari Pusat Penelitian Virus Universitas Glasgow Profesor Margaret Hosie.
Wanita yang juga Ketua riset dan penulis dari penelitian itu pun mengatakan, masyarakat harus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman bahwa ada peluang hewan memiliki andil dalam penyebaran covid-19.
Penelitian itu sendiri bermitra dengan Layanan Diagnostik Hewan (VDS) dari fakultas Kedokteran Hewan di Universitas Glasgow.
Kucing pertama yang menjadi sampel penelitian ini adalah anak kucing betina berusia empat bulan dengan ras ragdoll. Dari kucing pertama ini didapatkan fakta pada akhir Maret 2020 pemilik kucing pertama mengalami gejala covid-19, namun mereka tidak melakukan pemeriksaan.
Kucing pun akhirnya ditemukan mengalami kesulitan bernafas pada April 2020, sampel pemeriksaan paru menunjukkan kerusakan yang sesuai dengan pneumonia virus dan ada bukti infeksi Sars-CoV-2.
Selanjutnya untuk kucing kedua merupakan kucing betina dewasa berusia enam tahun dengan ras siam. Kucing itu tinggal bersama pemilik yang dipastikan pernah positif covid-19.
Sama seperti kucing pertama, kucing kedua ini pun mengalami gangguan pernafasan namun dengan tingkatan yang ringan dan dapat disembuhkan. Rupanya dari hasil swab yang dilakukan VDS didapatkan hasil bahwa kucing itu terinfeksi covid-19.
Penelitian yang dilakukan di rentang waktu Maret- Juli 2020 itu berakhir pada kesimpulan adanya dua kasus itu karena frekuensi penularan covid-19 dari manusia ke hewan cenderung diremehkan, serta pengetesan pada hewan itu pun terbatas.