06 Februari 2024
15:58 WIB
Penulis: Annisa Nur Jannah
Editor: Satrio Wicaksono
JAKARTA - Kue keranjang menjadi hidangan tradisional yang sangat populer selama perayaan Imlek. Dalam bahasa Mandarin dikenal dengan nama nian gao atau kue tahun baru.
Namun dalam hal penyebutannya, kue keranjang sering kali disebut sebagai dodol oleh sebagian orang Indonesia. Meski mirip, namun keduanya memiliki perbedaan yang mencolok dalam bahan dan cara pembuatannya.
Bahan utama pembuatan kue keranjang umumnya melibatkan ketan dan air daun pandan, kemudian dicampur dengan garam, air, dan beberapa resep lain termasuk santan di dalamnya. Prosesnya melibatkan pengukusan hingga menghasilkan tekstur yang kenyal.
Proses pembuatan kue keranjang biasanya memakan waktu 8-10 jam. Ini termasuk waktu perendaman ketan, proses pengukusan, dan pendinginan hingga kue keranjang siap disajikan. Namun, lamanya waktu bisa bervariasi tergantung pada resep dan teknik yang digunakan.
Sementara itu, dodol dibuat dengan menggunakan gula kelapa, tepung ketan, santan, dan bahan-bahan lainnya yang dicampur dan dimasak hingga mengental. Bentuknya pun bervariasi, ada yang dibuat bulat dan mirip dengan kue keranjang.
Proses pembuatan dodol juga memakan waktu yang cukup lama, bahkan ada yang sampai setengah hari. Itu semua tergantung pada jumlah dan jenis bahan yang digunakan, serta teknik pembuatan dodol yang diterapkan.
Meskipun bentuknya serupa, dodol biasanya memiliki tekstur yang lebih lembut dan lengket jika dibandingkan dengan kue keranjang yang umumnya bertekstur kenyal.
Punya Makna Berbeda
Perbedaan lainnya terletak pada makna simbolis pada kedua makanan tersebut. Dilansir dari laman Hakkasan, kue keranjang melambangkan kemakmuran. Istilah nian gao sendiri bisa diibaratkan semakin tinggi dari tahun ke tahun.
Jika dispesifikasikan, penyebutan kata nian yang berarti lengket, mirip suaranya dengan kata untuk tahun. Sedangkan gao berarti kue, bunyinya hampir sama dengan tinggi. Artinya jika dihubungkan, tumbuh dan berkembang secara bertahap di setiap tahun yang akan datang, sesuai dengan harapan akan kemajuan dan keberuntungan.
Itulah mengapa kue keranjang ini selalu disajikan saat perayaan Tahun Baru Imlek.
Sementara itu, dodol merupakan salah satu jenis kue tradisional yang sering menjadi bagian tak terpisahkan dari prosesi hantaran lamaran. Proses pembuatannya mengandung filosofi dari tantangan kehidupan rumah tangga yang tidak selalu mudah, namun tak boleh putus asa.
Pembuatan dodol secara gotong royong juga memiliki arti pentingnya kerja sama dalam sebuah rumah tangga. Teksturnya yang lengket memiliki makna filosofis, mengingatkan bahwa komitmen dalam lamaran diharapkan bertahan hingga pernikahan dan lebih jauh lagi.
Itulah perbedaan antara kue keranjang dan dodol, dua hidangan tradisional yang berbeda dari segi bahan, proses pembuatan, dan makna filosofis yang terkandung di dalamnya.