28 Agustus 2025
10:58 WIB
Stres Bisa Mengacaukan Siklus Menstruasi
Stres mengganggu siklus menstruasi dengan cara yang tak terduga.
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
Ilustrasi jadwal menstruasi. Foto: Freepik
JAKARTA - Pernah merasa jadwal menstruasi ikut berantakan ketika Anda merasa hidup sedang penuh tekanan? Tiba-tiba datang bulan terlambat atau kram terasa lebih menyiksa dari biasanya. Ternyata, stres bukan hanya menguras pikiran, tapi juga bisa ikut mengganggu siklus menstruasi dengan cara yang tak terduga.
Tentunya memahami keterkaitan ini sangat penting agar perempuan bisa lebih bijak merawat diri, baik di masa-masa penuh tekanan maupun sepanjang siklus bulanan.
Melansir laman UT Physicians, apapun bentuk stres baik itu emosional, terkait pola makan atau fisik bisa memicu peningkatan hormon endorfin dan kortisol yang akhirnya mengacaukan produksi hormon tubuh. Menurut dr. Randa J. Jalloul, spesialis obstetri dan ginekologi di UT Physicians Advanced Minimally Invasive Gynecology (AMIG), Texas Medical Center, kondisi ini bisa membuat siklus menstruasi menjadi tidak teratur.
Tubuh seakan memberi sinyal bahwa ia belum siap untuk ovulasi maupun kehamilan. Jika stres hanya berlangsung sebentar, menstruasi mungkin terlambat beberapa hari saja.
Namun, jika stres bersifat kronis, menstruasi bisa menjadi tidak teratur atau bahkan berhenti. Perubahan berat badan yang ekstrem serta aktivitas fisik berlebihan juga kerap menjadi penyebab siklus haid yang mundur.
“Beberapa penelitian menemukan bahwa lebih dari 70 persen perempuan mengalami pemulihan ketika menstruasi yang hilang berkaitan dengan stres psikologis atau penurunan berat badan. Mereka yang pulih umumnya memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi dan kadar kortisol lebih rendah,” ujar dr. Jalloul.
Apabila siklus haid tidak teratur atau bahkan berhenti selama lebih dari tiga hingga enam bulan, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter, terlebih jika hasil tes kehamilan di rumah menunjukkan negatif.
“Pasien perlu datang untuk evaluasi bila merasa tidak hamil, tetapi masih mengalami gangguan siklus,” tambahnya.
Tenaga kesehatan biasanya akan menelusuri apa yang sebenarnya menyebabkan gangguan menstruasi Anda. Mereka akan menyingkirkan kemungkinan lain, seperti masalah hormon tiroid, gangguan kelenjar pituitari, sindrom ovarium polikistik (PCOS), atau sindrom anovulasi kronis. Baru setelah faktor-faktor tersebut diperiksa, stres bisa dianggap sebagai penyebabnya.
Perubahan Gaya Hidup Jadi Kunci
Jalloul memberikan saran yang sederhana untuk mengatasi stres, yakni Anda cukup mendengarkan tubuh. Kenali tanda-tanda stres, tetap aktif, dan sempatkan waktu untuk berhubungan dengan orang-orang terdekat.
Kunci utama untuk menata kembali siklus menstruasi adalah memperhatikan gaya hidup. Pastikan asupan gizi seimbang, rutin bergerak atau olahraga, tidur cukup, dan sebisa mungkin kurangi sumber stres dalam kehidupan sehari-hari.
Jika gangguan muncul karena masalah pola makan, penting untuk bekerja sama dengan tenaga kesehatan mental agar bisa mencapai berat badan yang sehat. Dalam beberapa kasus, dokter juga mungkin meresepkan terapi hormon atau kontrasepsi untuk menyeimbangkan kembali kadar hormon, sehingga tubuh bisa berfungsi lebih optimal.