Spesifikasi EOS C50, Kamera Hybrid Full-frame Terkecil

JAKARTA - Kebutuhan akan kamera yang ringkas di berbagai situasi, serta mampu menghasilkan video dengan kualitas baik, jadi alasan utama Canon EOS C50 dihadirkan di Indonesia.

Kamera Canon EOS C50 merupakan kamera hybrid full-frame terkecil di jajaran Cinema EOS, sekaligus merupakan yang pertama hadir dengan teknologi Open Gate. Seperti diketahui, kebanyakan kamera digital belum mendukung teknologi tersebut, hanya menggunakan sebagian area sensor saat merekam video.

Sistem ini dilakukan agar hasil rekaman sesuai dengan rasio layar umum, seperti 16:9 yang banyak digunakan pada video televisi. Akan tetapiu karena tidak menggunakan seluruh sensor, kualitas gambar pun tak maksimal. Bidang pandang yang ditangkap menjadi lebih sempit, dan ruang untuk penyuntingan gambar menjadi terbatas.

Video tersebut tidak akan menghasilkan kualitas resolusi yang sama ketika dipotong untuk platform digital yang berbeda, misalnya ketika di-crop menjadi vertikal berdimensi 9:16 (608x1080 piksel) untuk TikTok. 

Karena itu teknologi Open Gate bisa jadi solusi yang memungkinkan kamera merekam dengan menggunakan seluruh area sensor. Dengan demikian detail yang dihasilkan lebih tinggi dan area gambar yang terekam lebih luas. 

Hasil rekaman dari mode Open Gate memberikan keleluasaan besar dalam proses penyuntingan, karena pengguna dapat menyesuaikan potongan gambar ke berbagai rasio aspek seperti 16:9, 9:16, atau 1:1 tanpa kehilangan kualitas.

Hal itulah yang coba ditawarkan EOS C50 sebagai kamera dengan teknologi open gate recording 3:2, memungkinkan pemanfaatan penuh area sensor untuk fleksibilitas reframing dan kemudahan mengkonversi format horizontal maupun vertikal.

Kamera ini mengusung sensor CMOS full-frame 7K terbaru, mampu merekam video RAW internal hingga 7K 60P, perekaman kecepatan tinggi hingga 4K 120P/2K 180P, serta menangkap foto beresolusi 32MP.

EOS C50  juga dilengkapi Dual Pixel CMOS AF II, sehingga mampu menawarkan deteksi dan pelacakan subjek yang lebih cepat dan akurat. Termasuk mata manusia, hewan, hingga objek bergerak lainnya dengan pengaturan kecepatan dan respons sesuai kebutuhan pengambilan gambar.

"Dengan sensor full-frame 7K terbaru, sistem autofocus cerdas Dual Pixel CMOS AF II, dan inovasi Open Gate. Canon membuktikan bahwa teknologi canggih dapat dikemas dalam desain ringkas tanpa mengorbankan kualitas," yakin Canon Business Unit Director PT Datascrip, Monica Aryasetiawan dalam keterangannya.

Memiliki dimensi bodi 142 × 88 × 95 mm dan berat 665 gram, EOS C50 juga memudahkan integrasi dengan rig modern serta orientasi horizontal atau vertikal yang dapat disesuaikan otomatis. Handle unit yang dapat dilepas-pasang hadir dengan dua terminal audio profesional 3-pin XLR, kontrol audio, tombol REC, dan tuas zoom untuk kemudahan operasional pengguna.

Karena memang ditujukan bagi konten kreator atau videografer profesional yang aktif di banyak platform digital, kamera ini juga dilengkapi dukungan konektivitas luas dan real-time. Misalnya mampu memberikan dukungan fitur Frame.io Camera to Cloud, yang memungkinkan pengguna mengirimkan file proxy langsung dari kamera ke cloud sehingga mempercepat alur kerja produksi hingga pascaproduksi yang cepat dan efisien.

"Melalui produk ini, kami ingin menginspirasi para kreator untuk lebih bebas berkarya, dari set produksi film layar lebar hingga konten media sosial dengan standar profesional," ujar Monica Aryasetiawan.

EOS C50 ini sudah bisa didapatkan di seluruh gerai penjualan Canon dan PT Datascrip di Indonesia dengan harga Rp 49.999.000 (body only). Sementara EOS R6 Mark III (body only) seharga Rp 46.999.000.