22 April 2025
10:33 WIB
Sopan Ke ChatGPT Buat OpenAI Rugi Jutaan Dolar
Dalam komunikasi dengan kecerdasan buatan seperti ChatGPT, kalimat-kalimat bernada sopan justru memberikan kerugian pada perusahaan.
Penulis: Arief Tirtana
Editor: Rendi Widodo
Seseorang sedang mengoperasikan Chatbot AI atau layanan komunikasi dengan kecerdasan buatan. Shutterstock/Ascannio
JAKARTA - Berkembangnya kemampuan kecerdasan buatan atau articial Inteligence (AI) Generatif, membuat banyak orang kini mengandalkannya untuk berbagai keperluan, bahkan hal-hal sederhana sekalipun.
Bukan hanya untuk menjalankan tugas seperti membuat gambar, hingga menjawab pertanyaan. Bahkan kini tidak sedikit yang memanfaatkan AI Generatif, seperti ChatGPT, untuk sekadar menjadi teman mengobrol.
Kemampuan ChatGPT yang bisa seakan menjadi teman mengobrol yang manusiawi, juga membuat penggunanya benar-benar menganggap mereka selayaknya manusia. Bisa dilihat misalnya dengan cara komunikasi yang cenderung sopan, dengan menuliskan kata "tolong" (please) ketika membuat pertanyaan, dan juga memberi akhiran terima kasih (thanks) ketika usai menerima jawaban dari ChatGPT.
Dalam komunikasi dengan manusia asli, kalimat-kalimat tersebut jelas merupakan hal yang baik, bernilai positif dalam hubungan sosial. Namun, dalam komunikasi dengan kecerdasan buatan seperti ChatGPT, kalimat-kalimat tersebut ternyata menghadirkan "kerugian" buat perusahaan pembuat AI Generatif, dalam hal ini OpenAI.
Hal itu diungkapkan langsung oleh CEO OpenAI, Sam Altman. Lewat akun X pribadinya, ia menjawab pertanyaan salah seorang pengguna X, yang membuat postingan random mengenai berapa banyak uang yang harus dikeluarkan OpenAI untuk biaya listrik, setiap ada orang yang menuliskan kata "tolong" atau "terima kasih" ke ChatGPT.
"Berapa banyak uang yang hilang dari OpenAI akibat biaya listrik dari orang-orang yang mengucapkan 'tolong' dan 'terima kasih' kepada model mereka?," tulis pengguna X dengan akun @tomieinlove, (16/4).
Meski tanpa me-mention akun Open AI dan juga Sam Altman, postingan tersebut ternyata direspons oleh Sam Altman langsung, yang menjawabnya bahwa ada puluhan juta dolar yang harus mereka keluarkan karena chat semacam itu.
"Puluhan juta dolar dihabiskan dengan baik -- Kamu tidak pernah tahu," tulis Sam Altman, (17/4).
Tidak ada penjelasan lebih lanjut dari Sam Altman. Namun jawaban tersebut sudah mengungkapkan jelas bahwa kalimat seperti "tolong" dan "terima kasih" saja memerlukan energi yang cukup besar dalam proses aktivitas kecerdasan buatan.
Untuk diketahui, dengan semua teknologi canggih di dalamnya hingga memiliki kemampuan seperti saat ini, AI Generatif memerlukan biaya yang sangat tinggi dalam proses pengembangan hingga penggunaannya.
Biaya tersebut termasuk untuk konsumsi daya dan juga konsumsi air sebagai pendingin pusat data AI Generatif. Seperti yang diungkapkan dalam penelitian terbaru oleh University of California, Riverside bahwa untuk menghasilkan 100 kata, GPT-4 akan menghabiskan hingga 3 botol air.
Penelitian tersebut mencatat bahwa penggunaan air memang bisa bervariasi tergantung pada lokasi pusat data.
Di Texas, misalnya, menjadi lokasi pusat data dengan penggunaan air terendah, dengan perkiraan 235 mililiter untuk membuat satu tulisan berisi 100 kata. Sementara itu, Washington membutuhkan 1.408 mililiter per 100 kata, atau setara dengan tiga botol air berukuran 16,9 ons.
Itu baru air. Belum lagi konsumsi energi atau listrik. Di mana dalam penelitian tersebut, dikatakan jika satu dari 10 pekerja Amerika menggunakan GPT-4 seminggu sekali selama setahun, ma penggunaan daya listrik bisa mencapai 121.517 MWh.
Jumlah itu sama dengan jumlah daya listrik yang dikonsumsi oleh setiap rumah tangga yang ada di Washington DC, yang berpenduduk 671.803 orang.
Di luar variasinya yang mungkin berbeda di tiap lokasi, tak bisa ditampik bahwa konsumsi daya listrik dan air dibalik canggihnya AI Generatif, bisa menjadi beban tersendiri bagi lingkungan.
Namun di luar biaya yang harus mereka keluarkan untuk itu, Sam Altman justru menganggap "kerugian" biaya yang mungkin mereka alami, sebagai investasi berharga.
Sebab meskipun respons seperti ucapan "tolong" dan "terima kasih" mungkin tampak tidak penting, respons tersebut nilainya telah membuat penggunaan AI sedikit lebih manusiawi.