23 Februari 2024
17:11 WIB
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Rendi Widodo
JAKARTA - Serial live-action Avatar: The Last Airbender resmi tayang di Netflix. Serial ini dikembangkan langsung dari versi animasi Nickelodeon yang menyuguhkan dunia unik Avatar dalam versi realistis, tentunya dengan plot cerita yang kuat.
Avatar: The Last Airbender mengajak penonton mengikuti perjalanan Aang, seorang Avatar muda dari suku Pengendali Udara. Menjadi kanak-kanak yang kebetulan titisan Avatar membuat hari-hari Aang jauh dari pengalaman layaknya anak-anak pada umumnya. Alih-alih bermain, ia memikul beban menyelamatkan dunia dari kehancuran.
Aang harus berjuang keras menguasai empat elemen kekuatan, yaitu udara, air, api dan bumi. Dengan penguasaan keempat elemen itulah ia bisa mengembalikan keseimbangan dunia yang sudah porak-poranda akibat invasi Negara Api.
Avatar adalah salah satu serial animasi yang memiliki jalan cerita yang apik. Kisah ini tentang politik penaklukan, dan perjuangan seorang pahlawan muda yang memiliki roh Avatar, penguasa empat elemen yang di masa lalu adalah penjaga kedamaian dunia.
Aang diperkenalkan secara dramatis keluar dari bongkahan es tempat ia tertidur panjang, sementara Suku Udara dimusnahkan oleh Negara Api. Dari situ, perjalanannya dimulai, mempelajari setiap elemen kekuatan, sembari menghadapi pertempuran-pertempuran yang tak terhindarkan.
Perjalanan Aang menjadi semakin hidup berkat kehadiran dua teman perjalanannya, Soka dan Katara, dua pemuda dari suku Pengendali Air.
Dunia Legenda Asia
Avatar terinspirasi dari berbagai cerita rakyat, budaya dan legenda Asia. Karena itu, karakter-karakter yang dihadirkan dalam cerita pun adalah karakter-karakter dengan latar belakang budaya Asia, dalam gambaran topik seputar perang, trauma penjajahan yang menggugah penontonnya.
Serial versi live-action ini disebutkan mengikuti animasi asli, namun memiliki pengembangan dalam berbagai sisi mulai dari sisi durasi, serta narasi dan detail-detail cerita.
Penulis sekaligus produser Avatar: The Last Airbender, Albert Kim mengatakan, dunia cerita Avatar mengusung pesan-pesan universal tentang perdamaian dan harapan. Meski dengan latar dunia klasik Asia, namun kisah itu mampu menyampaikan pesan penting untuk seluruh dunia.
“Tema-tema utama dalam serial ini adalah tidak menghiraukan perbedaan, mengatasi rasa pesimisme dan putus asa, serta berusaha menemukan harapan. Saya rasa tema-tema ini bersifat universal dan sesuai dengan zaman kita,” ungkap Albert Kim dalam catatan produksi yang diterima Validnews, Jumat (23/2).
Selain tema yang kuat, Avatar: The Last Airbender juga menyuguhkan karakter-karakter dengan kepribadian yang kuat. Mulai dari Aang, seorang anak yang menyerahkan hidupnya untuk kedamaian dunia, kemudian sahabat perjalanannya, Sokka, pemuda yang jenaka dan sedikit lemah, namun memiliki tekad yang kuat.
Visual Realistis dari Dunia Animasi
Bagi penggemar Avatar, menonton serial live-action Avatar: The Last Airbender akan menjadi pengalaman baru yang unik. Dunia Avatar versi animasi yang penuh dengan visual dan efek-efek menawan, kini tersaji dalam versi realistis.
Penonton akan melihat air yang seolah menari, seni pengendalian api dari suku Api, atau melihat bagaimana elemen udara melesat saat dikendarai oleh Aang. Seni pengendalian struktur tanah hingga kemajuan arsitektur suku Pengendali Bumi pun adalah sesuatu yang menarik untuk disaksikan.
Lanskap kemegahan masing-masing negara, menjadi unsur yang memanjakan mata. Tak ketinggalan pula binatang-binatang hibrida, terutama bison terbang yang dikendarai Aang yang digambarkan lebih nyata dan hidup dalam serial live-action.
Jabbar Raisani, produser sekaligus salah satu sutradara Avatar: The Last Airbender, menjelaskan bagaimana timnya membangun visualisasi Avatar tersebut. Proyek live-action ini memadukan elemen nyata yang kompleks dengan teknologi VFX yang juga rumit.
“Banyak tekstur dan detail dibuat untuk membuat air terasa seperti apa yang Anda pikirkan saat dibelokkan” tutur Jabbar Raisani tentang proses produksi.
“Kami bermain-main dengan gagasan misalnya saat pengendali Bumi mengeluarkan batu-batu besar dari bumi, mereka sebenarnya sedang memadatkan unsur-unsur yang sudah ada di sana. Kami benar benar mencoba untuk menyatakan detail ekstra untuk memahami realitas serial live-action kami,” imbuhnya.
Dengan demikian, versi live-action Avatar: The Last Airbender menjanjikan pengalaman seru bagi penonton. Mengingat rumitnya desain visual versi animasi aslinya, maka menyimak dunia itu dalam versi nyata tentu sesuatu menarik.
Avatar: The Last Airbender diperankan oleh Gordon Cormier, Kiawentiio, Ian Ousley, Dallas Liu, Ken Leung, with Paul Sun-Hyung Lee serta Daniel Dae Kim. Serial live-action ini ditayangkan dalam delapan episode yang masing-masing berdurasi 1 jam.