14 Desember 2024
10:53 WIB
Setelah Singapura, Bali Dan Yogyakarta, Cine-concert Samsara Tampil Di Jakarta
Cine-concert Samsara tampil tiga hari di Jakarta, setelah sebelumnya perdana di Singapura, kemudian Bali dan Yogyakarta. Setelahnya Samsara akan tampil di beberapa negara.
Penulis: Andesta Herli Wijaya
Editor: Satrio Wicaksono
Cuplikan pertunjukan cine-concert "Samsara" di Jakarta pada hari Jumat, 13 Desember 2024. (ANTARA/HO)
JAKARTA - Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Garin Nugroho menampilkan pertunjukan cine-concert (gabungan pertunjukan film dan musik) bertajuk Samsara di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat pada tanggal 13 - 15 Desember 2024.
Cine-concert Samsara merupakan gabungan antara film bisu hitam-putih karya Garin Nugroho yang dibintangi oleh Ario Bayu dan Juliet Widyasari Burnett, dengan iringan musik gamelan Bali dan musik elektronik. Sebelumnya, cine-concert Samsara telah digelar di Singapura, Bali, dan Yogyakarta hingga akhirnya di Jakarta mulai Jumat (13/12).
"Setelah sukses tampil di Esplanade, Singapura, Program Indonesia Bertutur di Bali, dan pembukaan Jogja-NETPAC Asian Film Festival di Yogyakarta, cine-concert Samsara kini menyapa penontonnya di Jakarta," kata Gita Fara selaku produser cine-concert Samsara.
Dipilihnya Jakarta setelah Bali dan Yogyakarta, selain menjadi salah satu pusat kesenian di Indonesia, permintaan untuk menghadirkan cine-concert Samsara (di Jakarta) sangat besar.
Film Samsara mengambil latar tempat di Bali pada tahun 30-an. Film tersebut mengisahkan tentang seorang pria dari keluarga miskin (Ario Bayu) yang ditolak lamarannya oleh orang tua kaya dari perempuan yang dicintainya (Juliet Widyasari Burnett).
Oleh sebab itu, pria tersebut melakukan perjanjian gaib dengan Raja Monyet dan melakukan ritual gelap untuk mendapatkan kekayaan. Namun, dalam prosesnya, ritual tersebut justru mengutuk istri dan anaknya hingga menderita.
Menariknya, Samsara tidak hanya menampilkan film bisu hitam-putih yang tidak biasa. Lebih dari itu, karya tersebut juga menampilkan banyak elemen pertunjukan tradisional Bali, seperti orkestra gamelan, tari tradisional, topeng, dan wayang yang dipadukan dengan musik elektronik digital serta tari dan topeng kontemporer.
Baik dalam film maupun pertunjukan cine-concert kali ini, Garin menggandeng Wayan Sudirana serta grup musik Gabber Modus Operandi (Kasimyn dan Ikhsan Syahrul Alim) sebagai penata musik di dalamnya.
Wayan Sudirana adalah seorang komposer musik dan etnomusikologi yang mempelajari musik kuno Bali dan musik tradisi lainnya, sementara Gabber Modus Operandi pernah berkolaborasi dengan Bjork untuk album Fossora (2022).
Produksi Samsara juga turut menampilkan seniman dan penari ternama Indonesia dan Bali, di antaranya Gus Bang Sada, Siko Setyanto, Maestro tari I Ketut Arini, Cok Sawitri, Aryani Willems, koreografer Ida Ayu Wayan Arya Satyani, dan penari-penari dari Komunitas Bumi Bajra, Bali.
"Saya berharap orang-orang bisa menyambut pertunjukan Cine-Concert Samsara di Jakarta dengan penuh semangat, dan saat menonton mereka membawa sebuah pengalaman baru yang tidak pernah dirasakan sebelumnya,” kata Ario Bayu selaku produser eksekutif dan pemain Samsara.
Setelah dipentaskan di Jakarta, pertunjukan ini akan ditampilkan di beberapa negara pada tahun 2025, salah satunya di Perth, Australia.