c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

KULTURA

10 Juli 2024

19:01 WIB

Shintaro Tsuji Dan Popularitas Hello Kitty

Hello Kitty merupakan salah satu karakter asal Jepang yang berhasil menjadi ikon budaya populer dunia. Sosok yang disuka anak-anak dan remaja perempuan. Dia sukses melintasi zaman

Penulis: Annisa Nur Jannah

Editor: Satrio Wicaksono

<p id="isPasted">Shintaro Tsuji Dan Popularitas Hello Kitty</p>
<p id="isPasted">Shintaro Tsuji Dan Popularitas Hello Kitty</p>

Shintaro Tsuji. Dok/Wiki/Edited: ValidNewsID

JAKARTA - Hello Kitty, sepertinya hanya sedikit orang yang tak mengenal karakter ini di dunia. Ya, Hallo Kitty menjadi salah satu karakter kartun yang paling ikonik dari Jepang.

Parasnya yang menyerupai kucing yang lucu dan mengemaskan, dengan wajah bulat berwarna putih, lengkap dengan pita merah di kepala, menjadikannya tak punya banyak halangan untuk digemari banyak orang di dunia.

Hello Kitty juga menggambarkan karakter dengan nilai-nilai kelembutan, kesopanan dan kebaikan. Maka tak salah jika keberadaannya menjadi ikon budaya populer yang kemudian muncul di berbagai medium produk dunia nyata.

Kepopulerannya, ditunjukkan dengan hadirnya kisah Hello Kitty di berbagai tayangan video, televisi atau film yang ramai pada medio 80-an hingga akhir 2000-an. Tayang tersebut, bahkan seolah menjelma menjadi tontonan wajib buat anak-anak di banyak negara.

Tengok saja, serial dengan judul "Hello Kitty's Furry Tale Theater". Berkisah tentang karakter Hello Kitty dan teman-temannya yang bertransformasi menjadi tokoh dongeng, seperti Cinderella dan Jack serta Kacang Ajaib. Gaya ala Hello Kitty amat mengemaskan.

Tidak hanya itu, judul lain juga tak kalah seru, "Hello Kitty and Friends". Membawa anak-anak berfantasi masuk ke dalam kehidupan Hello Kitty di Jepang. Setiap episode penuh dengan cerita persahabatan dan keceriaan dalam menyelesaikan masalah.

Dan pada awal tahun 2000-an, muncul pula serial "Hello Kitty's Paradise", mengajarkan pelajaran hidup sederhana kepada anak-anak pra-sekolah kala itu. Serial ini juga diiringi lagu ikonik mereka "K-I-T-T-Y! K-I-T-T-Y! Everybody say Hello Kitty!".

Harus diakui, pamor Hello Kitty tak pernah surut sampai hari ini. Tak terbatas pada tayangan animasi, tetapi punya daya tarik yang melekat bagi anak perempuan dan mereka yang kini sudah beranjak dewasa.

Namun di balik itu semua, ada kisah bagaimana karakter Hello Kitty akhirnya muncul.

Shintaro Tsuji Kecil dan Bisnis Baru
Hello Kitty sendiri berada di bawah naungan perusahaan Sanrio yang didirikan dan dipimpin oleh Shintaro Tsuji. Pria yang dikenal dengan nama Tsuji itu lahir pada 7 Desember 1927, sebagai anak dari keluarga kaya raya dengan bisnis restoran dan penginapan di Prefektur Yamanashi, Jepang.

Sebagai anak pengusaha besar, Tsuji kecil tentunya menikmati masa-masa itu dengan penuh dengan canda tawa. Namun, keceriaannya sirna saat Tsuji berusia 13 tahun, sang ibu meninggal akibat leukemia.

Kematian ibunya membuat Tsuji merasa kehilangan sosok yang selalu menemaninya. Situasi jadi berubah 180 derajat, saat dia harus tinggal dan dirawat oleh bibinya yang kasar.

Kondisi itu tidak hanya menambah beban emosional bagi Tsuji, tetapi juga menciptakan lingkungan yang kurang mendukung untuk masa pertumbuhan dan kehidupan sosialnya. Hari-harinya dijalani tanpa kebahagiaan. Hal-hal tersebut menjadikannya sosok yang dikenal pemurung dan kurang bergaul.

