c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

KULTURA

15 Juli 2023

10:18 WIB

Soal Gaji Hingga Ancaman AI, Aktor Hollywood Mogok Massal

160 ribu aktor yang tergabung dalam SAG-AFTRA melakukan aksi mogok massal lantaran permasalahan gaji dan ancaman AI di industri perfiman.

Penulis: Andesta Herli Wijaya

Editor: Satrio Wicaksono

Soal Gaji Hingga Ancaman AI, Aktor Hollywood Mogok Massal
Soal Gaji Hingga Ancaman AI, Aktor Hollywood Mogok Massal
Hollywood. Pixabay/12019

JAKARTA - Sebanyak 160 ribu aktor yang tergabung dalam Screen Actors Guild - American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA) sepakat melakukan aksi mogok. Pemogokan ini merespon buntunya dialog dengan pihak studio dan para produser terkait peningkatan kompensasi dan perlindungan hak pekerja di industri.

Aksi mogok ini diputuskan setelah empat minggu tawar-menawar antara SAG-AFTRA dengan pihak Aliansi Produser Film dan Televisi (AMPTP). Entitas ini merupakan payung bagi studio dan streamer besar seperti Amazon, Apple, Disney, NBCUniversal, Netflix, Paramount, Sony, hingga Warner Bros.

Presiden SAG-AFTRA Fran Drescher dalam keterangan resminya mengatakan bahwa dari pertemuan dengan pihak studio dan streamer, AMPTP dinilai tidak mau menawarkan kesepakatan yang adil tentang masalah-masalah penting terkait para aktor dalam industri mutakhir.

Isu-isu utama yang diperjuangkan serikat aktor itu meliputi bayaran para aktor yang dianggap masih belum adil di tengah perkembangan ekosistem streaming dewasa ini. Selain menuntut peningkatan gaji, para aktor juga menuntut perlindungan atas penggunaan kecerdasan artifisial atau AI.

AI menjadi perhatian besar bagi serikat aktor, lantaran proposal dari pihak studio dan streamer yang ingin menghadirkan replika digital aktor menggunakan AI. Dengan replika itu, kelak produksi film dan televisi tak sepenuhnya lagi tergantung pada kehadiran fisik para aktor untuk dihadirkan ke layar. Replika itu, menurut pihak SAG-AFTRA, dimaksudkan untuk bisa dimanfaatkan oleh studio selamanya.

“Kecerdasan buatan menimbulkan ancaman eksistensial terhadap profesi kreatif, dan semua aktor dan artis berhak mendapatkan bahasa kontrak yang melindungi mereka dari eksploitasi identitas dan bakat mereka tanpa persetujuan dan bayaran,” ungkap Fran Drescher, dikutip dari laman resmi SAG-AFTRA, Sabtu (15/7).

Sebagai informasi, SAG-AFTRA mewakili sekitar 160 ribu anggota yang berkiprah sebagai aktor, penari, penyanyi, pemeran pengganti, pengisi suara, serta para profesional media lainnya. Entitas ini merupakan penggabungan dari dua serikat pekerja di Amerika, yaitu SAG dan AFTRA.

Pemogokan SAG-AFTRA dijadwalkan dimulai pada Jumat (14/7) malam waktu Amerika Serikat. Dimulainya pemogokan otomatis akan menghentikan produksi dan kegiatan-kegiatan lainnya yang melibatkan para aktor oleh studio-studio Hollywood.

Dampak pemogokan ini akan segera terlihat dalam pekan-pekan mendatang, di mana produksi Hollywood akan terganggu signifikan. Ditambah lagi, pemogokan para aktor adalah aksi massal lainnya bagi industri Hollywood.

Mei lalu, Writers Guild of America (WGA) lebih dulu menyerukan mogok massal, dan kemudian langsung berdampak pada terhentinya produksi sebagian besar konten televisi yang berbasis naskah.

Dengan begitu, gelombang pemogokan akan berdampak lebih besar lagi bagi industri Hollywood, karena aktor dan penulis, unsur krusial dalam produksi film dan serial televisi, memutuskan absen. Momentum ini menjadi yang pertama kalinya setelah 63 tahun, SAG-AFTRA dan WGA melakukan pemogokan pada waktu yang sama.

Tanda Solidaritas dari Ruang Premier Oppenheimer

Gelombang pemogokan SAG-AFTRA yang bergabung bersama WGA menjadi perhatian luas. Tanda solidaritas paling mencolok muncul dari ruang pemutaran perdana film epik sejarah Oppenheimer di London, pada Kamis (13/7). Sederet bintang di film tersebut, di antaranya Cillian Murphy, Robert Downey Jr, Matt Damon hingga Emily Blunt dikabarkan meninggalkan acara premier untuk mendukung aksi mogok.

Para aktor tersebut sempat hadir di karpet merah sebelum pemutaran berlangsung. Namun mereka meninggalkan lokasi tak lama kemudian, sebagaimana dipastikan sutradara Oppenheimer, Christopher Nolan.

“Daftarnya sangat banyak - Robert Downey Jr, Matt Damon, Emily Blunt, Florence Pugh, Kenneth Branagh, Rami Malek, dan banyak lagi. Anda pernah melihat mereka di sini sebelumnya di karpet merah,” kata Nolan, dilansir dari Sky News, Jumat.

“Sayangnya, mereka pergi untuk menulis tanda dukungan untuk apa yang kami yakini sebagai pemogokan yang akan segera terjadi oleh SAG, bergabung dengan Writers Guild, dalam perjuangan untuk mendapatkan upah yang adil bagi pekerja anggota serikat mereka,” tambah nolan.

Kekecewaan Studio
Sementara itu, keputusan mogok direspons dengan kekecewaan dari studio dan streamer. AMPTP dalam keterangan resmi mereka mengatakan sangat kecewa dengan keputusan serikat pekerja.

AMPTP mengklaim telah melakukan penawaran gaji yang signifikan, serta proposal terkait perlindungan atas teknologi AI, namun ditolak oleh perwakilan SAG.

CEO Disney Bob Iger secara terpisah mengatakan bahwa aksi para aktor dan penulis kali ini tidak realistis. Ia mengaku sangat terganggu oleh pemogokan tersebut. Menurutnya, ada banyak tantangan yang saat ini dihadapi studio, dan pemogokan para aktor dan penulis malah memperburuk situasi industri.

Menurut Bob Iger, studio sejatinya telah mengusahakan yang terbaik dan adil bagi semua pihak. Namun situasi industri yang belum sepenuhnya pulih dari pandemi, membuat tidak semua tuntutan bisa dipenuhi oleh studio.

“Ini sangat mengganggu saya. Kami telah berbicara tentang kekuatan yang mengganggu pada bisnis ini dan semua tantangan yang kami hadapi, pemulihan dari covid yang sedang berlangsung, belum sepenuhnya kembali. Ini adalah waktu terburuk di dunia untuk menambah gangguan itu,” kata Iger, dilansir dari Variety.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar