28 Oktober 2025
17:13 WIB
Stadion Sering Jadi Tempat Konser Musik, Indonesia Minim Venue
Minimnya venue yang memadai untuk gelaran konser, harus menjadi perhatian banyak pihak, utamanya pemerintah. Selama ini stadion olahraga jadi tempat konser, meski fasilitasnya tak memadai.
Editor: Satrio Wicaksono
Band Sheila On 7 menghibur penonton pada konser "Tunggu Aku di Jakarta" di Jiexpo Kemayoran, Jakarta , Sabtu (28/01/2023). Antar Foto/Rivan Awal Lingga
JAKARTA - Minimnya venue yang memadai untuk menggelar konser musik berkualitas di Indonesia, jadi sebuah tantangan besar. Faktanya, selama ini konser-konser besar lebih sering diselenggarakan di stadion olahraga.
"Di Indonesia itu belum ada tempat yang memang diperuntukkan untuk konser musik, tapi lebih ke tempat olahraga dijadikan venue konser," kata CEO Antara Suara, Andri Verraning Ayu di Jakarta, Selasa (28/10).
Ayu menyebut sejumlah venue yang sering digunakan untuk konser, seperti Stadion Gelora Bung Karno maupun Velodrome, namun tidak memiliki fasilitas yang siap untuk melangsungkan konser musik. Buntutnya, banyak fasilitas yang dilengkapi oleh pihak promotor karena tidak tersedia di lokasi,
Walaupun, promotor sering dibantu oleh pemerintah melalui kementerian terkait untuk mengurus keperluan yang berkaitan dengan aset negara.
Apalagi jika menggelar konser di Indonesia bagian timur. Ayu bercerita, pernah menggelar acara yang mengharuskannya menyewa alat dari luar daerah karena logistik yang diperlukan tidak tersedia di wilayah itu.
Contoh lain saat konser Sheila on 7 bertajuk “Tunggu Aku Di” yang digelar di Samarinda beberapa waktu lalu. Promotor menggunakan venue yang sudah belasan tahun tidak terpakai, dan harus memikirkan pembenahan saluran air, listrik sampai dengan mengurusi ilalang yang tumbuh di sekitar venue.
"Itu stadion yang terakhir dipakai untuk PON, sudah belasan tahun. Kita ke sana benar-benar mulai dari nol," ujarnya, dikutip dari Antara.
Menurutnya, hal ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi industri musik dan ekonomi kreatif, agar para musisi bisa jauh lebih berkualitas dan nyaman tampil baik dalam konser berbentuk festival maupun konser tunggal.
Ia pun membandingkan dengan Malaysia yang sudah memiliki Zepp Kuala Lumpur. Dengan kapasitas penonton 2.500, penyewaan venue itu sudah termasuk dengan berbagai elemen konser seperti sound system, LED sampai dengan pencahayaan yang kualitasnya dinilai sudah sangat bagus.
Hal ini pula yang membuat biaya konser jauh lebih murah dibandingkan dengan harga penyelenggaraan di dalam negeri. Tantangan ini juga berpengaruh pada ulasan penonton yang datang atau pihak-pihak yang ingin menyewa tempat untuk menggelar acara.
"Bahkan mereka sudah tahu secara flow pintu masuk, tenant, fasilitas, itu tidak perlu kita pikirkan. Sedangkan di sini, kita (promotor) harus memikirkan lagi nanti tenant ditaruh di mana, fasilitas umumnya bagaimana, itu yang membuatnya jadi mahal," kata Ayu.
"Harusnya juga dibantu sama pemerintah juga karena kalau venue kan kita sebagai promotor bikin venue sendiri juga susah," lanjutnya.