Singkat cerita, pada masa remajanya, Tsuji mengenyam pendidikan tinggi di Universitas Gunma Aramaki, Jepang. Dia mengambil jurusan kimia sebagai program studi.

Namun setelah lulus, Tsuji tak lantas bekerja di jalur selaras dengan pendidikannya. Dia malah memilih menjadi birokrat di Prefektur Yamanashi selama 11 tahun. Hingga akhirnya jengah, dan memutuskan untuk berhenti.

Buah jatuh tak jauh dari pohonnya. Pepatah itu mungkin berlaku buat sosok Tsuji. Berbekal tabungan yang dia kumpulkan selama bekerja lebih dari satu dekade, dia memantapkan diri untuk membangun sebuah usaha baru. Mengikuti jejak masa lalu keluarga besar sebagai seorang pebisnis.

Pada 1960, Tsuji membuat gebrakan baru. Dia mengambil langkah besar mendirikan Yamanashi Silk Center Co Ltd, sebuah bisnis yang bermain di produk hadiah ulang tahun.

Ada latar belakang kuat yang disebut-sebut mengapa dia mendirikan usaha tersebut. Semasa kecilnya, Tsuji jarang menerima hadiah. Juga pada masa itu, memberikan hadiah bukanlah sesuatu yang lazim dilakukan dalam masyarakat Jepang.

"Hadiah kecil, senyum lebar," ungkap Tsuji soal moto perusahaannya dalam sebuah wawancara dengan CNN World.

Motto tersebut mengartikan, memberikan hadiah yang sederhana punya makna yang mendalam. Seseorang dengan hadiahnya, dapat membawa kebahagiaan yang besar bagi penerima hadiah tersebut.

"Ketika orang melakukan sesuatu, Anda dapat mengucapkan terima kasih dan mengirim hadiah kecil. Penting untuk menunjukkan apresiasi kepada mereka, karena dengan cara ini Anda dapat membangun hubungan yang baik," ucapnya.

Selama hampir 14 tahun beroperasi, Tsuji mengubah nama perusahaannya menjadi Sanrio. Di sinilah cikal bakal lahirnya Hello Kitty.

Lahirnya Karakter Hello Kitty
Pada awal medio 1974, Hello Kitty muncul sebagai karakter dengan nama lengkap Kitty White yang digambarkan sebagai anak kucing putih dari jenis Japanese Bobtail. Sebelum Kitty White hadir, Tsuji sendiri merasa tertarik untuk menggali popularitas hewan-hewan favorit di seluruh dunia, untuk dikembangkan menjadi ikon unik yang dikaitkan dengan bisnis hadiah ulang tahun.

Dia mulai mencoba mencari tahu hewan yang paling disukai oleh masyarakat dunia. Dari hasil survei yang dilakukannya, anjing menduduki peringkat pertama sebagai hewan paling disukai, diikuti oleh kucing, dan beruang.

"Snoopy sudah ada sebagai karakter anjing, itu sebabnya kami memilih karakter paling populer kedua. Kami meminta para seniman untuk merancang karakter berdasarkan kucing putih," jelas Tsuji.

Dia pun merekrut sekitar 20 desainer, salah satunya Shimizu Ikuko yang menciptakan karakter kucing putih. Kucing putih ini dikenal dengan tampilan sederhana mengenakan jumpsuit biru, blus kuning, dan pita merah kecil di kepalanya.

Singkat kata, tak lama dari kelahirannya, penjualan barang-barang dengan ikon kucing putih dimulai pada Maret 1975. Barang pertama yang dipasarkan berupa dompet kecil yang disebut Puchi Purse, dengan harga 240 yen atau saat ini sekitar Rp24 ribu.

Kala itu, belum ada nama untuk karakter tersebut. Hanya di dompet Puchi Purse yang merupakan produk pertamanya, tertulis kata 'Hello!'

Awalnya, orang Jepang mengenal karakter Kitty White sebagai kucing putih. Nama "Kitty" kemudian diberikan oleh perusahaan, diambil dari kucing berbulu putih yang muncul dalam cerita Alice di Negeri Kaca (Through the Looking-Glass) karya Lewis Carroll.

Salah satu detail paling menarik tentang desain Hello Kitty adalah karakter yang tidak memiliki mulut. Menurut Sanrio, hal ini merupakan pilihan desain yang disengaja oleh Tsuji. Tsuji menggambarkan sosok tersebut menjadi maskot yang "berbicara dengan hati" dan tidak terikat dengan bahasa tertentu.

Tak heran, sosok ini pun cepat diterima banyak kalangan. Meski sempat mengalami penurunan popularitas pada 1980-an, nyatanya, kecintaan masyarakat dunia terhadap Hello Kitty tetap kuat dan bertahan.

Hello Kitty Mendunia
Sanrio terus bertransformasi dengan mengembangkan karakter Hello Kitty menjadi lebih hidup, termasuk dalam produksi film-film animasi. Tentunya, karakter kucing putih nan lucu pun menjadi bagian tak terpisahkan dari hiburan yang ditawarkan kepada para Kitty-ra alias penggemar Hello Kitty.

Film pertama Hello Kitty kemudian diluncurkan pada 1981 dengan judul "Kitty and Mimi's New Umbrella", yang merupakan film boneka dari seri awal Hello Kitty.

Dalam cerita, Kitty (Hello Kitty) dan sahabatnya Mimi mengalami petualangan saat mencoba menggunakan payung baru. Singkatnya, mereka menghadapi berbagai rintangan dan belajar banyak hal tentang persahabatan serta arti petualangan dalam prosesnya.

Melihat antusiasme yang besar, tujuh tahun kemudian, tepatnya pada 1987, Sanrio meluncurkan film animasi Hello Kitty yang pertama berjudul "Hello Kitty's Furry Tale Theater". Serial ini terdiri dari 24 episode dan ditayangkan oleh stasiun televisi ternama di Amerika, CBS.

Serial ini menghadirkan Hello Kitty dan teman-temannya dalam kisah-kisah dongeng terkenal, dipersembahkan dengan gaya unik dan humor yang disukai para penonton muda. Tak sampai di situ, kesuksesan Hello Kitty membuat Sanrio mendapatkan banyak tawaran bisnis dari berbagai pihak.

Salah satu adalah EVA Air, sebuah perusahaan penerbangan dari Taiwan yang melukis pesawat Airbus A330-200 dengan tema Hello Kitty. Pesawat yang disebut Hello Kitty Jet ini dilengkapi dengan livery Hello Kitty dan berbagai karakter Sanrio lainnya.

Hello Kitty Jet mulai mengoperasikan rute Fukuoka-Taipei pada 22 Oktober 2005, sementara rute Narita-Taipei dengan Hello Kitty Jet dimulai pada 10 November 2005.

Shintaro Tsuji Pensiun
Selama enam dekade memimpin perusahaan yang membawa nama besar dan menghasilkan miliaran dolar, Tsuji kemudian menyerahkan kendali Sanrio di usia ke 92 tahun kepada cucunya, Tomokuni Tsuji, pada 1 Juli 2020.

Menurut laman BBC, Tsuji memutuskan untuk mewariskan Sanrio kepada cucunya karena perusahaan mengalami dampak signifikan akibat pandemi virus corona. Kala itu, laba bersih tahunan Sanrio mengalami penurunan sebesar 95% pada tahun fiskal 2019/2020.

Selain itu, penjualan juga mengalami penurunan sebesar 6,5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dampak ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi Sanrio dalam menghadapi perubahan pasar dan kondisi ekonomi global yang tidak pasti.

Dengan mewariskan Sanrio kepada sang cucu, Tsuji berharap ada gebrakan baru yang akan menjaga kesuksesan dan inovasi perusahaan di masa depan. Sementara itu, di usia yang tak lagi muda, Tsuji pun sebenarnya telah menikmati hasil kerja kerasnya. Dia berhasil melihat Hello Kitty sukses dikenal di seluruh dunia dan melekat di hati banyak orang.

Namun, ada satu hal yang menarik dan menjadi kunci kesuksesan Shintaro Tsuji dan Sanrio adalah, sengaja menciptakan karakter Hello Kitty yang ditargetkan untuk menarik perhatian anak remaja. Namun, dia meyakini, karakter ini akan tetap relevan dan dicintai oleh berbagai kalangan usia, bahkan untuk generasi yang akan datang.

Visi Tsuji ini terbukti. Hello Kitty hingga kini masih dikena menjadi tokoh animasi menggemaskan yang dikenal secara global dan dicintai oleh banyak orang dari generasi ke generasi dan berbagai latar belakang.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar